53. Hidup dalam kedamaian

46 3 1
                                    

Sedih ya akhirnya mereka harus LDR sementara.

Dah yuk bapernya.. lanjut ke berikutnya.
*******

Seseorang sedang memainkan piano. Namun ia tak seorang diri. Ada tiga orang yang duduk di dekat meja yang menghadap ke piano. Mereka mengamati dan mendengarkan dengan serius karena saat ini adalah audisi penerimaan di University de syracuse. Sebagian murid yang akan mengikuti audisi ini berada di luar ruangan sedangkan empat orang yang mendekati giliran mereka sedang duduk di belakang, dekat pintu keluar ruangan audisi ini.

Aulia termasuk salah satu orang yang duduk di dekat pintu ruangan. Hanya tinggal dua orang lagi sudah gilirannya untuk bermain. Aulia memilih lagu klasik modern yang dimainkan oleh VK dengan judul Wings of piano.

Lagu yang dimainkan oleh pria itu telah usai, sekarang giliran seorang perempuan yang duduk di dekat Aulia. Detak jantung Aulia berdetak semakin kencang. Sebotol minuman air mineral dia buka dan dia minum untuk mengurangi rasa tegangnya ini. Dia juga sudah memesan kos-kosan yang berada tak jauh dari universitas ini. Kos-kosan itu hanya khusus perempuan jadi Victor juga hanya dapat menjemputnya dari luar saat ketemu.

Setiap peserta di sini dilarang membawa ponsel apalagi merekam audisi dengan alasan tidak ingin mengganggu kenyamanan peserta audisi. Juri yang seleksi di sini juga pemusik profesional yang sudah lama mengajar di universitas ini. Mereka mengajar alat musik yang sama yakni piano. Untuk murid lainnya yang ingin mendaftarkan diri mengikuti program alat musik lainnya, akan diseleksi oleh guru mereka yang ahli dalam memainkan alat musik mereka masing-masing.

Waktu yang ditunggu Aulia akhirnya tiba. Saat ini giliran Aulia yang memainkan lagunya. Tidak banyak orang yang mengikuti lagu pianist yang dipilih oleh Aulia ini tetapi Aulia merasa lebih percaya diri dengan lagu ini. Teknik memainkannya memang tidak mudah karena kelincahan jari sangat dibutuhkan di lagu ini. Tetapi ada ikatan feeling tersendiri yang Aulia rasakan dengan lagu ini.

Victor menunggu Aulia di luar ruangan bersama para peserta lain yang sedang menunggu gilirannya untuk masuk ke dalam ruangan. Lagu yang tidak asing terdengar di telinga Victor. Victor ingat kalau dia juga pernah mendengarkan Aulia bermain lagu ini di sekolah saat awal-awal dia tahu Aulia.

Jika Aulia berhasil lolos dalam audisi ini, dia akan memulai pelajaran tiga bulan lagi. Studi yang Victor jalani saat ini sudah memasuk tahun ke dua. Dia berencana akan mencari pekerjaan di Strasbourg setelah menyelesaikan studi ini. Selain karena majunya kota ini, dia juga masih dapat menemani Aulia sekolah di sini.

Hubungan jarak jauh yang mereka jalani sebelum ini terasa berat meski juga tidak ada banyak masalah. Mereka juga tidak saling curiga selama hubungan jarak jauh. Setelah audisi ini, mereka tetap masih harus hubungan jarak jauh hingga Aulia memulai diplomma ini di sini.

***

3 tahun setelah itu...

Aulia sudah tidak lagi diplomma. Dia sekarang sudah masuk di S1 jurusan musik di universitas yang sama. Hanya perlu dua tahun lagi untuk dia menyelesaikan studi ini. Dia tidak pernah mengeluh dan sangat menikmati semua pelajaran yang ada. Di saat yang sama Victor sudah mulali bekerja sebagai manager di sebuah perusahaan besar di Strasbourg. Perusahaan ini menjual makanan serta minuman khas Alsace yang diimport ke negara lain dalam bentuk frozen food.

"Aulia!"sorak Victor dari tempat dia berdiri.

Aulia bergegas menutup pintu kamar dan menguncinya. Dia memasukkan kunci itu di dalam tas yang dia gantung pada bahu kanan.

"Sebentar." Pandangan Aulia masih terfokus pada tas. Dia berusaha menempelkan magnet penutup tas dengan pasangannya. Setelah dia berhasil menutup tas, dia berjalan dengan cepat ke tempat Victor. Mereka saat ini berencana akan makan malam bersama di restoran yang tidak jauh dari lokasi mereka tetapi juga tidak dekat.

Victor berencana akan pamit karena besok dia harus ke luar kota karena pekerjaan. Hanya dua malam. Dia harap Aulia tidak kesepian karena saat ini, Aulia juga sudah memiliki banyak teman dekat di kuliahnya dan juga teman sekamarnya yang dari New Zealand.

Mereka pun sampai pada tempat yang mereka tuju dengan mengendarai bus umum. Tidak disangka, restoran yang sudak tidak se-booming dulu ini tetaplah ramai. Antrian sangat panjang. Untungnya Victor tadi sudah berinisiatif untuk reserve meja untuk dua orang terlebih dahulu. Restoran baru yang terkenal dengan pastanya ini memang banyak disukai oleh masyarakat sini. Terkadang turis juga ikut datang ke restoran ini karena menjadi restoran yang juga direkomendasikan oleh banyak orang.

Karena penuhnya restoran ini, pelayan pun tak sanggup menyapa mereka. Apa jumlah karyawan yang di sini kurang? Victor mencoba menghitung jumlah pelayan restoran ini. 6 orang sedangkan jumlah meja ada dua puluh. Mereka hanya berdiri menunggu di dekat pintu.

Seorang pelayan datang dan menyambut mereka. Victor memberitahu kalau dia sudah booking tadi sore. Pelayan itu pun langsung mengantarkan mereka ke tempat duduk mereka. Aulia sudah kelaparan karena terakhir makan adalah jam 12 siang tadi. Sedangkan sekarang sudah jam 7 malam. Dia belum sempat memakan apapun saat sore karena harus latihan bersama teman-temannya untuk memainkan lagu yang tidak mudah.

Victor bergegas memanggil pelayan yang sedang melewati meja mereka. Dia ingin memesan. Pelayan itu meminta mereka menunggu sebentar karena dia harus mengantarkan makanan di meja sebelah Victor. Setelah makanan telah diantar, dia datang kembali ke mereka dan mencatat pesanan Aulia dan Victor. Sudah jelas mereka memesan pasta dengan jenis yang berbeda. Aulia memilih yang pasta carbonara dengan truffle sedangkan Victor memesan pasta garlic lemon dengan toping udang dan bayam.

"Aulia... aku besok harus ke luar kota untuk pekerjaan, kamu enggak apa-apa kan aku tinggal dua malam?"tanya Victor.

Aulia sekarang sudah belajar menjadi anak yang mandiri dan pandai bersosialisasi. Dia tidak lagi terlalu bergantung pada Victor. Dia tidak keberatan kalau harus ditinggal sebentar. Hanya saja, dia ingin tahu ke mana Victor akan pergi.

"Ke mana?"

"Colmar."

Jelas nama lokasi itu tidak asing. Tempat dia lahir. Kampung halamannya. Nama tempat yang terdengar ini membuat Aulia menjadi rindu dengan Aloys dan Carole. Jika dia bisa ikut, dia ingin ikut. Sayangnya, dia besok tidak libur. Dia ada kelas serta kerja kelompok lagi untuk besok dari pagi hingga sore.

"Hati-hati di jalan. Nanti kabari kalau sudah sampai sana. Awas lho kalau enggak kabari."

"Iiihh... princess khawatir,ya?"goda Victor. Tangan Victor mencubit pipi Aulia.

Bibir Aulia sedikit mengerucut. Dia berpura-pura cemberut atas godaan Victor. Ekspresi wajah Aulia justru membawa Victor semakin gemas dan geli. Dia pun terbahak-bahak karena tidak dapat menahan tawanya. Aulia juga ikut tertawa. 

Lost Daddy (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang