1(prolog)

9.3K 327 2
                                    

Sore itu Febby tiba dikota, kota yang sempat Febby tinggalkan selama lima tahun. Rasanya Febby rindu suasana kota ini. Bagaimana kabarnya kota ini? Apakah masih sama? Atau sudah semakin berbeda?

Mama Citra? Papa Andra? Farel? Apa mereka akan menyambut Febby dengan kebahagiaan yang hangat? Rasanya tak sabar ingin segera menemui mereka. Febby rindu menikmati akhir pekan bersama mereka, Febby rindu menonton film bersama mereka. Rindu sekali. Febby rindu semua hal yang selalu dilakuan bersama mereka.

"Neng,udah nyampe kita neng." Ucap supir taksi saat mobil yang dikendarainya memasuki pekarangan sebuah rumah. Rumah yang menurut Febby tidak ada yang berubah dari sebelum Febby meninggalkannya.

Di halaman depan masih tersimpan beberapa tanaman hias yang indah, pohon mangga dan pohon jambu. Cat rumahnya masih sama namun warnanya lebih terang seperti sudah dicat ulang dengan warna yang sama.

Supir taksi membantu menurunkan koper dari bagasi mobil. "Makasih ya Pak." Ucap Febby memberikan uang ongkosnya kemudian menghampiri Citra dan Andra yang sudah menunggunya diambang pintu.

Febby menghambur kepelukan Citra. "Aku kangen banget sama Mama." Ucap Febby sambil mengeratkan pelukan. "Mama juga kangen sama kamu." Citra membalas pelukanku. Febby melepas pelukannya dan beralih kepelukan Andra. "Kamu sehat sayang?" Tanya Andra sambil mengelus lembut puncuk rambut Febby. "Aku baik-baik aja Pa." Jawab Febby sambil melepaskan pelukannya dengan Andra.

Febby celingak celinguk mencari keberadaan sang Kakak yang dia rindukan. "Kamu nyari Farel?" Tanya Citra menatap putrinya yang sedang kebingungan. Febby mengangguk sebagai jawaban kemudian kembali mencari keberadaan Farel. "Farel tadi lagi main sama teman-temannya. Nanti juga pada kesini kok." Citra membelai rambut Febby.

Dalam hati Febby merasa sedih karena dia tidak bisa melihat Farel menyambutnya. Namun Febby mencoba berfikir positif, mungkin Farel sedang menjemput teman-temannya. "Farel main sama Putra, Ariel, sama Riani?" Tanya Febby saat memasuki rumah. "Ya kalau bukan mereka siapa lagi teman Farel?" Balas Andra diikuti kekehan dari Citra, Febby hanya mampu tersenyum.

"Kamu istirahat dulu aja ke kamar, nanti kalau Farel sama yang lain udah datang Mama panggil kamu." Ucap Citra sambil membantu membawa barang-barang kecil milik Febby. Febby mengangguk menuruti perintah Citra.

Sebelum menjatuhkan diri ke kasur Febby menatap sekeliling kamarnya. Sungguh Febby terpukau dengan semua yang ada dirumah ini, pasalnya tidak ada yang berubah sama sekali semua tata letak barang-barangnya. Febby memutuskan untuk membereskan pakaiannya kedalam lemari dan merapihkan barang-barangnya.

Cukup menguras tenaga hanya membereskan barang-barangnya yang tidak banyak. Febby akhirnya membersihkan badan terlebih dahulu sebelum menjatuhkan dirinya ke kasur. Padahal kasur lebih menggoda dibanding kamar mandi. Tapi jika dia merebahkan diri ke kasur terlebih dahulu, niat mandinya akan menghilang. Jadi Febby memutuskan untuk membersihkan badannya terlebih dahulu.

Febby sedang mengeringkan rambutnya dengan handuk. Kegiatannya terhenti saat Citra mengetuk pintu kamarnya. "Masuk aja gak dikunci kok." Teriak Febby dari dalam kamarnya sambil melanjutkan mengeringkan rambutnya. Citra membuka pintu kamar Febby, "Farel sama yang lain udah dibawah, cepat kebawah." Ucap Citra terlihat bahagia. Febby tersenyum senang, "iya Ma, nanti aku nyusul."

Citra kembali menutup pintu kamar Febby. Febby langsung menyisir rambutnya yang sudah setengah kering. Dengan cepat Febby menuruni anak tangga. "Widiiih gila Febby.. makin cantik aja nih." Ucap Ariel menyambut kedatangan Febby, Febby tersenyum membalas ucapan Ariel. "Yeu sa ae lo Ariel Noah." Riani menepuk bahu Ariel. "Apa kabar Febby?" Riani memeluk Febby yang duduk disamping Riani.

"Jahat gue." Jawab Febby disertai senyuman. Putra melempar tissu bekas mulutnya kepada Febby, "serius bego, lo apa kabar?" Tanya Putra. "Baik kok gue, aelah baperan banget sih lo." Jawab Febby.

Farel terlihat tidak bahagia dengan kedatangan Febby. Terlihat dari sikapnya yang acuh saat pertama kali Farel melihat Febby. Bahkan saat teman-teman yang lainnya asik mengobrol dan bercanda dengan Febby, Farel hanya menontoni mereka sesekali dia menghela nafas bosan.

---

Assalamualaikum teman-teman. Welcome to my story.. heheh.. semoga kalian suka ya.

My Cold Brother✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang