Perlu waktu bagi Victor untuk menerima reaksi yang Aulia berikan ini. Sungguh di luar dugaan Aulia tiba-tiba melakukan hal ini padanya.
"Au... lia.." Victor masih berusaha menenangkan perasaannya. Dia mendesahkan nafas yang agak panjang dari hidungnya. Tidak tahu alasan pelukan ini tetapi dia menerimanya dengan terbuka. Dia tepuk punggung Aulia.
Aloys dan Carole melihat respon mereka berdua. Kembali lagi mereka saling menatap. Terlihat dari tatapan mereka kalau mereka mengerti ada sesuatu yang tidak biasa dibalik hubungan Aulia dan Victor. Melihat perubahan pada Aulia sejak dekat dengan Victor, mereka tahu kalau Aulia juga tidak menolak Victor seperti Aulia menolak mereka selama ini.
Suasana hening dan tenang. Saat ini tidak ada alunan piano yang terdengar di telinga Aulia. Cukup merasakan pelukan ini, dia dapat menyampaikan rasa bersalahnya.
"I miss you..." Kalimat yang terhenti sejak tadi terucap dengan sendirinya di dalam hati.
***
Malam ini, mereka berencana tidur bersama. Pakaian pajama sudah mereka kenakan sejak tadi sore. Emma menginap di rumah Chloe untuk malam ini. Setelah mendapatkan respon itu dari Victor, Emma merasa dirinya perlu seseorang yang dapat mengerti tentang kondisinya saat ini dan itu tak lain adalah Chloe yang tahu kisah ini sejak awal mereka bersekolah di sekolah ini.
Chloe merasa kecewa dengan semua hal ini. Dia tahu juga kalau dirinya yang meminta Victor memberikan penjelasan langsung pada Emma tetapi ia tidak ingin melihat hasil seperti ini. Rasa kecewa, pedih, lelah, dan susah untuk menerima mereka rasakan bersama. Mengapa dia justru pilih Aulia?Apa gak pernah sedikit pun dia melihatku? Selama bertahun-tahun aku sudah berusaha menarik perhatiannya? Apa aku salah kalau aku ingin menunjukkan kalau aku kuat dan gak terkalahkan?
Chloe mengerti setelah Emma bercerita sedikit tentang kedatangan Victor di depan rumahnya. Chloe juga menyesal sudah mengikutcampuri urusan mereka ini. Apa bakal lebih baik kalau aku enggak minta Victor beri kepastian? Ia sudah tahu Victor tidak pernah merespon Emma dengan baik. Melihat Emma yang sejak dua tahun lalu terus bergumul tentang ini, dia juga tidak ingin situasi terus digantung seperti ini. Bukan digantung, lebih tepatnya, Emma yang tidak pernah menyerah meski tahu Victor tidak menyukainya. Tidak pernah ada respon yang baik dari Victor. Hanya respon yang dingin. Chloe melihat Victor mau ikut melabrak adik-adik kelas yang belagu di mata Emma tetapi itu dengan wajah terpaksa dan situasi yang dingin di dalam hubungan mereka. Tetap sama. Tidak ada kemajuan.
Chloe juga berpikir jika memaksa Victor ikut melabrak adalah hal yang salah karena justru mereka yang mempertemukan Victor dengan adik kelas yang keras kepala itu. Sebagai sahabat, dia juga tidak suka dengan kesalahan fatal ini. Apa kalau waktu itu kami gak ajak Victor labrak anak itu, Victor akan mulai tertarik dengan Emma? Pertanyaan itu sama-sama ada di hati dan pikiran mereka saat ini.
"Apa aku gak menarik?"
Chloe tidak tahu harus jawab bagaimana. Mulutnya tertutup tetapi matanya melihat ke kepala Emma yang sedang tengkurap di tempat tidur lipat di sebelahnya. Chloe tidur di kasurnya yang lebih tinggi dari kasur lipat itu karena sangga kayu yang ada di bawah tempat tidurnya. Kayu bercat putih dengan ukiran bunga-bunga.
"Kenapa harus dia? Aku salah udah ajak dia labrak cewek itu.." Penyesalan yang dalam karena sudah memperkenalkan Victor pada Aulia. Dia hanya ingin menunjukkan kalau dia bisa jadi perempuan yang kuat dan mandiri. Niat itu tidak lagi ada sejak melihat Victor suka memperhatikan Aulia dari kejauhan di tengah jam istirahat. Usaha yang dia lakukan selama ini ternyata sia-sia. Hanya dapat memperburuk hubungan mereka. Chloe juga tidak tahu harus berkata apa lagi. Semua sudah telat untuk disesali. Mereka tahu jika mereka masih akan melabrak Aulia, Victor justru akan semakin membenci mereka dan menjauhi mereka. Tidak ada lagi yang dapat mereka lakukan untuk mendapatkan hati Victor.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost Daddy (completed)
Teen Fictionsebelum baca, jangan lupa follow akunku, ya! thanks ............................ Aku kira hidup bersama ayahku adalah keberuntungan tetapi tidak. Semua kebahagiaan telah sirna semenjak kepergian ibuku. Ayah menghilang tanpa alasan. Kakek berkata ba...