12. A n t i s e p t i k

34.6K 4.2K 103
                                    

"Yes, sir. You'll have the files e-mailed to you in a few minutes. Once again, we apologize for the inconvenience. Thank you for your understanding. Good afternoon, Sir."

Zelina menghela napas ketika dia menutup sambungan teleponnya. "Untung aja Mr. Ivanov pengertian. Kalau nggak, si Bos bisa marah besar sama kita. "Zelina memijat keningnya frustrasi. "Arin, lo lupa e-mail Mr. Ivanov? Dia butuh laporannya sekarang!"

"Eh, iya. Ya ampun. Gue lupa! Harusnya gue kirim tadi pagi!" Arin menjadi panik sendiri ketika ia mengutak-atik laptop untuk mengirimkan berkas milik Mr. Ivanov.

"Jangan panik! Gue udah minta maaf ke Mr. Ivanov. Cek lagi sebelum lo kirim berkas yang salah." Zelina mengingatkan sebelum ia kembali fokus kepada sheet excel yang berada di layar laptop miliknya lagi.

Di ruangan itu hanya tersisa Zelina, Arin, dan Arya. Dion dan Amelia sedang mendapat tugas untuk bertemu klien. Mereka harus mengambil beberapa berkas fisik yang dibutuhkan untuk mengkaji laporan keuangan.

Hari ini sudah sekitar 2 bulan semenjak perban Zelina dilepas. Ia menjalani fisioterapi rutin 2 minggu sekali dan sekarang, kondisinya sudah sangat baik. Zelina juga tidak pernah lagi berbicara pada Damian karena fisioterapi bukan bagian Damian dan ia hanya sesekali mengunjungi singkat untuk melihat perkembangan Zelina. Selain itu,  Zelina juga mulai membiasakan dirinya untuk melakukan peregangan dan olahraga ringan demi membantu proses pemulihannya.

Sebuah kemajuan yang sangat besar untuk Zelina dan pola hidupnya.

Kandungan Arin juga sudah mulai terlihat besar karena ia sudah memasuki bulan kelimanya. Kadang, Zelina dan rekan setimnya dibuat gila karena moodswing dan tingkah laku Arin yang menjadi-jadi. Belum lagi, Arin mengidam hal-hal yang cukup aneh.

Satu kali, Arin pernah membuat Dion memutari kota hanya untuk mencari wedang ronde di tengah hari. Zelina juga pernah harus membawa bekal masakan mamanya setiap hari selama seminggu untuk memberi makan Arin atau Arin akan merengek seharian.

Zelina jadi bergidik sendiri, tak ingin membayangkan dirinya di posisi Arin, apalagi di posisi Rafa yang setiap hari harus memenuhi ngidam Arin yang aneh-aneh di rumah. Zelina pernah mendengar bahwa jika ngidam seorang ibu hamil tidak dituruti, maka bayinya akan terus mengeluarkan air liur sampai keinginan tersebut tercapai.

Parahnya, sore ini selepas kerja, Zelina harus memanjat pohon mangga di belakang rumahnya untuk mengambil mangga muda pesanan Arin. Zelina juga tidak bisa berbohong dan membeli mangga muda di pasar karena Arin sendiri akan ikut ke rumahnya untuk memastikan bahwa Zelina memanjat pohon mangga itu.

Benar-benar gila! Arin sangat mengetes kesabarannya.

Sekitar sebulan yang lalu, Zelina sudah menyetujui hubungan Nina dengan Ali setelah melihat kesungguhan lelaki itu. Ia hanya ingin melihat Nina bahagia dan tidak semua lelaki setia menunggu bertahun-tahun seperti Ali. Zelina hanya berharap yang terbaik untuk hubungan mereka.

Semoga saja, Nina dan Ali cepat menikah supaya Nina tidak sibuk lagi menyuruh Zelina untuk menikah karena jawabannya masih sama.

Tidak.

*****

Saat Zelina dan Arin memasuki rumah,  mereka tidak mendapati Nina di mana pun. Zelina tidak mau ambil pusing dan berpikir kalau Nina pasti sedang berkencan dengan Ali karena belakangan ini mereka berdua sering sekali berkencan di luar.

"Buruan, Zel. Anak gue udah gak sabar mau mangga muda!" rengek Arin saat Zelina sedang melepas sepatu kerjanya.

"Sabar bentar! Kenapa lo gak suruh si Rafa aja, sih? Kan dia yang udah buat lo hamil," cibir Zelina, masih mencoba menahan emosinya.

ZelianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang