18. Sedikit Perubahan pada Aulia

54 6 2
                                    

Berjam-jam telah berlalu namun kisah itu masih menusuk di hati dan pikiran Victor. Sebuah rasa iba menjadi bertumbuh di dalam lubuk hatinya setelah mendengar itu. Dia sekarang mengerti mengapa Aulia terlihat jutek dan dingin pada orang-orang. Hidup dengan kondisi sebagai anak piatu. Dia menjadi ingin tahu mengenai Aulia lebih dalam lagi. Jika ayah Aulia tidak dapat ditemukan di rumah mereka dan rumah orang tuanya, di manakah beliau sekarang? Gimana kabar ayah Aulia saat ini? Apakah ia sudah kembali tinggal bersama Aulia saat ini? Mengingat kemarin Aulia tinggal bersama kakek dan neneknya. Victor menjadi heran apakah ayah Aulia juga tinggal di sana?

Ia bangun dari posisi duduk itu dan mengintip Aulia sejenak. Gadis itu masih duduk di sana dengan mengenakan earphone. Apakah lagu yang ia dengarkan sangat nyaman untuk didengar? Victor bergumam tentang itu. Sejak awal-awal pertemuannya, ia selalu melihat Aulia mendengarkan musik. Heran dengan jenis musik yang Aulia dengarkan. Apakah itu lagu pop, jazz, atau genre musik lainnya lagi? Terlihat sangat nyaman dirinya menikmati musik itu. 

Senyum kecil tersungging di bibirnya. Mata Aulia terbuka perlahan-lahan. Sebelum Victor berhasil bersembunyi, Aulia sudah melihat Victor yang sedang berdiri di sana. Victor menjadi kikuk karena takut pertemuan ini justru membuatnya semakin dijauhi oleh Aulia. Aulia hanya tersenyum dengan ramah. Ini kali pertama senyuman manis itu terlihat dengan jelas di mata Victor.

Victor berusaha untuk membalas senyuman itu tetapi, senyuman yang terlihat di bibirnya sangatlah kaku. Aulia berusaha berdiri dan berjalan perlahan-lahan dengan terpincang karena kakinya yang belum sepenuhnya pulih. Victor bergegas berjalan ke tempat Aulia agar ia tidak perlu berjalan jauh. Dia mengajak Aulia duduk lagi di tempat tadi.

Suasana terasa tenang dan hening. Tidak ada satupun dari mereka yang memulai pembicaraan. Victor tidak tahu harus memulai pembicaraan apa. Pikirannya masih berada pada kisah yang dia dengar dari Nolan semalam. Lelaki ini menjadi tersadar kalau akan ada alasan dibalik setiap tingkah laku manusia. Entah itu baik atau buruk. Semua berbalik pada diri mereka sendiri dan apa yang telah atau sedang mereka alami masing-masing. Orang lain cuma bisa menghakimi dan memberi penilaian dari luar tanpa bisa menghargai jalan hidup setiap orang. Untuk yang kali ini, cowok berambut warna copper ini merasa ada seseorang yang sedang memiliki beban yang sangat berat. Ingin menolongnya tetapi tidak tahu harus berbuat apa. 

 Aulia hanya kembali bersandar dan mendengarkan lagu. Alunan dentingan piano dengan nada yang berbeda terdengar. Matanya terus terpejam menikmati dentingan piano dari satu lagu berlanjut ke lagu lain. Lagu Otouto Mitai na Sonzai kembali mengalir memasuki telinganya. Dilanjut dengan lagu Pachebel's Canon Extreme by Kyle Landry. Dia tidak menyadari bahwa mata Victor terus memandangnya. Victor sangat heran dengan perubahan reaksi Aulia. Dia tidak menyangka ada perubahan dalam cara Aulia menyambutnya tadi. Dia kira Aulia akan berpindah tempat karena merasa terganggu.

Dia hanya terus diam memperhatikan wajah Aulia yang sedang tertidur menikmati alunan musik itu. Kepala Aulia bersandar pada pohon dengan sedikit miring ke kiri. Meski jantungnya berdetak dengan sangat cepat, dia tetap memberanikan diri untuk menyediakan bahunya sebagai tempat Aulia bersandar.

Merasakan ada yang bersentuhan dengan pipi kirinya. Mata Aulia terbuka sesaat dan menatap pada muka Victor.

"Oops, sorry, do I make you feel uncomfortable?"tanya Victor.

"It's okay." Aulia mengalihkan pandangannya pada langit. Warna langit telah berubah menjadi orange. Aulia berkemas-kemas dan bersiap pulang. Victor menjadi takut telah membuat Aulia tidak nyaman ditambah Aulia langsung bersiap-siap pergi.

"Where are you going?"tanya Victor.

"Going home. It's already evening." Tanpa menengok ke tempat Victor berada, ia langsung bangun dan berjalan pergi. Victor memperhatikan langkah kakinya yang terlihat pincang. Dia ikut bangun dari posisi duduk dan menyusul Aulia. Dia mengambil tas yang sedang Aulia bawa dan meletakkan tangan Aulia pada bahunya untuk mengurangi beban langkah Aulia.

"Wait! Aku beli makanan ini untuk kamu. Kurangi makan fast food. Beli makanan yang lebih sehat." ceramah Victor. Dia mengucapkan sambil menahan rasa gugup dengan salah tingkahnya barusan.

Aulia hanya diam. Dia tidak menolak ataupun berterima kasih. Tangannya mengambil plastik yang berisi makanan itu. Dia tidak tahu makanan jenis apa yang ada di dalam kotak itu. Tatapannya masih melihat ke kotak dalam plastik itu sesaat lalu dia membawa dengan tangan kanan dan kembali berjalan lagi. Mereka berjalan perlahan-lahan ke rumah Aulia. 

***

Thanks buat para pembaca yang sudah mau membaca sampai bab ini. 

Sorry untuk bagian ini terasa sangat singkat dan hanya menceritakan sedikit tentang perubahan respon Aulia kepada Victor. 

Tapi jangan khawatir, bab berikutnya akan membongkar lebih lagi tentang perkembangan hubungan mereka berdua serta masa lampau Aulia yang masih menjadi misteri. 

I hope you enjoy it! :)

Jangan lupa kasih jejak vote dan comment juga, ya di bab ini! Thank you. :)

Lost Daddy (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang