Sedikit sedekah jumat.
Saya gak tahu apa kalian perhatikan setiap tanggal di bawah cerita. Itu tanggal saya beres nulis chapter tsb (plus notenya juga ditulis hari itu, jadi kadang nyambung). Jaraknya makin lama makin jauh dari satu tanggal ke tanggal lainnya 😂 waktu itu, saya mulai dirundung kebuntuan hahahaha. Tapi, gak usah khawatir. Kalian gak akan pernah saya gantung di cerita ini 😌
Selamat menikmati :)
****
"Hm.... Jam berapa ini?"
Zelina menguap dan meregangkan tubuhnya, baru mengecek jam. Kemarin malam, atau subuh tepatnya, ia baru tidur jam 5 setelah menyelesaikan beberapa penyesuaian dan sekalian beribadah. Untunglah hari ini akhir pekan. Ia jadi bisa istirahat dan bermalas-malasan sekejap walaupun pekerjaan di kantornya masih menumpuk. Zelina sampai harus memakai koyo karena kepalanya pening.
Jam menunjukkan pukul 10. Setelah mencuci muka dan menggosok gigi, Zelina pun turun ke bawah untuk sarapan. Ia yakin sekali, orang-orang di bawah telah selesai sarapan sedari tadi. Alangkah terkejutnya ia mendapati kursi-kursi di meja makan masih berpenghuni.
"Nah! Yang ulang taun akhirnya turun juga!" seru Arin.
Dahi Zelina mengernyit bingung. "Siapa?"
"Aduh, pelupa banget, kamu! Selamat ulang tahun, Sayang." Nina tertawa dan memeluk Zelina yang sudah terduduk di kursi meja makan. Kepalanya dikecup beberapa kali oleh Nina sembari melafalkan doa dan harapan bagi putrinya yang bertambah usia.
"Selamat ulang taun, adik gue." Arin adalah yang selanjutnya memeluk Zelina. "Makin tua aja lo. Dasar perawan tua," bisiknya jahil yang membuat Zelina melotot.
"Jangan mulai, lo!" sergah wanita itu, sedangkan Arin tertawa tertahan.
"Nih, dari gue sama Arin." Rafa mengeluarkan dua buah kotak kado berwarna biru dan merah dari penyimpanan di bawah portable bassinet milik Elvano. "Selamat nambah tua, babysitter-nya Vano," ujarnya sambil mengacak rambut Zelina dengan gemas. Meskipun terlihat selalu bertengkar, Zelina memiliki posisi spesial di hidup Rafa. Dari dulu masa pendekatan Rafa dengan Arin, Zelina-lah yang menjadi benteng terkuat untuk melindungi Arin habis-habisan.
Rafa sampai kelimpungan untuk mendapat restu sahabat istrinya itu. Awalnya, Rafa tidak menyukai Zelina sama sekali karena ia merepotkan, penghalang. Ia juga tidak mengerti mengapa restu Zelina sangat penting. Toh, Rafa dan Arin sama-sama yatim piatu, seharusnya mudah saja dulu untuk mereka menikah. Eh, ternyata perjuangan Rafa bukan untuk mendapat restu orang tua, tetapi restu anjing penjaga galak.
Syukurlah, anjing penjaga galak itu sudah jinak dan menjadi adiknya sekarang. Rafa jadi paham mengapa Zelina adalah bagian penting di hidup istrinya. Zelina bukan hanya sahabat, tetapi ia adik sekaligus orang yang dengan senang hati berbagi sosok orang tua dengan Arin. Bahkan dengan Rafa. Setelah menikahi Arin, Zelina juga berbagi orang tua dengannya.
Mama Nina memenuhi posisi ibu di hidup mereka bertiga, tidak membeda-bedakan. Semuanya disayang. Bahkan, dulu, yang membantu mengurus pernikahan Arin dan Rafa pun Nina. Dan sekarang, mereka memiliki seorang ayah, yaitu Papa Ali. Lengkap sudahlah keluarga absurd mereka yang tidak terikat DNA.
****
"Gimana, suka?"
Zelina mengangguk dengan antusias dan tersenyum lebar. Arin memberinya sebuah hampers cemilan dengan 10 voucher all you can eat di sebuah restoran grill and shabu, sedangkan Rafa memberi Zelina sepasang sepatu sneakers keluaran terbaru.
"Makasih! Ya, ampun. Hadiahnya keren-keren! Gue suka!" Zelina nyengir bahagia sambil mencoba sepatu baru berwarna putih dan lilac miliknya.
"Sudah siap terima kado dari Mama dan Papa?" Ali bertanya dan tersenyum simpul. Zelina mengangguk penasaran dengan mata berbinar. Setelah belasan tahun kehilangan sosok ayah, ini tahun pertamanya kembali merayakan ulang tahun dengan orang tua yang lengkap. Rasanya, Zelina ingin menangis sekarang. Ia baru sadar betapa ia merindukan sosok ayah di hidupnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Zelian
ChickLit[ Daftar Pendek dan Pemenang Penghargaan Watty Awards 2021 Kategori Chicklit] "Oke, kalau Anda tidak ingin saya obati sekarang tidak apa-apa. Tapi, izinkan saya menjadi teman Anda. Boleh?" **** Zelina Oliv Elmira adalah seorang akuntan berusia 28 ta...