Chapter 4

37.9K 2.1K 53
                                    

hppy reading 🦋
_________________________

Seperti yang dijanjikan kemarin, saat ini Dave sudah berada di landasan udara untuk menjemput seseorang yang sangat berharga untuknya.

Ketika sedang memperhatikan ponselnya, ia di kagetkan dengan teriakan seseorang yang menyebutkan namanya.

"DAVEE!!!!"

Saat menoleh, dan ternyata benar itu adalah orang yang sedang ia tunggu kedatangannya.

Seseorang yang sangat berarti untuknya, berliannya, permatanya, dan seseorang yang sangat ia cintai melebihi dirinya sendiri.

Gadisnya.

Setelah ia mendekat langsung saja orang itu memeluknya erat bahkan sangat erat dan di balas sama eratnya olehnya.

"I miss you" ucap gadis milik Dave itu.

"I miss you to honey" ujar Dave mengelus rambutnya lembut. Wangi tubuhnya itu sudah menjadi candu untuknya, perpaduan bunga Lavender dan Vanilla.

Setelah adegan pelukan, mereka pun lantas pergi pulang ke apartemen Dave. Sebab gadis itu akan tinggal disana untuk sementara.

Diperjalanan Dave tak henti-hentinya mencium telapak tangan sang gadis.
Sedangkan gadis itu hanya tersenyum dan menikmati perilaku Dave yang terkesan sudah biasa untuknya.

Hanya butuh waktu beberapa menit saja untuk sampai apartemen Dave. Setelah memarkirkan mobilnya di basemant ia dan gadis yang sedari tadi tidak ia lepas genggamannya masuk kedalam apartemen mewah itu.

Ketika sampai di lift mereka naik ke lantai 8 karena memang apartemen nya berada di sana. Sampai mereka keluar dari lift dan segera mencari kamar no 156.

Satu kata ketika gadis itu membuka pintu, yaitu rapih. Apartemen Dave di dominasi oleh warna hitam dan abu-abu terkesan manly sekali. Segala furniture dan barang milik cowok itu tertata rapih dan seisi ruangannya tercium parfume khas cowok itu, perpaduan antara mint dan citrus.

Ketika dia ke kamarnya pun tidak ada yang berubah sama sekali seperti 2 tahun yang lalu, masih sama. Banyak foto-fotonya yang tertata di dinding kamar itu, dari yang kecil bahkan yang besar sekalipun. Yang paling menonjol itu di dinding atas kasur terdapat lukisannya yang ia pajang.

Tak lama ia merasakan tangan kekar melingkari pinggangnya, siapa lagi kalau bukan si pemilik kamar.

"Ternyata disini nggak ada yang berubah ya, masih sama kayak dulu" ucap gadis cantik itu tanpa mengalihkan tatapannya ke sekeliling kamar itu.

"Aku sengaja gak dirubah, biar kalau aku kangen sama kamu aku bisa liat semua ini disini"

Gadis itu bersusah payah membalikkan tubuh mungilnya karena pelukan pria itu luar biasa eratnya.

"Stella sayang banget sama Kakak" ucapnya dengan melingkarkan tangannya ke pinggang prianya.

"Aku juga sayang bangettttt sama kamu". Tak lama setelahnya mereka kemudian tertawa entah apa yang mereka tertawakan, dunia serasa milik berdua.

Ya, Stella. Gadis mungil yang mampu menyihir seorang Arvian Davendra hingga sebegitu dalamnya. Gadis yang mampu menjungkir balikkan hidupnya. Gadis yang selama ini ia sembunyikan sebab takut bila ada musuhnya yang ingin membalas kan dendamnya dengan menjadikan gadisnya sebagai perantara.

DAVENDRA [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang