Mengingat usaha Victor untuk mendekatinya selama ini membawa Aulia memikirkan keputusan ini. Mungkin enggak salah untuk mulai percaya dengannya.
Kedua bibir Aulia terbuka. Kalimat yang ingin ia ucapkan masih tertahan di tenggorokan. Aulia meminum kopi itu dan mengalihkan perhatiannya kembali pada restaurant seberang yang terlihat melalui jendela.
Hembusan nafas yang panjang terdengar dari mulut Aulia. Dia pun memperhatikan Victor lagi. Victor sedang meminum kopi itu.
"Victor." Meski Victor sudah sering bertemu Aulia, sangat jarang dia mendengar Aulia menyebutkan namanya ini.
"I will learn to trust you. Thus, could u listen to me about this story now?"
Kalimat yang diucapkan Aulia mengejutkan Victor. Aulia mulai terbuka? Seriously? Victor masih tidak percaya dengan semua ini.
Cerita pun di mulai.
Semua bermula dari kepergian ibunda tercintanya. Masalah menjadi semakin komplek karena Edgar yang tiba-tiba meninggalkannya seorang diri di dalam rumah. Aloys serta Carole berusaha membantunya mencari Edgar. Setelah mencarinya dalam waktu yang cukup panjang, ternyata, Edgar bersembunyi di villa keluarga mereka seorang diri. Bermabuk ria serta mendengarkan musik menjadi habitatnya.
Aloys dan Carole mengusulkan Aulia untuk pindah di rumah mereka. Barang-barang milik Aulia pun mereka pindahkan ke rumah mereka dengan bantuan tetangga mereka yang membantu mengangkat barang. Aloys dan Carole memang terkenal sangat ramah. Tak heran mereka dekat dengan banyak orang yang tinggal tidak jauh dari rumah mereka.
Aloys mengatakan kalau Edgar perlu waktu untuk menerima kepergian istrinya tetapi sebuah kejadian yang memperburuk keadaan terjadi. Carole pernah berkata kalau Aulia harus berusaha mendapatkan nilai yang baik di sekolah. Selain untuk masa depannya, pasti nanti saat Edgar tahu hasil itu, dia akan bangga dengan Aulia.
Saat Aulia berhasil mendapatkan nilai yang tinggi, dia sangat senang dan ingin menunjukkan pada Edgar. Aloys serta Carole tidak menjawab whatsapp Aulia karena toko sedang dipenuhi oleh banyak pengunjung turis dari negara Thailand.
Aulia tidak sabar menunggu mereka. Dia pergi seorang diri ke tempat Aloys dan kejadian yang sangat mengecewakan terjadi, terutama saat Edgar pergi meninggalkan tanpa menyapa sedikit pun di UGD.
Sejak kejadian itu, dia sudah tidak ingin lagi sekolah apalagi melihat muka Edgar. Karena kekecewaan yang dalam dengan ucapan Aloys dan Carole, dia menutup dirinya pada mereka. Dia mengusulkan sendiri kalau tidak ada seorang pun yang bisa dia percaya. Tidak hanya menjauh dari Aloys, Carole, serta Edgar tetapi juga teman-temannya. Dia menjadi orang yang sangat misterius dan jutek sejak saat itu juga.
Victor hanya berdiam. Beberapa bagian dari cerita itu sempat dia dengar dari Nolan. Namun masalah yang terjadi jauh lebih menyakitkan dari dugaan dia selama ini. Kamu sungguh kuat jalani semua itu. Kalau aku yang jalani, aku gak akan mampu. Victor bergumam sendiri di hati.
Mata Aulia berkaca-kaca. Dia menundukkan lagi kepalanya, memandang pada celana jeansnya. Tetes demi tetes membasahi celananya. Dia tidak kuat lagi merasakan semua kesakitan yang dia pendam itu. Victor bangun dari kursinya. Dia berjalan mendekati Aulia. Sedikit ragu untuk melakukannya tetapi dia beranikan dirinya. Kedua tangannya memeluk Aulia dari samping dan menyandarkan kepala Aulia pada tubuhnya.
Suasana sungguh sendu. Cerita yang sudah lama Victor cari tahu dia dengar sendiri dari orang yang mengalaminya. Orang-orang hanya menilai Aulia dari luar tanpa tahu beban ini. Kalau mereka paham kondisi ini, mereka enggak akan menilai Aulia seperti itu lagi. Tapi biarlah mereka menilai kita sesuka mereka. Cukup aku, Aulia, dan Tuhan yang tahu detail kejadian ini.
Cukup memakan waktu yang lama mereka menghabiskan tangisan itu bersama. Mata Victor pun juga berkaca-kaca sejak tadi. Dia berusaha menahannya.
