Selepas pulang dari taman Febby langsung membersihkan tubuhnya yang terasa lengket dan Febby langsung menonton drama korea yang belum dia tamati. "Lima episode lagi keburu gak ya hari ini?" Febby melihat jam dinding yang menggantung dikamarnya. Jam menunjukan pukul satu lebih empat puluh menit. "Oke bisalah." Ucap Febby.
Febby mengambil laptop dimeja belajarnya, Febby mencari posisi ternyaman dikasurnya. Setelah itu Febby langsung memulai filmnya.
Kurang lebih lima jam berlalu, Febby menyelesaikan filmnya, benar-benar maraton. "Gila sumpah, gak nyangka banget pelakunya si Seong Mo, kasihan Lee An." Ucap Febby saat filmnya selesai. Febby mematikan laptopnya dan kembali menyimpannya dimeja belajar, dilihatnya jam menunjukan pukul tujuh kurang lima belas menit malam. "Segitu lamanya gue nonton" ucap Febby terkekeh.
Karena sudah waktunya makan malam, Febby akhirnya keluar dari kamarnya. Febby menemui Citra didapur yang tengah menyiapkan makan malamnya. "Aku bantuin ya Ma," ucap Febby. "Mama kira kamu tidur, habis ngapain betah banget kayanya dikamar?" Tanya Citra yang masih mengoseng-oseng masakan diwajan. "Heheh nonton drakor" balas Febby sambil membantu mengeluarkan piring dari tempatnya.
Citra tersenyum, "jadi penggila Korea nihh. Dasar anak muda." Ucap Citra, dan dibalas senyuman oleh Febby. "Panggilin Farel sana! Kita makan." Titah Citra sambil menyimpan lauk di meja makan. Febby langsung berjalan menuju kamar Farel yang letaknya bersebelahan dengan kamarnya.
"Rel?" Febby mengetok pintu kamar Farel. Tak lama sang mpunya kamar keluar dengan wajah datarnya. "Ayok makan." Ucap Febby takut-takut. Hanya anggukan yang Farel balas dan Farel kembali menutup pintu kamarnya.
Febby menghela nafas sesak, dia kembali kebawah menemui Citra dan Andra yang sudah siap dimeja makan. Febby menarik kursi didepan Citra. "Kamu mau makan sama apa?" Tanya Citra yang sudah siap mengambil nasi untuk Febby. "Biar Fe aja yang ngambil." Febby mengambil alih piring dari tangan Citra.
"Mama lauknya mau apa?" Tanya Febby sambil mengambil nasi. "Apa aja deh." Jawab Citra. Febby mengambil dua sendok makan sayur capcay dan ayam goreng kalasan. Setelah itu Febby memberikan kepada Citra.
Saat Febby mengambil nasi Farel duduk dikursi samping Febby yang memang itu tempat Farel biasanya. "Lo mau makan sama apa?" Tanya Febby. "Farel pasti cuma mau sama ayam goreng doang Fe, iya kan Rel?" Ucap Andra yang sudah siap menyuapkan nasi dan lauknya kedalam mulutnya.
Febby tersenyum menatap Farel, "lo masih gak suka sayur? Padahal sayur enak lho." Febby memberikan piring yang sudah lengkap dengan nasi dan lauknya pada Farel, dan Farel menerimanya.
Selama makan malam hanya ada suara sendok dan garpu yang beradu dengan piring. Semuanya terlihat fokus dengan makanannya. "Fe?" Panggil Andra, Febby yang merasa dirinya dipanggil mengangkat kepalanya dan menatap Andra. "Kenapa Pa?" Sahut Febby.
Andra berdeham menetralkan tenggorokannya, "kamu sudah punya rencana mau pindah sekolah kemana?" Tanya Andra. Febby tersenyum sendu, sejujurnya Febby bingung memilih sekolah kemana. Sudah banyak brosur yang dia baca dan semuanya tidak diminati oleh Febby. "Febby mau bareng sama Farel aja Pa" putus Febby akhirnya.
Farel yang mendengar keputusan Febby menghela nafas. "Yakin mau bareng sama Farel? Kenapa gak disekolah yang lain yang fasilitasnya cukup bagus?" Tanya Citra. "Biar aku bisa bareng sama Riri sama yang lain juga." Jawab Febby.
"Yasudah lebih baik seperti itu, lagian nantikan kalian bisa bareng pergi dan pulang sekolahnya." Ujar Citra yang diangguki Andra.
Setelah selesai makan malam Febby membantu Citra membereskan meja makan dan wadah-wadah sisa makan tadi. Selepas itu Febby kembali ke kamarnya.
Febby berjalan menuju balkon kamarnya. Dipandangnya langit malam itu, sangat indah dengan taburan bintang dan terangnya cahaya bulan purnama. Febby tersenyum mengingat kenangan dulu bersama Farel.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cold Brother✔
Teen Fiction[COMPLETED] (HARAP FOLLOW TERLEBIH DAHULU SEBELUM MEMBACA) Memang ya, jika hati sudah sayang rasa benci tidak akan semudah itu untuk merubah rasa sayangnya. Kesalahpahaman yang terjadi dimasa lalu membuat kakak beradik ini menjadi renggang. Kehangat...