Farel terbangun dari tidurnya karena mimpi itu. Farel menutup wajahnya dengan kedua tangannya kemudian menjambak rambutnya frusrasi.
"Kenapa mimpi itu datang lagi?"
Farel beranjak dari tempat tidurnya lalu melangkahkan kakinya ke kamar mandi. Farel membasuh mukanya kemudian memandang pantulan dirinya didepan cermin. "Kalau dia benci gue, ngapain dia balik lagi?" Ucap Farel.
Sekali lagi Farel membasuh mukanya kemudian dia kembali ke kamarnya. Jam menunjukan pukul setengah dua dini hari. Farel memutuskan keluar kamarnya untuk mengambil minum didapur.
Farel menyicikan air ke dalam gelas dari teko yang ada di meja makan. Farel meneguk sekaligus air itu hingga tak tersisa setetes pun dalam gelas itu.
Suara langkah kaki memecahkan lamunan Farel. Farel menoleh kearah sumber suara, ada Febby yang tengah berjalan kearahnya dengan muka bantalnya.
"Lho, kok lo belum tidur?" Tanya Febby saat sadar ada Farel. "Kebangun" balas Farel dingin. Febby hanya mengangguk karena jiwanya belum terkumpul. Farel memperhatikan gerak-gerik Febby dari mulai Febby turun tangga.
"Kenapa bangun?" Tanya Farel dingin. Febby meraih gelas dari tempatnya, dan menghampiri Farel untuk mengambil teko. "Haus." Jawab Febby dengan mata yang sedikit terbuka.
Rasa kantuk belum sepenuhnya hilang, sesekali Febby menguap lebar. Seperti saat ini, saat Febby akan menyicikan airnya Febby merasakan kantuk yang semakin berat dan Febby menguap lebar hingga teko yang dia pegang tidak pas dengan gelasnya.
Refleks Farel mengambil alih tekonya dan menyicikan air untuk Febby. Febby langsung meneguk segelas air yang telah diisi penuh oleh Farel.
Febby bangkit dari duduknya siap melangkah pergi kembali melanjutkan mimpinya. "Gue duluan. Lo jangan lupa tidur lagi ini masih malam." Ucap Febby sebelum meninggalkan tempat itu. Farel hanya membalasnya dehaman.
"Kalau dia benci, kenapa dia begitu perduli ke gue?" Ucap Farel menatap kepergian Febby. Terlalu banyak tanda tanya didalam benak Farel yang tidak bisa Farel pecahkan sendirian.
Farel mendesah pelan dan menyenderkan punggungnya pada kursi. Sungguh Farel tidak mengerti dengan semua tanda tanya ini.
-
Febby terbangun saat mentari menembus jendela kamarnya menyilaukan matanya. Dilihatnya jam menunjukan pukul setengah delapan pagi. Febby mengubah posisi tidurnya menjadi duduk.
Setelah dirasa jiwanya kembali, Febby menyibakan selimut yang masih membaluti tubuhnya. Febby berjalan ke kamar mandi untuk mencuci muka dan menggosok gigi. "Gila dingin banget." Ucap Febby saat masuk kedalam kamar mandinya.
Febby membuka keran wastafelnya kemudian mencuci tangannya dengan sabun. Setelah itu Febby melakukan kegiatan mencuci muka dan menggosok gigi.
Sepuluh menit kemudian Febby keluar dari kamar mandi dengan wajah yang segar. Febby berjalan menuju meja riasnya, Febby mengambil sisir dan mulai menyisir rambutnya yang sedikit berantakan.
Febby menata rambutnya dengan bentuk cepolan. Setelah selesai Febby membereskan tempat tidurnya yang acak-acakan akibat tidurnya. Selesai membereskan kamarnya, Febby turun untuk sedikitnya mengisi perutnya.
Terlihat Citra sedang menonton televisi yang menyiarkan acara gosip pagi. "Pagi Ma." Sapa Febby duduk disebelah Citra. "Pagi sayang." Balas Citra. Febby melihat kearah televisi yang sedang memperlihatkan seorang selebriti yang sedang di wawancara.
"Pagi-pagi tontonannya udah gosip aja." Ucap Andra sambil membaca koran paginya disebelah Citra. "Kamu juga sama aja Pa." Balas Citra tanpa menoleh kearah Andra. "Apanya yang sama?" Tanya Andra heran. Citra menunjukan koran dengan dagunya. "Ini isinya berita kali Ma, bukan gosip kaya ditv." Ucap Andra. "Ya ini juga sama berita." Ucap Citra tak mau kalah.
