Kalimat Kian masih terngiang hingga malam itu oleh Febby, apa yang berurubah dari Rizal memang? Mungkin saja Rizal memang ingin berubah di tahun ajaran baru ini, ingin lebih aktif dari sebelumnya.
Apa salahnyakan dia berubah?
Lagian mana mungkin Febby yang menjadi alasan Rizal berubah, toh mereka juga baru kenal saat Febby memasukin kelas yang sama dengan Rizal. Sungguh tak logis, begitulah pikir Febby.
Triiing.. Triiing..
Suara ponsel membuat Febby tersadar dari lamunannya.
KarizalAksra: p
KarizalAksra: pHelaan nafas malas di keluarkan Febby, "panjang umur banget ni kari lontong." Ucap Febby. Dengan sedikit niat Febby membuka roomchatnya dengan Rizal.
FebbyGloraria: knp?
Tak butuh waktu lama, Rizal kembali membalas pesannya.
KarizalAksra: gpp. Blm tidur?
FebbyGloraria: ya lo ngotak aja kali, gue bisa bls cht lo artinya gue belum tidur
KarizalAksra: ya biasa aja kali, lagian basa basi doang juga
KarizalAksra: telpon yu?Mata Febby membulat ketika membaca pesan terakhir dari Rizal.
Apa maksud?
Belum sempat Febby membalas pesan itu, Rizal sudah menghubunginya lewat telpon. Mau tak mau Febby mengangkatnya, walau dengan setengah hati.
'Ekhem ekhem.. haloo'
"Iya kenapa?"
'Nggapapa, kan udah bilang mau telpon doang, gak bisa tidur soalnya gue.'
Febby mengangguk menanggapi sebuah kalimat yang menjadi alasan Rizal, mungkin?
'Gapapakan?'
"Iya"
'Dari suaranya gue bisa dengar lo lagi bete gitu. Iya gak?'
"Dih apaan sih lo sok tahu banget huuu."
'Hahah, gak usah ngelak gitu aelah.'
"Gak usah sok tahu deh Zal, gue gapapa lagian."
'Yaudah iya, lagian kalau bohong juga dosanya lo yang tanggung bukan gue haha'
"Ssstt ah berisik, gue matiin nih telponnya."
'Iya iya maaf, ngapa sih lagian. Cerita coba sini sama gue.'
"Ih gue bilang gapapa ya gapapa."
'Yaudah kalau belum mau cerita, kalau ada yang mau ceritain gue siap kok jadi tempat lo bercerita'
"Tapi maaf, gue gak semudah itu percaya sama orang yang baru gue kenal buat ceritain masalah gue. Karena itu masalah pribadi gue, dan mungkin orang baru cuma penasaran dan pengen dengar aja."
Tawa kecil dan helaan nafas terdengar dari ujung telpon sebelum kalimat yang Rizal ucapkan. 'Lo persis kaya teman gue dulu deh Fe.'
Keterkejutan jelas tergambar di wajah Febby, entahlah rasanya Febby semakin yakin jika Rizal adalah seseorang yang pernah hadir di masa lalunya.
Dan kini, satu hal lagi yang perlu Febby lakukan selain memecahkan masalahnya dengan Farel.
Yaitu,
Mencari tahu siapa Rizal.
"Teman lo? Siapa?" Tanya Febby penasaran.
'Sorry, gue gak mudah buat cerita sama orang baru tentang masalah pribadi gue'
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cold Brother✔
Teen Fiction[COMPLETED] (HARAP FOLLOW TERLEBIH DAHULU SEBELUM MEMBACA) Memang ya, jika hati sudah sayang rasa benci tidak akan semudah itu untuk merubah rasa sayangnya. Kesalahpahaman yang terjadi dimasa lalu membuat kakak beradik ini menjadi renggang. Kehangat...