31. Tidak sesuai harapan

40 3 0
                                    

Aduh.. Aulia malah ketemu orang yang paling dia hindari.. 

Ada apa sih detailnya antara Aulia dengan ayahnya? 

Siapa yang sadar ada spoiler tentang masa lalu Aulia di bab sebelum ini? xixi

Lanjut baca aja, yuk untuk tahu lebih lagi tentang masalah mereka.. 

****

Edgar tetap tidak lagi dapat menahan penyesalannya yang dalam. Dia ingin meminta maaf dengan perbuatannya ini. Air matanya pun dia tahan agar tidak menetes. 

"AULIA!!" sorak Edgar dari tempat dia berdiri. 

Sayangnya, suara itu tidak dapat menghentikan Aulia berlari menjauhinya.

"PAPA MINTA MAAF!!" Di tengah Edgar menyerukan kalimat itu, kekuatan di kedua kakinya seolah hilang seketika. Dia berlutut dan memandang Aulia yang sudah berada di tempat jauh. Dari kejauhan sana, dua kata yang Aulia tidak sangka akan diucapkan ini terdengar. Tetapi hal itu tetap tidak dapat menghentikan larian Aulia ini.

Minta maaf? Aulia dengar ucapan itu dengan jelas tetapi dia tidak dapat menerimanya. Apa dia kira dengan meminta maaf semua sudah usai? Hidupku hancur karena dia. Ia masih tidak terima dengan semua yang terjadi di masa kecilnya.

Beliau berharap puterinya ini membalikkan tubuhnya dan menyahut teriakan ini. Sayangnya, respon Aulia tetaplah sama. Dia terus berlari menjauh darinya. Aulia tidak ingin lagi mengingat masa lalunya. Berlari dari kenyataan ditemani dedaunan dan musik sudah cukup baginya. Tidak hanya Victor yang merusak kenyamanan itu tetapi juga dia, orang yang paling Aulia hindari dan benci, Edgar.

Matanya yang sudah berkaca-kaca daritadi tidak dapat lagi menampung semua air mata itu. Edgar menangis. Dia tidak tahu harus berbuat apalagi selain meminta maaf. Hidup puteri tunggalnya justru hancur karena dirinya sendiri. Jauh lebih baik jiwanya yang remuk daripada melihat puterinya menjadi seperti ini. Dia pikir Aulia selama ini baik-baik saja. Dia kira Aulia menjalani hidup sebagai anak remaja bersama teman-temannya. Tetapi semua yang dia dengar dari Nolan sangatlah menusuk. Apa sebelum Aulia dekat dengan laki-laki itu kondisinya lebih buruk? Ingin dia bertanya pada Aloys atau Carole tentang hal ini. Sayang, dia tidak berani datang ke rumah karena takut mengganggu kenyamanan Aulia lagi.

***

Matahari sudah mulai terbenam. Warna jingga mewarnai warna langit. Terlihat sangat indah berada di tempat alam terbuka dengan pemandangan langit seperti ini. Tetapi perubahan warna langit ini menunjukkan bahwa hari sudah mau petang. Tidak mungkin juga Victor menunggu hingga malam hari. Victor menyerah untuk menunggu kedatangan Edgar. Dia berdiri dari posisi duduknya di anak tangga depan pintu masuk. Tangannya menepuk celananya untuk membersihkan dari debu yang di anak tangga itu. Tas kembali dia kenakan di punggungnya dan berjalan ke tempat perhentian bus yang mengarah kembali ke Colmar.

Di langit terlihat burung-burung berterbangan kembali pada sarangnya. Belum waktunya aku melihat kondisi ayah Aulia. Mungkinkah aku dapat melihat kondisinya di lain hari? Victor masih berharap dapat melihat kondisi beliau. Rasa iba yang besar pada Aulia serta Edgar sangat terasa di lubuh hatinya.

Bus yang dia tunggu terlihat dari kejauhan. Dia maju selangkah dan menggerakan tangannya untuk memberi tanda pemberhentian. Bus terhenti. Pintu bus terbuka. Kakinya melangkah masuk ke dalam bus. 

***

Waktu terus berlalu. Lampu-lampu di jalan mulai menyala untuk menerangi gelapnya malam yang sudah mulai menyapa. Tidak ada bintang yang terlihat. Toko anggur itu masih didatangi beberapa pengunjung. Tetapi tidak seperti biasanya. Entah mengapa hari ini tidak terlalu banyak pengunjung toko. Carole berdiri di sebelah timur toko itu untuk membantu Aloys melayani pelanggan mereka yang juga penduduk lokal. Aloys baru saja selesai menghitung jumlah harga minuman yang akan dibeli oleh pelanggan mereka satunya. 

Tanpa disangka, sesuatu yang mengejutkan menyapa perhatian mereka secara bersamaan. Suara dorongan pintu yang sangat kencang mengejutkan mereka. Perhatian mereka semua termasuk para pendatang di toko ini teralih pada gadis itu. Kedatangan perempuan remaja ini menarik perhatian banyak orang. Bukan karena penampilan atau keramahannya melainkan karena cara dia mengekspresikan emosinya. 

Setelah Aulia bergegas membuka pintu toko, ia berlari masuk ke dalam rumah dan masuk ke dalam kamar. Aloys dan Carole ingin menyambutnya dengan ramah seperti biasanya. Mereka masih berharap Aulia akan menyahut seperti kemarin tetapi langkah kaki Aulia terlalu cepat untuk mendengar sambutan itu.

Aloys meminta Carole untuk lanjut melayani pelanggan mereka itu dan dia ingin menyusul Aulia.

"Sorry, may I meet her for a few minutes?" pamit Aloys dengan sopan pada tamu mereka. Pelanggan mereka pun tidak mempermasalahkan hal ini. Melihat ekspresi Aulia barusan, mereka mengerti ada sesuatu yang terjadi pada gadis itu. 

Aloys membuka pintu ke dalam rumah dan bertatapan dengan Carole yang juga melihat ke arah tangga dari dalam dapur. Mereka saling menatap dengan pesan dari tatapan mereka yang saling ingin bertanya.

Aulia mengunci pintu kamar dan melompat di kasur dan menangis. Dia ingin melampiaskan isi hatinya ini tanpa tahu harus melakukan apa untuk mengeluarkan beban dan luka ini. Pertemuan sekilas dengan seorang pria yang sangat dia benci. Hatinya terlalu hancur untuk bertemu kembali dengannya. Jangankan bertemu, menatapnya dari kejauhan sudah merupakan sebuah cobaan yang sangat menusuk dan membuka kembali lukanya yang terdalam.

Aloys mengetuk pintu kamar Aulia.

"Aulia! Are you okay?"

Aulia mendengar suara itu tetapi ia tidak menggubrisnya. Hanya sebuah ingatan pahit yang sejak tadi ada dipikirannya. Sebuah kenangan yang tidak ingin ia ingat dan juga berat untuk dilupakan. Apakah aku melakukan sebuah kesalahan hingga harus menghadapi semua itu?

Semalam setelah kepergian ibunya....

Aulia tidak bisa tidur karena masih merindukan sang bunda tercinta. Ia masih ingin merasakan sentuhan, menikmati masakan, serta mendengarkan beliau bermain piano. Tanpa beliau, Aulia tidak tahu akan seperti apa hidupnya setelah ini. Tengah malam ini terasa sangat memilukan. Dia ingin tidur dengan sang ayah untuk malam ini. 

Aulia bergegas pindah ke kamar orang tuanya yang berada di dekat meja makan. Rumah yang tidak terlalu luas ini justru membuat dia merasa tidak takut untuk keluar dari kamarnya di tengah malam. Lampu di ruang tengah ini telah mati. Aulia menyalakan salah satu lampu supaya dirinya tidak menabrak interior yang ada di ruang ini. 

Seketika, Aulia tersadar. Terangnya lampu ini menunjukkan bahwa pintu kamar orang tuanya terbuka. Dia tidak mengerti kenapa pintu kamar tidak ditutup. Apakah Edgar sudah tertidur? Aulia berjalan ke kamar itu. 

Aulia menyalakan lampu kamar itu. Hanya ada bantal serta selimut yang berantakan di atas tempat tidur. Pintu kamar mandi juga terbuka dengan lebar namun tak ada sedikit pun cahaya di dalamnya. Aulia tetap menyalakan lampu kamar mandi. Kosong. Tidak ada orang sama sekali di kamar ini. 

"Papa! Where are you?"Aulia berpindah dari satu ruangan ke ruangan lain untuk mencarinya. Hingga dia memutari rumah ini sebanyak dua kali. Sayang, dia tidak kunjung melihat Edgar di rumah. Sepi. Sunyi. Senyap. Sangat hening untuk dinikmati seorang diri. Hanya alat musik piano yang menemaninya di rumah. Mendengar dentingan piano menjadi kesukaan Aulia sejak kecil karena setiap malam setelah makan bersama, ibunya memainkan piano.

Dia sempat belajar sedikit . Alat musik yang terus mengingatkan dia pada beliau justru menjadi teman saat dia ditinggal seorang diri di rumah seperti saat ini.

Aulia terus menunggu Edgar dari pagi hingga 11.30 malam. Apakah Papa baik-baik saja?Apakah terjadi sesuatu padanya? Bagaiman kalau ada kecelakaan? Apakah aku akan ditinggal sendirian? Berbagai pertanyaan kekhawatiran mulai ada di pikirannya. Dia merasa sangat sedih jika sampai harus seperti yang dia takuti.

Dia kembali membuka ponselnya. Saat ini hanya kakek Aloys dan nenek Carole yang dapat menjadi solusi. Dia menelepon kakek Aloys.

"Hello."

"Yes, hello. What happen, Aulia?"

Aulia menangis dan menceritakan semua pada mereka. Tanpa berpikir panjang, mereka bergegas memesan taxi dan pergi ke rumah Aulia. 

Lost Daddy (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang