8. Suasana yang dingin

76 11 1
                                    

Sebuah bangunan berdesain tradisional dengan warna ungu. Serta kayu-kayu yang menempel pada dinding di sekitar jendela lantai dua. Tempat ini berisi rumah dan toko yang berada dalam satu bangunan. Tidak tersedia pintu yang dapat langsung tembus ke dalam rumah. Setiap mau masuk ke dalam rumah, ia harus melewati toko minuman anggur ini. Aulia sudah kebal dengan keberadaan Aloys di toko. Awal mula dia tinggal di sini, dia juga sudah menjadi anak yang sangat cuek dengan permintaan Aloys untuk membantu jaga toko.

Suara bel pintu terdengar. Perhatian Aloys yang sedang melayani seorang pelanggan menjadi teralih sesaat. Tetapi beliau tetap fokus melayani pelanggan ini.  Tanpa ada sapaan, Aulia juga hanya membuka pintu dan berjalan dengan respon yang dingin pada Aloys. Hanya sebuah lirikan dari mata Aulia yang Aloys dapatkan. Aloys juga sudah tidak asing dengan perilaku ini. Kakek dengan pakaian berwarna cokelat tua ini juga sudah kebal dengan sikap dingin Aulia. Dia sadar kalau dirinya serta istrinya pernah berbuat kesalahan fatal. Mereka juga tidak tahu harus bagaimana lagi untuk memperbaiki kesalahan itu. Gadis yang dingin ini hanya membuka pintu rumah dan masuk ke dalamnya. Dengan cepat Aulia langsung naik dan masuk ke dalam kamarnya.  Setiap hari Aloys dan Carole tidak pernah lepas dari perlakuan dingin Aulia.

Dia tahu kalau Aloys pasti akan meminta dia membantu jualan lagi. Sengaja dia mempercepat langkah kakinya untuk menghindari permintaan itu. Pintu pun langsung dia kunci. Kenyataan terjadi sesuai ekspektasinya. Suara itu terdengar hingga ke dalam kamarnya.

"Aulia, bantu Kakek jualan!"kata Aloys. Setiap hari kejadian ini menjadi seperti rutinitas di dalam rumah ini. Aulia selalu tidak memberikan jawaban seperti ini. Sayang, mereka juga tidak menyerah memanggill Aulia untuk membantu mereka. Di usia mereka yang sudah menua, mereka termasuk orang yang kuat dapat menjaga toko dari pagi hingga sore hari. Dulu, toko ini buka hingga petang hari tetapi karena usia mereka yang terus bertambah, mereka mengurangi pekerjaan demi menjaga kesehatan mereka. Tabungan mereka pun juga masih cukup untuk membiayai sekolah Aulia saat ini.

Meski suara Aloys sudah terdengar dengan kencang, suasana tetaplah hening. Dia hanya menyendiri di dalam kamar dengan pintu yang terkunci. Hingga saat ini tidak ada rasa ingin membantu sang Kakek. Menyendiri di kamar dengan ditemani ketenangan suara piano jauh lebih nyaman daripada meliat kembali wajah Aloys dan Carole.

 Kembali dia mendengarkan lagu instrumental piano yang terdengar lembut Lagu One summer's day by Joe Hisaishi mengalun dengan tenang. Menenangkan pikirannya. Tidak pernah sehari pun dia lepas dari suara piano. Terdengar lembut, menyejukan, dan menenangkan jiwa.

"Kenapa sih dia selalu mengikutiku?"gumam Aulia dari dalam hatinya. Rasa sebal terus dia rasakan pada Victor meski dia tidak tahu namanya. Tidak ada rasa ingin tahu juga apalagi mengenali cowok itu.

Aulia memilih lagu berikutnya yang akan dia dengar. Dia pilih lagu The Days that I'll Never Come by Yiruma. Entah mengapa lagu ini menyampaikan sebuah rasa yang tidak bisa dia sampaikan pada siapapun. Emosi yang ia tampung seorang diri ini mengalir keluar dari dirinya perlahan-lahan seiring dia mengikuti feeling yang terasa pada lagu ini.

Berbaring pada atas ranjang dengan menikmati setiap ketuk alunan piano. Setiap hari, hal ini sudah menjadi rutinitas sepulang sekolah hingga malam hari. Kakek Aloys pun sudah tidak tahu harus bagaimana lagi pada Aulia karena Aulia bersikeras tidak berubah dari keinginannya untuk lari dari kenyataan ini.

Hidup tanpa arah dan tujuan. Tanpa ada rasa senang dan sukacita. Hanya kepahitan, emosi, dan luka yang terpendam di hatinya selama ini. Sebuah kekesalan yang menimbulkan luka yang dalam pada sang Ayah, Kakek, dan Nenek membuatnya tidak lagi dapat mempercayai siapapun di hidupnya. Tidak ada juga rasa ingin mengasihi dirinya sendiri.  Kenapa aku harus hidup jika tidak ada yang mengharapkanku? Semua orang hanya dapat mengecewakan dan menyakitiku.

Perlahan-lahan air matanya menetes dengan sendirinya. Rasa sakit kembali terasa. Dalam dan sangat menusuk. Hanya tinggal seseorang yang masih ada di hatinya. Seseorang yang sudah pergi jauh tanpa ada waktu untuk kembali lagi ke tempat ini. Hanya kenangan yang tertinggal di hidupnya. 

"Mommy...." ia rindu kembali bertemu dengan Ibunya. Semua berubah sejak kepergian beliau. Perpisahan yang sangat menyakitkan. Dia juga selama ini mengkesimpulkan bahwa ayahnya hanya baik padanya karena ada ibunya. Tanpa ibunya, ayahnya akan tetap menjadi pria yang dingin dan tak berperasaan. 

Lost Daddy (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang