34. Emma, Chloe, dan Victor

29 2 0
                                    

Thanks for all yang masih baca sampai bab ini.
Jangan lupa kasih jejak di bab ini ya!
Thanks

**********
Dari jendela ini terlihat seorang gadis baru saja membuka payungnya yang berwarna biru tua dan bergegas pergi. Victor ingin segera mengambil payung juga dan menyusul Aulia. Dia ingin bersama Aulia lagi hingga sore hari. Sayang kondisi tidak mensupportnya. Dia harus bersiap-siap untuk pertandingan basket dua minggu lagi. Dia tidak ingin merusak usaha tim basketnya hanya karena egonya yang ingin selalu bersama Aulia. Terlalu ego kalau lebih mengutamakan hal ini dibanding orang-orang di timnya yang juga sudah lama ikut berlatih untuk menyiapkan diri dalam pertandingan itu nanti. 

Dia segera ingin kembali masuk ke dalam lapangan dan pemanasan terlebih dahulu. Ketika dia baru saja membalikkan dirinya dari jendela itu, terlihat seorang perempuan yang sangat dia kenal. 

   "Victor!"suara familiar terdengar. Tatapannya terlihat sangat serius. Tidak ada senyum.

  "Aku minta kepastian."

 Victor tidak mengerti maksudnya. Kepastian apakah itu? Mengapa dia sangat serius? Apa urusanku dengannya? Dahinya mengkerut pertanda dia tidak mengerti dengan maksud Chloe.

"Siapa Emma buat kamu? Apa kamu gak bisa lihat dia sedikit saja?"

 Diam. Victor tidak tahu mengapa tiba-tiba mendapatkan pertanyaan itu. Ada apa dengan Emma? Kenapa aku yang ditudung pertanyaan itu? Victor sangat tidak menyukai topik pembicaraan ini. Tanpa harus meminta penjelasan lebih lagi, dia tahu maksud dibalik pertanyaan ini. Dia sendiri masih heran mengapa Chloe masih menanyakannya. Selama ini Victor tidak pernah memberikan respon yang menarik sebuah harapan palsu bagi mereka berdua. 

"JAWAB!!" bentak Chloe

 Mendengar bentakan itu, Victor semakin yakin bahwa yang dia pikirkan selama ini benar. Emma ingin mendekatinya. Sayang, lelaki pecinta basket ini tidak suka dengan perempuan yang suka mencari-cari masalah dengan orang lain seperti dia.

 "Oke aku jawab. Sorry, aku enggak ada apapun dengan Emma dan aku enggak ada waktu untuk menanggapinya. Sudah, ya! Aku mau latihan." Victor berjalan lurus melewati Chloe dengan dingin. Dia ingin memulai persiapan latihan ini secepatnya supaya tidak perlu menanggapi Chloe lebih lama.

  "Gak ada waktu? Tapi kamu selalu ada waktu untuk mengikuti anak sombong itu!"teriak Chloe. Chloe ikut merasa tidak adil dengan hal ini. Kesibukan Victor akhir-akhir ini pun mulai beralih dari latihan basket menjadi menenemani Aulia. Chloe tahu hal itu. Dia juga menyesal saat itu membiarkan Emma mengajak Victor melabrak adik kelas yang satu ini. Seandainya waktu bisa diputar balik, mereka berdua tidak akan sedekat ini. 

 Teriakan itu terdengar di tempat ini. Victor tetap tidak ingin memberikan respon pada mereka mengenai hal ini. Lorong tempat mereka berada saat ini sangat sepi karena berada balik tembok lapangan bagian ujung. Jarang sekali ada orang yang berada di sana kecuali jika ingin melihat orang-orang yang sedang berjalan melewati gerbang sekolah. Tujuan dari awal Victor berdiri di dekat jendela ini sudah jelas karena ingin melihat Aulia dari jauh sesaat sebelum memulai pemanasan. 

 Chloe berharap adanya sedikit tanggapan dari Victor yang akan membuat Chloe lebih lega. Tetapi itu hanya harapan palsu. Victor tetap terus berjalan dengan dingin, kembali ke pintu masuk lapangan basket.

***

Bola terlempar dari satu tangan ke tangan lain. Semua pemain yang ada di lapangan ini mengincar bola itu. Sudah tiga jam berlalu. Mereka semua sudah kelelahan dan tidak ada energi untuk melanjutkan latihan ini. Pelatih mereka tahu tentang keletihan para pemain. Dia menyudahi latihan ini. Ada banyak kemajuan juga dalam latihan hari ini. Semua anggota sudah mulai menguasai bagiannya masing-masing. Victor mencuci wajahnya yang berkeringat pada wastafel. Dia kembali teringat perkataan Chloe. Apakah selama ini mereka yang pernah ikuti aku? Victor sering merasa ada yang mengikutinya. Dia pikir itu hanyalah perasaannya. Ternyata, itu tidak salah.

Lost Daddy (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang