Bismillaah.
Selamat menikmati :)
******
"Gue ngambek beneran!" Zelina berseru galak.
"Zel.... Kan kita cuma bercanda." Vita mengerucutkan bibir.
"Bodoamat! Pokoknya, gue gak mau ikut tanding lagi!"
Zelina benar-benar kesal karena dimasukkan ke acara biro jodoh tanpa izin. Foto Zelina semasa SMA memang tidak terlalu buruk, rupanya tidak banyak berubah dengan kondisi Zelina sekarang-- ya, meskipun Zelina sudah glow up. Namun, ia tetap tidak suka jadi bahan perbincangan di grup angkatan sekolah.
Ia tidak pernah populer semasa SMA meskipun bergabung di tim tari dan karate. Tidak pernah ada yang benar-benar tertarik membicarakannya. Eh, hari ini, layaknya barang lama yang didaur ulang, Zelina dan beberapa kandidat pencari jodoh lainnya menjadi topik perbincangan hangat di banyak grup angkatan.
Belum juga satu jam semenjak Sesi Biro Jodoh selesai, Zelina sudah mendapati beberapa nomor asing mengirim pesan kepadanya. Tidak salah lagi, mereka mendapat nomor Zelina dari grup angkatan. Menyebalkan!
"Yah, Zelin.... Maafin gue, dong. Gue cuma disuruh si Reta! Suwer!" Erlin terlihat seperti akan menangis akibat hormon kehamilannya, ia yang paling merasa bersalah karena mendaftarkan Zelina atas suruhan Reta tadi. Si Biang Kerok hanya menaikkan bahu pelan, cengegesan sambil menggendong anaknya yang berumur 1 tahun. Memang ratu jahil tidak ada rasa menyesalnya sama sekali.
"Terserah! Gue gak mau tanding lagi pokoknya. Titik!" Zelina bersikukuh. Sudah cukup semua orang melihat fotonya di layar projektor tadi. Ia tidak mau menjadi bahan gosip umum jika terlihat di kompetisi. Tidak lucu jika si MC sekaligus komentator menyebut-nyebut kandidat pencari jodoh nomor 3 saat lomba nanti. Dirinya sudah kepalang malu!
"Tapi, maafin gue dulu...," mohon Erlin lagi.
"Nanti gue maafin. Sekarang gue masih kesel. Lo pada mending lanjut lomba lagi. Sana!"
Melihat Zelina yang keras kepala, Febri selaku ketua tim akhirnya mengalah, meminta maaf lagi, dan mengajak temannya yang lain untuk kembali ke lapangan sekarang. Mereka harus membiarkan wanita itu menenangkan diri. Percuma juga berbicara pada orang yang sedang marah. Biarlah masalah ini mereka lanjutkan di grup saja setelah pertandingan usai. Lagi pula, Zelina bukan orang pendendam. Minggu depan juga ia pasti lupa pernah marah-marah. Febri sudah hatam dengan sifat anak buahnya itu.
Aula sekolah menjadi sepi karena hampir semua orang berada di lapangan. Hanya tersisa beberapa orang saja di sana. Zelina menunduk, menghela napas sambil memijit batang hidungnya pelan. "Dasar temen laknat."
Karena bingung harus ke mana, Zelina pun menyeret tasnya ke bangku tribun di sisi aula untuk beristirahat. Dulu, undakan bata dan semen bertingkat 7 itu adalah salah satu tujuan yang cukup bersih dan nyaman untuk dipakai rebahan atau sekadar duduk-duduk santai sambil menunggu latihan. Sebenarnya, ia ke sini bukan tanpa alasan. Zelina menunggu seseorang. Dirinya berharap orang itu datang dan mengenalinya, ada yang harus Zelina kembalikan.
Ketika berhasil mendaratkan bokongnya dengan nyaman, Zelina memulai misinya yang sangat penting, yaitu menghapusi pesan-pesan dari nomor yang tidak ia kenal. Sejujurnya, ia sangat risih mendapat pesan-pesan tersebut.
Hai, boleh kenalan?
Siang. Gue tau lo dari sesi biro jodoh.
Halo, Zelina. Kenalkan, saya Reno. Boleh PDKT? Kali aja kita cocok sampai pelaminan. Haha.
Wanita itu menelan ludah dan menggelengkan kepala sambil menghapusi pesan-pesan tersebut. Ya ampun, rasanya geli sekali! Dulu ketika SMA, Zelina termasuk siswi yang kurang dilirik. Ia sudah terbiasa karena memang cukup tertutup. Eh, mungkin karena sekarang sudah glow up, ditambah banyak yang putus asa dalam mencari pasangan, akhirnya Zelina dilirik juga. Banyak sekali mengacungkan tangan tadi. Ia sampai ngeri.
![](https://img.wattpad.com/cover/258596275-288-k935548.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Zelian
ChickLit[ Daftar Pendek dan Pemenang Penghargaan Watty Awards 2021 Kategori Chicklit] "Oke, kalau Anda tidak ingin saya obati sekarang tidak apa-apa. Tapi, izinkan saya menjadi teman Anda. Boleh?" **** Zelina Oliv Elmira adalah seorang akuntan berusia 28 ta...