23. She is not fine

52 6 2
                                    

Karena hal ini sangatlah personal, Nolan tidak berani menjawab karena takut Edgar merasa tidak nyaman dengan perbuatan ayahnya. Dia mengalihkan pembicaraan.

"How long have you been staying here?"

"Two years." Edgar menghembuskan nafasnya dengan panjang. Dia kecewa dan menahan sebal karena Nolan tidak menjawab pertanyaannya. Pria berbaju lutuk ini masih ingin tahu darimana Nolan tahu keberadaannya di tempat ini. Tidak pernah dia menceritakan tempat ini pada teman-temannya saat remaja dulu. 

"Could you answer me? How do..."

Tetapi Nolan memotongnya lagi.

"How about your daughter? Is she fine?"

Hembusan nafas panjang kembali dia lakukan. Dia menjadi gemas dengan Nolan yang terus menerus mengalihkan pembicaraan. Emosi Edgar mulai meningkat dengan kebiasaan Nolan yang suka mengalihkan pembicaraan ini. 

"She is fine. Nolan! How do you know I've been staying here?" Nada tegas terdengar dengan jelas. Edgar sudah tidak mau lagi mendengar pengalihan pembicaraan ini. Dia sangat ingin tahu darimana Nolan tahu tentang tempat dia tinggal ini. 

Nolan berdiam dan berpikir sebelum menjawabnya. Diam-diam, tidak hanya Edgar yang menahan emosinya. Nolan menjadi terpancing emosi juga. Dia sebal dengan jawaban Edgar bahwa Aulia baik-baik saja. Gadis yang sedang dalam kondisi memilukan seperti itu dianggap sedang dalam keadaan yang baik? Mungkin secara materi, gadis itu baik tetapi tidak secara keseluruhan. Di kondisi Aulia yang seperti ini dia katakan 'baik'?

"Dari ayahmu dan aku juga bertemu putrimu." tegas Nolan membalas kalimat Edgar. Dia ingin memancing lagi supaya dia dapat menegur Edgar dengan perbuatannya pada Aulia. Nolan merasa sangat tergerak untuk menolong Aulia karena respon Aulia saat dia antarkan pulang itu. Dia tidak menyangka juga akan sampai di tempat ini. Dia kira dia akan langsung dapat bertemu dengan Edgar di toko mereka itu dan melihat semua baik-baik saja. Kenyataan justru sebaliknya. Semua jauh melebihi akalnya. Cerita yang sangat mengenaskan justru menjadi terdengar di telinganya. Dia tidak tahu akan semua ini apalagi merencanakan sejak awal.

Tidak diduga bahwa Nolan mengetahui puteri tunggalnya. Sudah lama dia tidak melihat gadis itu. Bagaimanakah kabar ia bersekolah di SMA itu? Bagaimana dia mengetahui Aulia?

"Apakah dia baik-baik saja?"

"Mengapa kamu bertanya padaku? Bukannya tadi kau bilang dia baik?" Nolan semakin memancing keadaan menjadi lebih tegang. Dia ingin menyampaikan kalau Aulia sangat membutuhkannya. Edgar pun tersadar dia melakukan sebuah kesalahan. Tidak seharusnya dia bertanya balik tentang kondisi Aulia karena dia tadi sudah menjawabnya. 

Suasana menjadi hening. Nolan berusaha semakin menjurukan keadaan agar Edgar mau terbuka dengannya kembali. Edgar hanya berbalik menghadap ke belakang dan membuka kulkas. Dia berusaha mengalihkan perhatian dari pertanyaan itu. Respon ini membuat Nolan semakin gemas. Dia meremaskan kedua tangannya dengan kencang karena tidak menyukai respon dingin Edgar ini. 

Tanpa menunggu lagi, ia langsung berkata, "She is not fine. How can you say she is fine? She looks so pale and depressed." Nolan menyadari akan kondisi ini sejak awal melihat ekspresi dan reaksi Aulia saat itu. Tanpa sengaja dia adalah anak Edgar, anak dari teman dekat SMA yang sudah lama lost contact. Dia menjadi khawatir dengan kondisi Edgar dan tidak menyangka akan menjadi seperti ini.

Depressed? Edgar bergumam sendiri. Mengapa dia depresi? Apa yang terjadi dengannya? Edgar tidak tahu penyebabnya. Nolan menyadari bahwa ada yang tidak beres dengan Aulia dari raut wajah dan ekspresinya yang menutup diri dari semua orang. Dia hanya bermaksud ingin bertemu dengan teman lamanya kembali tetapi mendengar dan melihat fakta yang terjadi ini membuatnya merasa harus menemui dan menegur Edgar.

"Mengapa dia terlihat depresi?"

Mulut Nolan tertutup rapat. Dia tidak ingin menjawab pertanyaan itu meski dia tahu kisah dibalik semua itu. Emosi Edgar menjadi semakin kacau mendengar kenyataan ini. Apa saat ini Aulia baik-baik saja? Apa semua karena kepergian Kanna? Teringat terakhir kali Aulia mengetuk pintu dan berteriak memanggilnya di sini. Dia sengaja tidak menggubris karena ingin mengira suara itu hanya imajinasi belaka. Ternyata, Aulia justru menunggu lama hingga tidak makan. Salahkah aku ingin menyendiri?

Lost Daddy (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang