52. Impian

31 2 0
                                    

 Keramaian pun berkurang. Mereka pulang ke rumah masing-masing. Victor ingin mengantarkan Aulia sampai ke rumahnya terlebih dahulu. Tetapi dia juga tidak lupa kalau dia juga belum menyampaikan sesuatu pada Aulia. Sesuatu yang sangat penting selain tentang universitas.

Jalan menjadi dipenuhi dengan kepadatan manusia. Mereka semua tidak ada yang mau mengalah karena sudah ingin tidur dengan lelap saat ini juga. Lampu-lampu yang dari bangunan juga sudah tidak menyala. Orang-orang yang sudah lanjut usia pun sudah terlelap. Sebagian besar orang-orang berumur sudah tidak lagi ingin ikut merayakan di tengah malam seperti ini.

Mereka berdua sampai di depan rumah Aulia. Aulia mengambil kunci yang ada di dalam tasnya dan membukakan pintu. Ketika Aulia baru saja membuka pintu, Victor ingin mengatakannya.

"Aulia..."

"Yes..."

"Kemarin kamu sudah dengar dari Aloys kalau aku sayang kamu. Sekarang, maukah kamu jadi pacarku?" Pipi mereka berdua merona kemerahan seperti buah tomat. Aulia hanya mengangguk dengan senyuman yang dia tahan juga.

Victor memeluk Aulia dan berkata, "Thank you."

***

Hari demi hari pun berlalu. Libur tahun baru juga telah usai. Mereka kembali masuk sekolah lagi setiap hari Senin sampai Jumat. Aulia merasakan ada perbedaan dari saat sebelum ini. Bukan situasi yang berubah. Cara guru mengajar tetap sama. Kelas juga tetap hening saat jam pelajaran. Yang berbeda adalah dia menjadi cepat mengerti dan beberapa bagian dari pelajaran sudah diajarkan oleh Victor selama liburan.

Tidak rugi dia menghabiskan waktu liburan untuk mengejar ketertinggalannya. Dia menjadi mulai percaya diri untuk meraih nilai yang baik kembali dan dapat masuk di universitas incarannya itu.

Namun sebuah kabar buruk juga tidak dia lupakan. Victor sudah harus mulai pindah di sana mulai besok lusa. Mereka harus menjalankan hubungan jarak jauh untuk sementara waktu sampai dia bisa menyusul ke sana. Aulia sedih tetapi itu menjadi motivasinya untuk dapat menyusul untuk tinggal di sana.

Seusai sekolah hari ini, keramaian kembali menghiasi kelas dan lorong depan kelas. Mereka semua mengobrol sambil bersiap-siap melakukan aktifitas mereka sendiri-sendiri. Ada yang pulang, ada yang ikut ekstrakurikuler, ada yang pergi bersama teman-temannya. Semua menikmati kegiatan mereka.

Aulia menunggu Victor dengan berdiri di depan pagar sekolah. Orang-orang yang tahu tentang Aulia menjadi merasa asing karena biasa Aulia langsung pulang tanpa menunggu apalagi menyapa siapapun.

Seorang cowok yang juga menjadi idola banyak orang di sekolah menyapanya. Beberapa dari mereka tidak terkejut karena pernah melihat kedekatan Aulia dan Victor saat di jam istirahat biasanya tetapi sebagian besar tidak menyangka dengan hal ini. Emma dan Chloe pun hanya dapat berusaha menerima hal ini. Emma sudah tidak mau lagi menyakiti dirinya sendiri demi cinta yang bertepuk sebelah tangan.

"Hai! Mau makan bareng enggak sebelum pulang?" Victor menawarkan pada Aulia karena dia tidak puas dengan makanan yang ada di kantin hari ini. Makanan kesukaan yang biasa dia pesan sudah diganti dengan menu lainnya.

Aulia merespon seperti biasanya, menganggukkan kepalanya. Senyuman yang manis terlihat pada wajah Victor. Tangan Victor membelai rambut Aulia dari kepala bagian atas hingga belakang sebanyak dua kali lalu menggandenga tangan kiri Aulia dengan tangan kanannya.

"Let's go!" Semangat Victor menjadi naik.

Di balik semangat itu, sebuah kesedihan juga terasa di hati Victor karena harus pindah dua hari lagi. Dia belum ingin melepaskan Aulia. Mereka juga baru saja jadian di awal tahun ini. Hal yang sama juga menghantui Aulia. Perpisahan sementara ini menjadi tantangan mereka saat ini.

Lost Daddy (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang