Victor berusaha mempercepat langkahnya. Tidak ada reaksi tapi pasti tetap sakit terbentur seperti itu. Chloe mendengar langkah kaki itu dari kejauhan. Dia menyikut Emma dan memberikan kode untuk melihat ke kanan. Emma pun melihat Victor datang. Dia semakin tidak terima melihat Victor kemari. Kemungkinan besar Victor akan membela Aulia, perusak hubungan dia dengan Victor. Dia sadar dia salah mengajak Victor melabrak Aulia beberapa hari lalu. Kalau saja dia tidak mengajak Victor, mungkin dia tidak akan patah hati seperti ini.
Suasana semakin mencekam.
"Enggak usah belagu kamu! Dia enggak akan mau sama kamu!" ketus Emma.
Aulia semakin sebal dengan kalimat itu. Dia tidak pernah tertarik apalagi mendekati lelaki itu. Lelaki itu yang berulangkali mengganggu hidup Aulia. Dia juga tidak terima karena justru dirinya yang disalahkan. Muka Aulia menjadi terlihat semakin jutek pada mereka berdua.
Tangan Emma menarik sedikit baju Aulia untuk menantangnya lagi. Aulia mulai tidak terima dengan perlakuan ini. Dia pegang tangan Emma dengan kencang. Ternyata belum nyesal juga ini orang. Aulia tahu saat terakhir dia membanting tangan Emma, tangan Emma menjadi kesakitan. Dia ingin melakukan hal yang sama pada tangan Emma. Tidak peduli kalau nanti tangan Emma menjadi sakit lagi seperti waktu itu. Selama dia bisa membuat mereka berdua menjadi jera dengan kelakuan ini, itu sudah cukup.
Aulia tahu kalau lelaki pujaan mereka berdua sedang berlari kemari. Dia juga tahu kalau Emma sangat posesif ingin memiliki Victor hingga suka membuat orang-orang terutama kaum hawa untuk menjadi takut dekat dengan Victor.
"Hidup dengan penuh kegelisahan hanya demi memiliki seseorang. Suka menonjolkan diri dengan melabrak orang lain demi menarik perhatiannya. Apa kamu terlalu murahan sampai takut ada yang menyaingimu?" Aulia sengaja ingin memanas-manasi emosi mereka. Emma yang mendengarkan kalimat itu pun terdiam. Tidak pernah terpikir Aulia akan berkata seperti itu. Hal ini juga sudah rahasia umum bagi banyak orang yang melihat cara Emma mencari-cari perhatian Victor dimanapun mereka berada.
"Kamu.." Pipi Emma menjadi berwarna merah merona. Bukan karena Victor akan sampai sini tetapi karena ucapan itu yang membuat dia malu dengan dirinya.
Ketika tinggal lima langkah lagi Victor dapat menengahi mereka, Aulia meremas tangan Emma dan berkata dengan tegas, "Untuk apa aku dekat dengannya? Aku enggak butuh dia!"
Victor terhenti. Emma menoleh kebelakang dan melihat keberadaan Victor. Meski yang terjadi tidak sesuai dengan yang mereka mau, ada hal positif yang mereka dapatkan. Victor mendengar Aulia berkata itu. Mereka berusaha menutupi senyum mereka dan cepat-cepat pindah ke tempat lain.
Aulia menyadari bahwa perkataan tadi sangat tidak sopan dan sangat menusuk. Ada sedikit rasa bersalah tetapi ia tetap berusaha membenarkan dirinya. Dia menatap ke arah lain dengan tajam dan memalingkan wajahnya. Kakinya berjalan dengan lumayan cepat dan perlahan-lahan dia sudah tidak terlihat lagi.
Victor masih terus memandang ke arah tempat Aulia berjalan. Perlu waktu bagi Victor untuk dapat menerima kalimat itu. Rasa bersalah yang dia rasakan semakin meningkat. Dia baru menyadari kalau Aulia benar-benar sangat terganggu. Tanpa dapat mengerti artinya, dia merasakan luka yang semakin dalam di hatinya. Luka yang dia sendiri tidak dapat mengerti penyebabnya.
Dengan menahan perasaan itu, dia berjalan kembali menuju ke dalam kelasnya. Melihat papan tulis yang berada di depan sana. Banyak angka tertulis di sana. Pelajaran matematika kembali dimulai.
Aduh... kira-kira Victor bakal tetap dekati Aulia enggak ya?
Tapi Emma geer banget ya.. serasa Victor bakal mau sama dia. Kalau kamu yang jadi Aulia, kira-kira Emma mau diapain?
Btw...
Buat para readers, support dengan vote dan comment jg dong!
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost Daddy (completed)
Teen Fictionsebelum baca, jangan lupa follow akunku, ya! thanks ............................ Aku kira hidup bersama ayahku adalah keberuntungan tetapi tidak. Semua kebahagiaan telah sirna semenjak kepergian ibuku. Ayah menghilang tanpa alasan. Kakek berkata ba...