Selamat!
Kalian telah sampai di akhir cerita Zelian.
Terima kasih telah mengikuti dari awal, melewati banyak hal bersama saya, dan telah memberi dukungan. I truly appreciate it 💙 You guys don't know how amazing you are to me.
Jangan lupa tekan bintang dan tinggalkan pesan baik.
Selamat menikmati :)
*****
16 Januari 2021.
19.39 malam.
Hari ini, Damian akhirnya kembali ke rumah lagi setelah beberapa hari mengasingkan diri. Langkahnya gontai, persis seperti orang yang patah hati. Orang yang pertama ia tuju adalah Tita, ibunya.
Wanita yang melahirkannya.
Wanita yang selalu melindunginya.
Wanita yang selalu bisa mengerti dirinya.
"Mama." Damian tersenyum sendu, memeluk Tita yang sedang sibuk menilai kertas ujian dari samping. Hal itu membuat Tita sedikit terkejut. Sudah lama sekali sejak si sulung terakhir menunjukkan sisi emosionalnya. Persetan dengan lelaki dan stigma-stigma mereka!
"Kamu akhirnya pulang, Dami." Tita meletakkan kertas dan pulpen di meja pelan, bibirnya melengkungkan sebuah senyuman lembut. Ia senang karena Damian akhirnya mau pulang setelah beberapa hari ini perang dingin dengan Dani, papanya.
"Sudah makan?" tanya Tita. "Makan malam tadi ada menu favorit kamu. Perkedel kentang. Mau Mama buatkan lagi?"
Biasanya, Damian akan mengangguk antusias jika mendengar perkedel kentang. Namun, kali ini, ia menggeleng lemah. Ditatapnya pemegang kunci surganya ini lamat-lamat sebelum akhirnya ia berkata, "Damian pamit, Ma."
"Pamit? Kamu mau pergi ke mana?"
"Jauh." Damian menunduk. "Jauh dari perintah-perintah Papa."
Setelah segala pengakuannya, setelah semua rahasia masa lalu itu dibuka, setelah Damian menyatakan perasaannya pada Zelina.... Apa yang ia dapat? Wanita itu pergi meninggalkannya tanpa jawaban. Tidak ada tanda-tanda ekspresi sumringah sama sekali. Damian percaya bahwa seseorang sebaik Zelina tidak akan berani mengatakan sesuatu yang akan menyinggung lawan bicaranya. Maka, ia pun mengartikan perginya gadis itu tanpa jawaban sebagai penolakan.
Penolakan yang tidak sanggup Zelina sampaikan.
Usahanya mengumpulkan nyali selama ini sia-sia. Untuk apa ia tinggal? Tidak ada lagi yang perlu ia perjuangkan di sini. Zelina memang mencintai Damian, tetapi hati wanita itu terlalu lembut untuk mau diajak memberontak pada Dani. Zelina memang bar-bar, tapi dia adalah orang yang paling tidak egois yang Damian kenal.
Pria itu yakin. Zelina pasti ketakutan dan memilih pergi demi kebaikan dirinya. Wanita itu pasti sudah tahu risiko yang akan menimpa Damian jika memaksakan bersama.
Zelina menolak Damian karena tidak mau jika hal buruk menimpa pria itu.
Akan tetapi, menuruti keinginan papanya untuk menikahi Kirana tentunya mustahil. Damian tidak mau menikahi seseorang karena dipaksa.
Ia yang akan bertanggung jawab atas kebahagiaan dunia dan akhirat wanita itu nantinya.
Jelas, ia tidak mau melakukan semua itu karena terpaksa.
Ia hanya ingin Zelina. Lima belas tahun lebih Damian mencintai wanita itu dalam diam. Biar kisah mereka kandas di mana hal itu bermula, Damian dan perasaannya tidak akan ikut berakhir di sana. Biarlah pria itu menyimpan segalanya sendiri. Biarlah ia menjadi lelaki setia bagi Zelina meskipun memiliki wanita itu hanyalah angan-angan semu semata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zelian
ChickLit[ Daftar Pendek dan Pemenang Penghargaan Watty Awards 2021 Kategori Chicklit] "Oke, kalau Anda tidak ingin saya obati sekarang tidak apa-apa. Tapi, izinkan saya menjadi teman Anda. Boleh?" **** Zelina Oliv Elmira adalah seorang akuntan berusia 28 ta...