Banyak orang sedang berbincang-bincang dengan teman mereka masing-masing di dalam ruangan yang sama. Meja dan kursi berbaris rapi meriasi ruangan ini. Papan tulis terpajang di dinding serta ada dua pintu masuk; satu di dekat papan tulis dan satu di dekat tempat duduk paling belakang. Pintu kelas yang berada di depan terbuka. Victor masuk ke dalam kelas. Saat Victor baru saja membuka pintu kelas, ia disambut oleh teriakan kencang suara Emma. Emma sedang duduk dan melambaikan tangannya tinggi dari tempat duduk yang sedang Emma gunakan. Emma selalu bersorak dari kursinya yang berada di paling belakang. Dia tidak ingin menggubris perempuan itu. Bukan kali pertama dia melihat Emma seperti itu. Biasanya memang tidak ada respon yang Emma dapat dari hasil usahanya ini. Emma sudah tidak lagi menaruh harapan terlalu tinggi pada respon yang akan Victor beri tetapi, saat ini, Emma melihat Victor berbeda. Victor yang seharusnya duduk agak depan justru berjalan melangkahkan kaki mendekatinya. Apakah aku yang ge-er? Terasa seperti berbunga-bunga tetapi juga takut terluka dengan harapan ini.
Emma tahu kalau yang dia alami saat ini hanyalah cinta satu sisi. Victor tidak pernah memberikan harapan padanya. Dia juga tidak mengerti perempuan seperti apa yang Victor inginkan. Apakah perempuan yang lembut? Atau perempuan yang pemberani? Anak rumahan? Atau yang suka pergi-pergi bersama teman? Kalau saja dia tahu jawaban dari itu, pasti dari awal dia tidak perlu merasakan hal ini. Tetapi melihat reaksi Victor ini membuat detak jantungnya berdetak lebih kencang dari biasanya. Tangannya pun berkeringat dingin.
Yang terjadi saat ini membuat Emma menjadi semakin tidak tenang. Terlihat dengan jelas bahwa Victor berdiri di depannya. Jarak mereka pun tidak jauh. Jarak mereka seperti lebar meja yang ada di depan Emma. Chloe hanya diam memperhatikan mereka dari samping Emma. Chloe tahu kondisi Emma tentang hal ini. Dia juga menjadi berharap adanya kemajuan dari usaha mereka menarik perhatian Victor selama ini. Apakah yang terjadi? Mengapa dia menggubrisku? Ataukah dia ada keperluan?
"Emma.." Suaranya terhenti. Victor berpikir sesaat. Tidak yakin untuk bertanya tetapi rasa ingin tahu sudah tidak dapat ditahan lagi. Sedangkan Emma justru semakin tegang mendengar namanya disebutkan oleh Victor. Meski sudah sering dia mendengar Victor menyebutkan namanya, yang dia dengar saat ini terasa berbeda.
"Apa?" Detak jantung Emma menjadi semakin kencang. Chloe tahu Emma mendadak salah tingkah. Chloe juga ingin ada kedekatan di antara Emma dan Victor.
"How do you know about Aulia?" Victor tidak tahu harus memulai pertanyaan ini dari mana. Ia tidak ingin terjadi kesalahpahaman pada Emma. Namun pertanyaan ini merupakan pertanyaan yang tidak masuk akal. Dia menyadarinya. Siapa yang tidak tahu akan adik kelas yang mendapat panggilan sebagai Annoying girl? Semua di sekolah ini pasti mengetahuinya. Hanya dia yang sering ketinggalan informasi dari orang-orang sekitar. Dia memang tidak suka mengikuti gosip-gosip di sekolah. Menurut dia gosip tidak benar-benar akurat. Seperti informasi yang awalnya tentang topik A lama-lama bisa berubah menjadi Z dengan perubahan informasi yang tidak masuk akal. Realita yang bercampuran dengan pendapat orang-orang yang kurang kerjaan. Dia lebih suka menyibukkan diri dengan aktifitas yang berguna daripada ikt bergosip.
Mendengar yang ia tanyakan adalah Aulia, semua harapan Emma dan Chloe turun dalam sekejap. Dia yang menjadi heran dengan maksud pertanyaan ini. Mengapa ia bertanya mengenai adik kelas yang sangat tidak sopan itu? Emma hanya bergumam dan menatap Victor dengan tajam. Menyadari akan tatapan itu, Victor merasa bersalah menanyakan hal ini. Dia hanya ingin tahu lebih mengenai perempuan itu. Sayangnya, tidak seharusnya dia bertanya pada orang yang dari awal sudah membencinya. Menyesal dengan hal ini. Dia tidak memikirkan jauh sebelum mencoba bertanya pada Emma. Apalagi dia tahu Emma sangat suka melabrak orang lain, menunjukkan sisi 'preman' yang ada dalam dirinya. Victor menjadi khawatir jika nanti Emma akan mengajak Chloe melabrak Aulia lagi.
"Ah.. never mind."ucap Victor. Dia segera berjalan ke tempat duduk dia berada biasanya. Emma menggertakkan giginya dan mengepalkan tangannnya dengan kencang. Chloe menjadi semakin iba dengan kondisi Emma ini.
Emma berdiri dan menginjakkan kakinya dengan kencang. Suara hentakan kaki itu menjadi pusat perhatian beberapa orang di dalam kelas yang mendengarnya. Ekspresi ini membuat Victor semakin merasa bersalah akan keputusan ini. Dia hanya ingin menanyakan kelas Aulia saat ini. Emma berjalan dengan cepat menjauhi tempat Victor berdiri. Seharusnya aku tanya dari orang lain. Pasti mereka juga tahu di mana kelas Aulia saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost Daddy (completed)
Teen Fictionsebelum baca, jangan lupa follow akunku, ya! thanks ............................ Aku kira hidup bersama ayahku adalah keberuntungan tetapi tidak. Semua kebahagiaan telah sirna semenjak kepergian ibuku. Ayah menghilang tanpa alasan. Kakek berkata ba...