15. Pertolongan dari orang yang dibenci

49 6 1
                                    




Aulia kembali duduk di atas dahan pohon. Menikmati kesejukan udara beserta nikmatnya alunan musik yang sedang ia dengarkan melalui earphones-nya. Dia bersandar pada batang pohon dan memejamkan matanya. Suara gesekan dedaunan yang lebat pun tertutupi oleh suara dentingan piano itu. Dia tidak sadar kalau ada yang terus memperhatikannya diam-diam. Seorang lelaki yang masih terus suka mencuri-curi perhatian padanya. Jangankan berteman, Aulia sendiri tidak ada niat untuk berkenalan dengan lelaki itu. 

              Meski sahutan yang jutek selalu dia dapatkan, Victor terus bergumam dari kejauhan karena khawatir padanya. Dia tidak dapat membiarkan Aulia sendirian sejak awal mula dia melihat Aulia suka tidur di atas sana. Ia tidak ingin merusak kenyamanan Aulia tetapi ia juga tidak ingin Aulia terjatuh dari tempat yang tinggi itu. Hanya menatap dari kejauhan yang dapat menjawab semua kebingungan itu. Dia menyadari bahwa pilihannya sejak awal untuk mengawasi dari kejauhan tidak salah.

              Waktu terus berlalu. Aulia masih memejamkan matanya di sana. Victor hanya terus duduk bersembunyi, memainkan game di ponselnya, sambil mencuri-curi perhatian pada perempuan itu. Warna langit mulai menjadi orangish-pink dengan dihiasi oleh awan yang terlihat berwarna abu-abu tua. Semakin lama, langit berubah menjadi agak gelap. Awan-awan hitam menutupi terangnya sinar matahari. Victor menjadi khawatir karena rintik air hujan akan datang. Bagaimana jika dia terpeleset dan jatuh?

              Suara petir membangunkan Aulia. Aulia menyadari bahwa akan turun hujan. Dia melihat jam tangannya. Pukul 5.26 pm. Sudah hampir malam. Dia berkemas-kemas. Makanan ringan yang dia keluarkan tadi kembali dia masukkan ke dalam tas. Namun, rintikan hujan sudah datang. Aulia cepat-cepat turun dari atas situ. Karena basahnya dahan-dahan, Aulia menjadi semakin harus berhati-hati. Di saat dia akan berpindah di dahan yang terakhir, kakinya tergelincir.

              Tanpa pikir panjang, Victor berlari dari balik pohon tempat dia bersembunyi dan cepat-cepat menahan Aulia. Aulia merasa aneh karena tulang belakangnya yang berbenturan dengan dahan tidak terasa sangat sakit. Dia membuka matanya dan melihat bahwa dia menjatuhi Victor. Siku tangan kanan Victor berdarah akibat gesekan dengan tanah dan akar pohon. Baju seragam Victor juga basah dan berlumuran tanah.

              "Kamu..."

              "Are you okay? Is there any wound?"

              Tidak ada jawaban dari Aulia. Dia hanya berusaha bangun dari posisinya. Tangannya berusaha menahan berat badannya dengan berpegagan pada dahan pohon. Kaki kirinya menahan badannya terlebih dahulu dan baru kaki kanan. Ternyata, kaki kanannya tidak dapat menahannya. Terlihat ada pembengkakan pada pergelangan kaki kanan. Tanpa bertanya, Victor mengangkat Aulia dan berjalan membawa Aulia beserta tas Aulia. Ketika dia membawakan tas itu, dia tidak lagi melihat makanan fast food/junk food yang saat itu selalu dia bawa. Atau dia sudah makan dulu di tempat lain? Victor menjadi heran tetapi tidak ingin bertanya.

              "Turun!"

              Victor tidak menggubris.

              "Aku akan berteriak kalau kau tidak menurunkanku."

              Victor tetap terlihat cuek pada Aulia. Dia berhenti di depan sebuah rumah dan melepaskan Aulia pada atas kursi dekat pintu masuk. Aulia ingin kabur tetapi ketika dia berusaha untuk berdiri dari kursi ini, dia tidak kuat menahan rasa sakit di pergelangan kakinya. Victor mencari kunci rumah dan membuka pintu. Aulia tahu rumah ini. Dia merasa sangat tidak asing karena lokasi rumah ini tidak jauh dari rumahnya. Tetapi dia baru tahu kalau ternyata ini adalah tempat tinggal Victor. 

              "Kamu mau apa?" Aulia terus mencurigai Victor. Dia tidak percaya pada Victor.

              "Mau obati kaki dan tanganmu." Dia membuka pintu dan kembali mengangkat Aulia.

              Dia letakkan Aulia di atas sofa. Sofa yang tadi terlihat sangat bagus menjadi ikut basah karena kondisi Aulia yang kehujanan tadi. Victor segera berjalan ke lemari tempat mereka menyimpan handuk yang masih kering. Setelah mengambil handuk, dia meminjamkan handuk itu pada Aulia. Aulia hanya menerima dengan tangan kanannya lalu mengeringkan rambutnya yang sudah sangat basah tidak karuan. 

              "Aku ambil tas di depan dan perlengkapan obat. Kamu tunggu di situ." Kalimat Victor tidak terasa seperti ajakan melainkan sebuah perintah. Aulia semakin merenggut karena merasa diperintah.

              Dia kembali keluar dan mengambil tasnya serta tas Aulia yang tertinggal di teras tadi. Tas itu ia letakkan di dekat meja dekat sofa tempat Aulia sedang duduk. Kembali dia bangun dari posisi membungkuknya dan berjalan ke lemari dekat TV. Ia membuka lemari itu dan kotak yang berisi obat-obatan dia ambil.

Serem ya jatuh dari pohon. Untung cuma luka ringan. Apa ya yang Aulia pikirkan dari perhatian Victor ini?

Lost Daddy (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang