28. Perhatian yang tidak diketahui

39 4 0
                                    




Kegelapan terlihat dengan jelas di atas sana. Tidak ada sedikit pun sinar yang meriasi kegelapan langit ini. Hanya sinar lampu yang menerangi malam ini. Nolan baru saja selesai mandi dan ingin mengambil sebuah kaleng soft drink yang ada di kulkasnya. Di tengah dia sedang mengambil minuman itu, sebuah suara gesekan pintu terdengar. Ada orang yang masuk. Siapa lagi kalau bukan Victor. Hanya Victor yang tinggal bersamanya di rumah ini. Victor melepaskan sepatu dan kaos kaki lalu berjalan lagi. Seorang pria lain sedang di dekat kulkas. Wajah mereka saling berhadapan. Mereka saling tersenyum lalu Victor lanjut berjalan ke kamarnya. Tiba-tiba Nolan menghentikan langkah Victor melalui sebuah pertanyaan.

"Bagaimana kabar Aulia?"tanya Nolan.

              Langkah Victor ke arah kamarnya terhenti. Matanya membalas tatapan Nolan.

              "She's good." Senyum manis tersungging di bibirnya. Sedikit merah merona terlihat di pipinya. Nolan melihat adanya sebuah perkembangan yang baik pada hubungan Victor dengan Aulia.  Melihat ekspresi ini, Nolan tahu kalau Victor tidak hanya sekedar menganggap Aulia sebagai teman. Dia juga sudah sangat mengenal Victor sejak Victor masih bayi. Karena itu juga dia yakin kalau Victor pasti bisa jadi sahabat dan juga kakak bagi Aulia.

              "Victor." panggil Nolan.

              "Ya?"

              "Aku titip Aulia. Dia anak dari sahabatku saat SMA. Aku banyak berutang budi dengan temanku saat itu."

              Sebuah pesan yang sama terdengar lagi. Kedua kali ia mendapatkan permintaan ini. Seorang gadis yang menumbuhkan rasa ingin tahu yang tinggi di hatinya ini menjadi orang yang diperhatikan oleh banyak orang. Kehangatan terpancar dari tatapan mata Nolan pada Aulia. Victor hanya membalas dengan senyum. Semua ini yang hanyalah sebuah kebetulan menjadi sesuatu yang menarik perhatian Victor saat ini dibandingkan dengan basket. Selama ini dia hanya memikirkan ekstrakurikuler basket karena itu adalah kegemarannya. Kegemaran itu tertutupi perlahan-lahan oleh rasa ingin tahu pada Aulia. Di luar dugaan dia akan menjadi seperti ini.

              Dia tidak tahu seberapa dekat Nolan dengan Edgar. Bagaimana kondisi Edgar karena dia juga tidak mendengar dari siapapun mengenai kondisi Edgar. Nolan berjalan ke arah pintu kamarnya. Victor memberanikan dirinya untuk bertanya.

              "Uncle."

              "Yes?"

              "Kalau gak keberatan, maukah cerita ke Victor tentang kondisi ayah Aulia sekarang?"

              Perlu renungkan dulu pilihan yang harus dia pilih. Masalah ini bisa dibilang terlalu personal. Apakah aku harus memberitahunya? Atau biarkan waktu yang membukakan kenyataan ini di depan Victor? Namun melihat hubungan Victor dan Aulia yang dekat saat ini, Nolan merasa Victor juga perlu mengetahuinya.

              "Edgar..." Kisah pertemuan Nolan dengan Edgar kemarin pun mulai diceritakan. Dua sisi yang mengalami depresi bersama. Sang ayah depresi di tempat terpencil sedangkan sang putri mengekspresikan depresinya dengan menjauhkan diri dari semua orang. Tidak mudah untuk memperbaiki hubungan mereka lagi seperti semula. Apalagi Nolan juga bercerita sedikit mengenai awal mula perpecahan itu. Victor menjadi ingin melihat tempat Edgar tinggal saat ini. Dia ingi nmelihat dengan mata kepalanya sendiri tentang kondisi beliau. Lumayan jauh juga tetapi tidak masalah baginya untuk mencoba ke sana. 

              Kalau aku ke sana, berarti aku tidak akan bertemu Aulia dalam sehari. Dia tidak akan mencariku kan kalau aku tidak menemuinya satu hari saja? Victor takut Aulia menunggunya diam-diam.

Lost Daddy (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang