Pertama-tama, saya mau mengucapkan maaf yang sebesar-besarnya kepada pembaca yang lebih paham dengan dunia kesehatan dan kedokteran karena pengetahuanku sangat minim.
Itu bukan bidang saya, saya sangat awam, dan hanya mengandalkan artikel seadanya yang didapat dari internet untuk mencoba membuat bagian medis dari cerita ini serealistis mungkin. Saya sendiri pun masih kebingungan dalam memahami artikel yang dibaca.
Begitu pun dengan bagian mengenai akuntansi dan seputar pekerjaan Zelina.
Saya ingatkan lagi. Ini hanya cerita fiksi, saya berharap pembaca bisa lebih bijak dengan informasi yang ada di sini dan jangan mudah mempercayainya.
Terima kasih sebelumnya.
Salam,
Yang kepalang malu.
*****
"Gila! Tadi itu, yang pasien maksud Pak Ali..., Dokter Ali senior yang spesialis bedah saraf itu, kan?"
Operasi Zelina yang berdurasi sekitar 50 menit berjalan sukses dan baru saja selesai. Damian dan Miko pergi ke ruang ganti untuk membersihkan diri sebelum nanti mereka akan memulai tugasnya lagi masing-masing. Damian sendiri akan ada jadwal visit pasien setelah ini, tetapi Miko malah sibuk menghujaninya dengan pertanyan.
"Kira-kira dokter Ali itu siapanya pasien, ya? Apa dia anak sembunyi-sembunyinya? Setau gue, dokter Ali itu terkenal ngebujang sampai saat ini," tambah Miko yang membuat Damian memijit batang hidungnya. "Lo tau siapa pasien itu?"
Pesan Zelina tadi sudah ia sampaikan melalui salah satu susternya, meskipun awal-awal tidak bersedia. Dokter Ali memang sangat disegani oleh hampir seluruh tenaga kesehatan di ini. Apalagi yang masih muda-muda seperti Damian dan Miko.
"Damian! Jawab gue!" rengek Miko. Dia memang sangat mengidolakan dokter Ali karena nama dokter Ali sangat terkenal di kalangan dokter bedah profesional.
"Gue gak tau, Miko. Yang gue tau, Dokter Ali deket sama ibunya pasien. Udah, gitu doang. Lo gak usah terlalu kepo. Gak baik ngomongin orang tua," jawab Damian seadanya.
Damian masih tidak habis pikir dengan Zelina yang sangat menyepelekan kesehatannya. Sebenarnya, untuk kasus dislokasi bahu, pada umumnya operasi tidak terlalu diperlukan. Tetapi, kasus Zelina sudah lumayan parah karena Damian menemukan beberapa kerusakan jaringan otot lama disekitar bahunya.
Apa ini karena dulu Zelina mengikuti eskul karate dan dance? Bahunya bisa saja pernah cedera beberapa kali di masa lalu. Mengapa dia tidak mengobati cederanya dengan baik? Damian merasa hatinya teriris menyadari gadis yang dulu sangat dikaguminya itu tidak baik-baik saja.
Bahkan, mungkin Zelina sering merasakan sakit pada bahunya sebelum ini, tetapi dia lebih sering mengabaikannya.
Seandainya saja Damian dapat selalu mendampingi gadis itu....
*****
"Ayamnya kurang banyak, Ma." Zelina menyengir ketika Nina menyuapinya dengan sop ayam dan nasi sesuai dengan pesanannya sebelum operasi tadi. Dia sendiri sudah siuman dari pengaruh obat anestesi beberapa jam yang lalu. Setelah dilakukan pemeriksaan lanjut, keadaanya dinyatakan stabil dan dia diperbolehkan makan.
Zelina sudah sangat lapar mengingat dia pingsan lama sebelum akhirnya masuk ruang operasi. Hal itu mengharuskannya terus berpuasa. Terhitung total hampir 32 jam dia tidak mendapat asupan sama sekali, kecuali dari air dan infus yang terpasang di tangan kanannya.
Bahu Zelina juga ditutupi dengan perban tebal dan kokoh. Beserta gips. Dia jadi bertanya-tanya, berapa banyak orang yang melihat atasan polosnya tadi? Zelina tidak sempat menghitung sebelum operasi karena tubuhnya masih tertutup kain steril dan otaknya kalang kabut.

KAMU SEDANG MEMBACA
Zelian
ChickLit[ Daftar Pendek dan Pemenang Penghargaan Watty Awards 2021 Kategori Chicklit] "Oke, kalau Anda tidak ingin saya obati sekarang tidak apa-apa. Tapi, izinkan saya menjadi teman Anda. Boleh?" **** Zelina Oliv Elmira adalah seorang akuntan berusia 28 ta...