Mobil melaju ke sebuah tempat. Nolan menyetir mobilnya ke tempat yang ditunjukan oleh Aloys. Di daerah perkebunan anggur dekat Three Castles. Di belakang sebuah rumah sederhana yang berada di dekat perkebunan, terlihat sebuah pondok tua. Pondok tua ini dibangun sebagai villa dari keturunan Aloys dan sudah bertahun-tahun tidak dipakai. Lebih tepatnya sudah tidak dipakai semenjak Aloys membuka toko di daerah perumahan dekat old town di Colmar untuk mempermudah penjualan minuman anggur.Pembicaraan kemarin masih teringat dengan jelas di benaknya. Tidak ia sangka kalau ada sebuah masalah yang berat di dalam keluarga mereka. Gadis yang tak bersalah menjadi korban dari semua itu. Tidak heran dari awal raut wajah Aulia terlihat sangat suram. Bukan suram yang karena kelelahan secara fisik melainkan karena ada sesuatu yang membebani hati anak itu.
Situasi terasa sangat memilukan. Beliau terlihat sudah sangat putus asa dengan kondisi mereka. Dia tahu Aloys terlihat sangat berat hati untuk menyampaikan kabar mengenai kondisi Edgar saat ini. Tetapi ekspresi wajah Nolan terlihat sedikit pucat. Nolan juga sedikit menggigir bibirnya sendiri. Mungkin Aloys tahu kalau Nolan sangat mengkhawatirkan Edgar dan itu yang membuat Aloys tetap mau menceritakan masalah yang terjadi pada keluarga mereka. Apalagi melihat ekspresi Nolan yang terlihat seperti sangat khawatir dengan Edgar ini membuat Aloys juga berharap Nolan dapat mengubah kondisi ini.
"Did you come to Edgar's wife's funeral?" Aloys ingin tahu seberapa dekat Nolan dengan Edgar terlebih dahulu sebelum menceritakan semua ini. Dari wajah Nolan, Aloys dapat melihat kalau ia adalah orang yang baik. Tetapi hal in terlalu personal untuk diceritakan pada mereka yang tidak dekat dengan Edgar.
"Yes, I did."
"Apakah kau dekat dengannya?" Aloys ingin memastikannya lagi. Dia tidak mau salah mengambil keputusan dalam hal ini.
"Yes I was."
Nolan menjadi berasa seperti diinterogasi oleh beliau. Ada rasa tidak nyaman tetapi dia berpikir bahwa mungkin hal ini adalah hal yang sangat penting buat beliau. Sedikit hembusan nafas terlihat dari tubuh Aloys yang sedikit melemas. Aloys hanya memandang pada meja kayu yang berada di tengah mereka.
"Empat hari setelah hari pemakaman, Edgar meninggalkan rumahnya tanpa penjelasan. Anak gadisnya, Aulia, dia tinggal sendirian di rumah saat pagi buta. Dia menangis dan menelepon kami. Kami bergegas mencari taxi dengan tujuan menjemput Aulia. Kami mengantarkan Aulia kemari dan Carole menemani Aulia di sini sedangkan saya berusaha mencari Edgar di sekitar sini. Tidak terlihat keberadaanya di mana pun. Tiba-tiba Carole menghubungi saya melalui ponsel. Dia teringat mengenai villa tua kami yang sudah lama tidak terpakai. Saat kecil, Edgar sangat suka berlibur di sana. Sayang semenjak Edgar menikah dan kami hanya berfokus pada penjualan anggur di sini, villa itu sudah tidak terurus. Saya bergegas pergi ke villa itu. Di situ saya melihat Edgar. Dia sangat putus asa dan depresi."
Nolan mengerti akan perasaan Edgar. Dia juga pernah mengalami hal yang sama. Istrinya meninggal karena terkena ovarian cancer di tahun pernikahan yang ke delapan. Nolan sendiri sampai sekarang masih belum ingin kembali mencari pasangan lagi. Semua kenangan bersama mantan istrinya itu masih banyak terkenang di hati dan pikirannya. Namun, dia tidak menyangka hal itu akan membuat Edgar menjadi sangat depresi. Bagaimana juga dengan Aulia? Saat masih kecil, masa di mana dia seharusnya merasakan kasih sayang yang banyak dari orang tua tetapi, ia sudah harus mengalami semua itu?
"Sorry. May I come to his place?"
"If you want but I do not promise it would change his condition. We've tried our best but nothing has changed until now."
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost Daddy (completed)
Fiksi Remajasebelum baca, jangan lupa follow akunku, ya! thanks ............................ Aku kira hidup bersama ayahku adalah keberuntungan tetapi tidak. Semua kebahagiaan telah sirna semenjak kepergian ibuku. Ayah menghilang tanpa alasan. Kakek berkata ba...