Kamu anak yang kuat. Tetaplah jadi gadis yang kuat. Tetaplah juga terbuka denganku. I will keep your secret alone. From the deep of my heart, I love you....
***
Suasana kemarin sore sangat tidak cocok untuk membicarakan hal ini. Victor masih memiliki satu beban untuk menyampaikan kabar ini. Entah ini kabar baik atau buruk bagi mereka. Victor menjadi galau lagi. Dia juga tidak ingin meninggalkan Aulia tanpa jejak. Hatinya terlanjur sangat mencintainya. Tidak mau dia melihat Aulia kembali bersedih.
Dia ingin main ke ruang musik tempat Aulia berhenti biasanya. Ia bergegas berdiri dari posisi duduk dan berjalan keluar dari dalam kelas. Di tengah jam istirahat ini, lorong yang ada di depan kelas Victor menjadi dipadati oleh banyak murid. Tiba-tiba seseorang menepuk pundak Victor.
"Victor, kamu mau ikut lihat pertandingan basket junior?" ajak temannya
Melihat junior bermain basket membuat dia kembali terkenang masa lalunya. Awal mula dia juga mengikuti klub basket. Apa aku perlu ikut melihat mereka hari ini? Victor menjadi mulai galau dengan pilihan ini.
***
Suara dentingan piano terdengar kembali. Lagu Sunset Bird-Yiruma mengalun dengan tenang. Meski ada beberapa bagian yang harus diulang lagi, tangan Aulia tak bosan memainkannya. Piano sudah menjadi temannya sejak kecil. Suara piano memiliki banyak kenangan baginya. Suka dan duka. Semua tersampaikan melalui lagu ini.
Hingga akhirnya lagu pun selesai dimainkan. Perhatian Aulia kembali menatap pada jendela. Aulia memperhatikan jendela yang menghadap pada dinding bangunan sebelah. Dia mendengar sorakan banyak orang dari gedung sebelah. Pertanda akan adanya pertandingan basket.
Aulia berdiri. Kakinya menapak berjalan ke dekat jendela. Pintu jendela dia buka. Angin yang sejuk berhembus masuk ke dalam ruangan. Suara teriakan orang-orang yang sedang menonton pertandingan basket meramaikan suasana luar ruangan ini. Mereka semua terlihat sangat menikmati kegiatan itu.
Ya, ruang musik ini hanya memiliki jendela yang menghadap pada dinding bangunan lapangan basket di sebelah. Dia tidak pernah dapat menikmati kegiatan basket sejak kecil. Pelajaran olahraga pun hanya sebagai rutinitas. Hanya musik yang dapat memberikan ketenangan dan kenyamanan bagi Aulia sejak kecil.
Suara bell berdenting. Jam istirahat sudah selesai. Banyak orang yang berjalan keluar dari lapangan. Aulia belum ingin kembali ke dalam kelas. Dia ingin datang sedikit terlambat karena tidak ada ketertarikan sama sekali untuk belajar saat ini. Matanya terus memandang pada orang-orang yang sedang berjalan keluar dari lapangan.
Wajah seseorang terlihat tidak asing. Baru saja kemarin dia bertemu dan bercerita dengannya, ternyata hari ini dia melihat permainan basket. Biasa dia datang kemari.. Sedikit kekecewaan terbesit di hatinya saat ini.
***
Do you want to have dinner with me tonight?
Sebuah ajakan untuk makan malam terlihat pada whatsapp. Seorang lelaki yang Aulia ingin temui mengajaknya pergi makan malam bersama secara tiba-tiba. Baru saja kemarin mereka bertemu di cafe, sekarang dia mengajaknya makan malam. Sebuah senyum geli tersungging pada bibir Aulia. Warna wajahnya pun berubah menjadi merah merona.
Ah.. apaan sih ini... Aulia geli sendiri dengan perasaannya yang tidak seperti biasanya. Dia bergegas turun ke lantai satu untuk berpamit pada Aloys dan Carole.
"Grandpa, tonight i will be having dinner with Victor."ucap Aulia. Dia bergegas kembali ke dalam kamarnya.
Aloys serta Carole tercengang.Perhatian mereka sudah tidak lagi fokus pada botol yang sedang mereka bersihkandengan kain. Yang membuat mereka terkesima bukanlah acara makan malam merekamelainkan Aulia berpamit. Selama ini Aulia tidak pernah berpamit pada merekatetapi ia juga hanya menyendiri terus di dalam kamar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost Daddy (completed)
Teen Fictionsebelum baca, jangan lupa follow akunku, ya! thanks ............................ Aku kira hidup bersama ayahku adalah keberuntungan tetapi tidak. Semua kebahagiaan telah sirna semenjak kepergian ibuku. Ayah menghilang tanpa alasan. Kakek berkata ba...