Sebelum Andra angkat bicara, Febby lebih dulu meleraikan perdebatan. "Udah sih Ma, Pa, sama-sama berita gak udah ribut gitu. Masih pagi tahu." Ucap Febby. "Papamu nih dasar." Balas Citra. Andra hanya mendesah pasrah dan mengalah disalahkan, jika Andra mengelak pasti Andra juga yang disalahkan. Karena wanita itu selalu benar.
Febby hanya menggeleng kecil melihat kelakuan kedua orang tuanya. "Mama udah sarapan?" Tanya Febby sebelum pergi ke ruang makan. "Udah tadi sama Papa, lagian kamu sama Farel asik tidur." Jawab Citra. Febby mengangguk lalu berlalu meninggalkan ruang tengahnya.
Sampai diruang makan, Febby membuka tudung sajinya. Dilihat ada setengah bakul nasi goreng, sepertinya sisa sarapan Andra dan Citra. Febby melihat Farel berjalan ke arahnya setelah berbincang dengan Citra dan Andra.
Kapan Farel turun? Batin Febby heran.
Febby memberikan Farel sepiring nasi goreng. Farel duduk didepan Febby. Keduanya makan dalam keadaan tenang.
Karena ini masih libur dan tidak ada kegiatan. Febby hanya menghabiskan waktunya dengan menonton drama korea. Memang tidak ada kegiatan selain menonton drama korea dan fansgirling.
Ditengah film, pintu kamar Febby terbuka dan menampilkan tiga manusia pengrusuh. "Hallo dayang-dayangku. Pangeran datang." Ucap Ariel yang masuk kamar Febby terakhir. Riani melemparkan bantal ke wajah Ariel. "Pangeran pala lo." Ucap Riani.
Sama halnya dengan Riani, Putra juga memukul Ariel dengan guling Febby. "Makan tuh Pangeran." Ucap Putra jijik. Febby hanya menggeleng kepala melihat tingkah ketiga manusia itu.
"Lo belum mandi Fe?" Tanya Putra. Febby masih fokus dengan film dilaptopnya. "Beloman" jawab Febby seadanya.
Putra berkeliling kamar Febby melihat barang-barang Febby yang terlihat asing bagi Putra. Riani fokus menonton dengan Febby. Dan Ariel menggangguk fokusnya Riani dan Febby dengan melontarkan banyak pertanyaan.
"Film apaan sih?" Tanya Ariel. "Drakor" jawab Riani dan Febby barengan. "Judulnya?" Tanya Ariel lagi. "Strong woman Do Bong Soon." Jawab Febby.
"Gimana ceritanya?" Tanya Ariel lagi sambil ikut nimbrung pada laptop. Belum sempat dijawab, Ariel kembali melontarkan pertanyaan. "Ini siapanya?"
Geram dengan Ariel, Riani membentak kesal Ariel. "Bisa gak sih lo diam aja kalau mau nonton? Berisik tahu gak!" Kesal Riani. "Ya maaf." Ucap Ariel.
"Eh sejak kapan lo suka korea-koreaan Fe?" Tanya Ariel. Mendengar pertanyaan Ariel, Riani terbawa heran juga. Pasalnya, dulu Febby tak begitu suka dengan korea. "Iya ya, sejak kapan? Perasaan dulu lo gak begitu suka yang kaya begini." Ucap Riani.
Putra kembali menghampiri ketiganya dan menimbrung dalam obrolan itu. "Sejak SMP." Jawab Febby masih setia memandang laptopnya. "Kenapa lo bisa tertarik gitu?" Tanya Putra. Febby mempause filmya lalu menatap ketiga temannnya.
"Ya karena suka aja." Jawab Febby. "Lo tahu yang kaya beginian dari mana?" Tanya Ariel. "Gue cari tahu sendiri, gue buka youtube, google, nyari foto-fotonya, dan dari instagram." Jawab Febby.
"Kenapa tiba-tiba gitu?" Tanya Putra lagi. "Gue berasa lagi di introgasi tahu gak." Ucap Febby, "udah ah gue mau mandi dulu. Sana pergi." Lanjut Febby. Putra dan Ariel menglangkahkan kaki keluar kamar Febby dan Riani kembali menonton.
-
Lama ga muncul ya akuu heheheh. Maap maap ya, lagi ga pengen buka wattpad sih akhir akhir ini.
Tapi sekarang udah lumayan sering buka wattpad kok hheh..
Terus support aku ya biar makin semangat nulis. Vote dan comment kalian berharga buat aku lhoo.
Love u all
Salam dari istri sah chanyeol😚
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cold Brother✔
Teen Fiction[COMPLETED] (HARAP FOLLOW TERLEBIH DAHULU SEBELUM MEMBACA) Memang ya, jika hati sudah sayang rasa benci tidak akan semudah itu untuk merubah rasa sayangnya. Kesalahpahaman yang terjadi dimasa lalu membuat kakak beradik ini menjadi renggang. Kehangat...