Reaksi yang Aulia beri tak kunjung ada perubahan. Victor menjadi segan untuk mendekatinya lagi. Namun, dia juga masih ingin memperhatikan gadis itu. Setelah memperhatikannya berulang kali, dia menjadi sadar kalau wajah Aulia manis juga saat sedang tertidur. Dia juga masih khawatir jika Aulia sampai benar-benar ketiduran dan terjatuh dari ketinggian itu. Diam-diam dia memanjat pada pohon lain yang berada tak jauh dari tempat persembunyian Aulia biasanya.
Seorang gadis sedang bersandar pada batang pohon serta ada tas ransel di atas pangkuannya. Entah tas itu berisi buku pelajaran hari ini, makanan, atau justru tidak ada isinya. Victor menjadi heran dengan barang bawaan Aulia. Apa dia juga mengikuti pelajaran di sekolah? Victor menjadi ingin tahu lagi tentang harian Aulia selain di atas pohon itu. Apa dia tinggal bersama orang tuanya? Di mana rumahnya? Pikiran Victor juga menjadi melantur ke mana-mana di tengah dia memperhatikan pesona manis wajah Aulia saat tidur ini.
Tiba-tiba Aulia membuka matanya. Victor segera bersembunyi di balik batang pohon dan kembali mengintipnya sedikit dari balik itu. Aulia sedang mendengarkan musik sambil menikmati sepotong sandwich dan menikmati sejuknya udara. Terlihat bahwa Aulia tidak menyadari bahwa ia sedang diperhatikan dari tempat lain. Bibir Victor tersungging dengan manis dan ia bergegas turun dari pohon itu.
Sebenarnya tadi ketika berjalan kemari, ia menyadari sejak awal bahwa dia diikuti oleh dua orang. Dia bersigap untuk memanjat pohon terdekat untuk bersembunyi dan menunggu mereka berdua pergi. Ketika ia baru sampai di dahan pohon terendah, dia melihat sekitarnya untuk memastikan bahwa dua orang itu sudah tidak ada lagi. Terasa sangat tidak nyaman dengan mereka yang ingin mencari tahu akan hidupnya. Ia juga menyadari bahwa Emma sangat suka mencari perhatiannya tetapi dia tidak mau memberikan sebuah harapan sedikitpun padanya. Tidak ada rasa ketertarikan pada perempuan yang selalu ingin terlihat kuat dengan melabrak orang lain.
Sebelum berjalan menjauhi pohon yang ia panjat, dia kembali memperhatikan Aulia sesaat. Gadis itu memejamkan matanya. Apakah ia enggak takut jatuh? Pertanyaan yang sama ia tanyakan lagi di dalam hati. Victor menyadari bahwa sangat nyaman berada di sana tetapi, ia tetap khawatir dengan ketinggian itu. Dia memutuskan untuk mengawasi dari kejauhan untuk berjaga jika terjadi sesuatu yang berbahaya pada Aulia. Victor ikut mencoba mengenakan earphones dan menikmati suasana di atas pohon itu sambil memperhatikan wajah Aulia dari kejauhan.
"Manis."gumam Victor di dalam hatinya. Ya, kedua kalinya kata itu terucap dalam hati. Wajah Aulia terlihat sangat menenangkan di mata Victor. Bibirnya tersungging dengan sendirinya. Dia pun membayangkan jika dia dapat duduk di dahan dekatnya dan menikmati lagu bersama. "Pasti menyenangkan."pikir Victor. Tiba-tiba Victor tersadar dari lamunannya.
"Ada apa sih denganku?" ia bergumam lagi. Dia tidak mengerti mengapa dia menjadi berimajinasi hingga seperti itu. Tak sadar bahwa dia telah dibutakan oleh perasaannya. Setiap melihat wajah gadis itu, ada rasa tenang dan sukacita tersendiri. Badannya bersandar pada pohon dan matanya terpejam. Apakah dia sedang tertidur? Victor tidak dapat berhenti memperhatikannya. Perhatiannya terus tertuju pada wajah gadis itu.
Victor tidak ingin mengganggunya lagi seperti kemarin. Tidak ingin membuat gadis itu semakin membencinya. Hanya dengan memperhatikan dari jauh ini sudah memuaskan baginya. Namun, apakah tidak ada cara agar dapat mendekatinya kembali? Pertanyaan itu muncul dengan sendirinya. Victor sangat mendambakan dapat bersama Aulia tetapi tidak tahu harus bagaimana.
Detik berganti detik. Waktu terus berlalu. Victor ikut duduk di sana dengan memainkan game pada ponselnya. Musuh-musuh yang di situ dia tembak dengan senjatanya. Point yang dia dapat terus meningkat. Namun, gesekan daun pada pohon sebelah mengalihkan perhatiannya. Terlihat bahwa suara itu berasal dari dahan-dahan pohon yang Aulia injak untuk turun dari pohon itu. Apakah dia sudah mau pulang? Pertanyaan itu ingin dia tanyakan tetapi tidak ada keberanian untuk menanyakannya. Hanya berdiam dan memperhatikan dari jauh.
***
Thank for all reades sudah baca sampai sini. Jangan lupa ya tinggalkan jejak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost Daddy (completed)
Teen Fictionsebelum baca, jangan lupa follow akunku, ya! thanks ............................ Aku kira hidup bersama ayahku adalah keberuntungan tetapi tidak. Semua kebahagiaan telah sirna semenjak kepergian ibuku. Ayah menghilang tanpa alasan. Kakek berkata ba...