30. Tidak ingin melihat wajahnya

35 3 0
                                    

Gimana nih rasanya setelah Edgar yang ternyata sudah lama bersembunyi mau menampakkan dirinya lagi? 

Ada yang ikut senang melihat Edgar mau kembali? Atau justru ikut sebal seperti Aulia? 

***

Awal mula, dia merasa sangat terganggu tetapi ketika kehadiran lelaki itu tiada, suasana terasa sangat sepi. Dia berusaha mengalihkan perhatiannya pada lagu yang sedang mengalun melalui earphone nya. Sayang, saat ini lagu itu tetap tidak dapat mengalahkan perasaannya yang sedang menunggu kedatangan Victor. 

Dia terus memandang ke bawah pohon menunggu kedatangan Victor. Karena perhatiannya yang terus melihat ke bawah, dia menjadi kurang berhati-hati. Ketidakseimbangan antara kaki kanan dan kirinya di pohon menyebabkan tas ranselnya terjatuh ke bawah. Dia bergegas turun mengambil tas itu sebelum ada orang lain mengetahui bahwa dia sedang berada di tempat ini.

Dengan lahap dan cepat, dia habiskan roti itu dan melompat turun dari dahan ke dahan yang lebih rendah. Ketika kakinya kembali menginjakkan rumput, seorang yang tidak ada di pikirannya datang. Mata Aulia membelalak cukup lama karena keterkejutan dengan kondisi ini. Mengapa dia ada di sini?!

***

Semalam dia menginap di kamar kos-kosan yang tidak mahal. Dia menyewa kamar itu untuk semalam dan berencana akan kembali pulang ke villa malam ini. Sebelum ia mau kembali ke sana, ia datang ke lokasi tempat ia melihat puterinya. Ingin mendekati, memeluk, dan meminta maaf tetapi rasa bersalah yang besar menutupi semua itu. Tidak lagi dia merasa layak untuk menjadi ayahnya. Hanya dengan memperhatikan dari kejauhan yang dapat dia lakukan.

Apakah dia bersama dengan lelaki itu kembali?

Ataukah dia sedang sendirian di tempat ini?

Apakah dia justru gak lagi berada di sini?

Atau kemarin ia juga gak sengaja lihat aku dan jadi pindah ke tempat lain?

Di dalam hati, ia bertanya-tanya sendiri. Tidak tahu harus bertanya pada siapa. Tidak tahu harus mengungkapkan pada siapa juga. Untuk meminta maaf pada orang tua sendiri bagi dia hanyalah impian belaka apalagi meminta ampun pada puterinya yang tidak bersalah. Dia masih belum siap untuk meminta pengampunan dari mereka semua. Hal terburuk yang pernah dia lakukan telah merusak keluarganya; hubungannya dengan orang tua, puterinya tercinta, serta almarhum istrinya tercinta, Kanna. Puteri tunggal mereka menjadi menderita karena dirinya. Tidak hanya merasa bersalah pada orang tuanya dan Aulia tetapi juga pada Kanna. Pasti Kanna juga kecewa dan bersedih di dunia sana melihat yang terjadi saat ini. 

Baru saat ini juga terpikirkan olehnya jika dia yang ditinggalkan oleh ibunya dan ayahnya justru melarikan diri tanpa berpamit. Pasti dia juga sudah kepahitan dengan orang tuanya karena itu. Merenungkan hal itu membuat hatinya semakin tersayat sangat dalam. Pasti yang Aulia rasakan lebih menyakitkan lagi karena dia yang mengalami hal ini secara langsung. 

Edgar mencari-cari puteri terkasihnya di tempat kemarin tidak juga terhenti meski dia tidak kunjung menemukannya.

Mungkinkah aku yang terlalu berharap dapat melihat puteriku dari jauh?

Putus asa dan lelah untuk mencarinya. Namun, sebuah suara barang jatuh dari tempat tinggi terdengar dengan jelas. Edgar menoleh ke tempat sumber suara itu. Sebuah tas ransel berwarna biru tua dengan bahan kain jeans. Tas yang pernah dia lihat beberapa tahun lalu. Tas favourite puteri terkasihnya.

Apakah dia sedang di sini? Sebuah harapan kembali datang di hatinya. Dia bergegas berjalan ke sana. Sesampainya di sana, seorang perempuan lompat turun dari dahan pohon. Mata mereka saling menatap dalam jangka waktu yang lama; belum dapat menerima kenyataan.

***

Di tengah lamunan Edgar yang masih terkejut dengan pertemuan ini, Aulia segera berlari menjauh darinya. Edgar sudah menduga bahwa Aulia berlari menjauh darinya. Dia juga tidak berharap Aulia mau menerimanya seperti dulu saat kecil. Kesalahan fatal telahl dia lakukan. Dia kira dengan melarikan diri, semua sudah usai. Dia tahu kalau saat itu dia salah karena mengira suara yang dia dengar dari dalam kamar hanyalah imajinasi. Aulia saat itu benar-benar ada di sana, menunggunya membukakan pintu. Tidak tahu bagaimana caranya anak seumur itu bisa datang ke villa itu seorang diri.

Dari Aulia sendiri, ia masih sangat terluka dengan sikap Edgar yang tidak mau menyapanya sedikitpun saat dia masuk UGD. Ingin rasanya menghapus semua kenangan di mana orang itu masuk dalam cerita kenangan itu. Mengapa dia ada di sini? Bukankah dia ada di Eguisheim? Tidak mengerti lagi alasan ia berada di Colmar apalagi di daerah pepohonan itu.

Untuk apakah dia datang ke dalam hidupku kembali? Aulia menggosok matanya. Berharap semua hanya imajinasi belaka. Wajah pria itu tetap terlihat dengan jelas di depannya. Dia tidak ingin lagi melihat wajah itu. Tanpa pamit, ia bergegas lari menjauh dari pria itu.

Lost Daddy (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang