45. Kebahagiaan yang diinginkan

23 3 0
                                    

Aloys dan Carole saling menatap heran.

"Makan malam dengan siapa?"tanya Carole ingin memastikan kembali.

Aloys menggerakan pundaknya. Memberi tanda bahwa dia juga tidak mengerti. Botol diletakkan di atas meja dan Aloys naik ke lantai dua.

"Aulia." sorak Aloys di depan pintu kamar Aulia.

"Yes?"Aulia membukakan pintunya.

"Kamu nanti makan dengan Victor?"

"Yes, I will."jawab Aulia. Kemerahan masih terlihat pada pipi Aulia. Aloys menahan tawa melihat ekspresi Aulia ini. Bukan tawa untuk mengejek melain kan tawa kebahagiaan bisa melihat cucu tersayangnya kembali seperti dulu.

"Ok. Have a nice time with him. If you need anything, just call me." Protektif Aloys menjadi terlihat sekarang. Aulia juga baru saat ini melihat sisi protektif Aloys.

***

Pemandangan kota di malam hari sudah terlihat berbeda. Banyak hiasan yang terlihat di dinding bangunan serta berbagai pajangan di pinggir jalan. Tanpa disadari sudah mulai mendekati bulan December. Hari Natal. Victor sudah booking restaurant sejak tadi sore. Dia takut restaurant penuh karena sudah mulai banyak sekolah dan juga perusahaan yang menikmati libut Natal. Besok pun juga adalah hari terakhir mereka sekolah di tahun ini.

Restaurant makanan Asia yang ada dalam bangunan kuno ini sudah menjadi restaurant Asia yang populer di sana. Victor menunggu Aulia di depan restaurant itu. Dia menjadi grogi karena belum pernah menghabiskan makan malam bersama Aulia berdua seperti ini. Apalagi di dalam restaurant.

Jalan sudah mulai dipadati banyak orang. Namun seorang gadis terlihat dari kejauhan. Victor melambaikan tangannya dengan tinggi untuk menunjukkan keberadaannya. Aulia segera berlari ke tempat Victor.

"Sorry, kamu tunggu lama, ya?" tanya Aulia sambil mengatur nafasnya kembali.

"Ah..Don't worry. Ayo.." Ucapan Victor tertahan karena ada yang berbeda pada Aulia. Aulia mengenakkan sedikit cushion dan eyeshadow pada wajahnya serta ada sedikit kepang rambut yang menghiasi kepalanya. Aulia dandan... Pikiran Victor masih teralih pada penampilan Aulia.

"You're gorgeous." Sebuah pujian terucap dari bibir Victor. Wajah Aulia menjadi kembali memerah. Ada rasa senang tetapi juga malu. Dia puji. Thanks Carole.

Dingin udara semakin menusuk tubuh mereka. Tangan kanan Victor menggandeng tangan Aulia. Aulia menjadi semakin tegang karena tidak biasa dengan kondisi ini.

"Ayo masuk!"ajak Victor.

Mereka pun masuk ke dalam restauran. Seorang pelayan menyambut kedatangan mereka.

***

"Aulia! Kamu mau pergi dengan Victor nanti malam?"tanya Carole. Carole langsung naik ke lantai dua setelah mendengar dari Aloys kalau yang mengajak adalah Victor.

"Iya."jawab Aulia dari dalam kamar. Tangannya segera menekan ganggang pintu dan membukakan pintu untuk Carole. Carole juga mengakui saat ini kalau Aulia sudah kembali seperti dulu. Selama ini kalau mereka ajak berbicara, selalu dengan pintu tertutup. Jarang sekali mereka berbicara dengan saling tatap muka.

Sebuah senyum manis tersungging pada bibir Carole. "Mau Nenek dandanin enggak?"tanya Carole dengan bahasa inggirs.

Aulia tersenyum dan ikut Carole turun. Aloys dan Carole sangat senang melihat perubahan ini. Tidak lama lagi sebuah kehangatan akan kembali terasa di rumah ini. Carole menarik kursi yang ada pada bawah meja riasnya. Ia mempersilahkan Aulia untuk duduk di sana. Aulia duduk dan tangan Carole mulai meriasinya.

Setelah selesai berdandan, Carole memilihkan pakaian yang hangat berwarna biru muda pastel, celana jeans yang skinny, serta jaket berwarna biru tua. Jaket biru dengan panjang selutut dan berhias bulu berwarna hitam pada bagian tengah ke bawah.

"Karena sekarang sedang musim dingin, anak seumuranmu lebih baik pakai kaos yang simple dengan jaket yang cantik. Nanti kabari kami tentang respon Victor,ya!"

***

Canda tawa menemani mereka berdua menghabiskan waktu. Makanan mereka juga sudah habis. Victor masih ingin berbicara dengan Aulia. Dia mengajak Aulia memesan dessert. Ajakan itu pun Aulia terima. Ada satu makanan penutup yang dia inginkan saat melihat-lihat menu tadi.

"Excuse me!"suara Victor terdengar dengan kencang. Pelayan restaurant pun datang pada mereka.

"Can we see the dessert menu?"

Pelanggan itu pun membalas dengan senyuman ramah. Pelayanan di restoran ini sangat memuaskan mereka. Sebelum pelayan itu pergi, Aulia sudah memesan.

"Can I have one of Thai mango sticky rice?"

Victor terkesima dengan Aulia. Tanpa disangka Aulia sudah menginginkan dessert sejak tadi. Tawa yang ingin dia keluarkan ia tahan. Ekspresinya yang menahan tawa membuat Aulia ikut geli dan ingin mengeluarkan tawanya. Pelayan tidak mengerti dan hanya meninggalkan mereka.

"Kenapa enggak bilang kalau kamu sejak tadi pingin dessert? Hahaha..." goda Victor.

Aulia hanya tertawa. Dia malu untuk mengakui kalau dia sudah menginginkan makanan itu sejak tadi. Tawa ini menutupi rasa tegang yang sejak tadi Aulia rasakan.

"By the way, nanti setelah makan dessert, aku ingin sampaikan sesuatu."

Perkataan Victor membuat Aulia menjadi kembali tegang. Apa yang ingin dia sampaikan? Jangan-jangan.. Aulia menjadi menebak-tebak sendiri. Dia mengira Victor akan mengajaknya untuk jadian setelah makan dessert itu. Tanpa dia sangka bahwa Victor ingin berpamit karena akan melanjutkan akademisnya di Strasbourg.

*** 

Lost Daddy (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang