Chapter 15

14.9K 854 6
                                    

hppy reading 🦋
mff bila ada typo 🙏🏻
__________________________

Keadaan markas The Calvox jauh dari kata rapi. Sampah cemilan berserakan dimana-mana, berbagai minuman soda berjatuhan ke lantai, dan disertai keributan yang dibuat oleh Kean dan omelan Sean.

"ARGHHHH!! GUE GAK MAU TAU YAN, LO BERESIN SEMUA KEKACAUAN YANG LO BUAT" erang Sean prustasi.

Ayolah ia baru saja membersihkan tempat itu namun Kean dengan seenak dengkul nya membuang sampah snacks dimana-mana. Capek dia tuh, mana markas nya ini luas lagi. Ingat Sean itu pecinta kebersihan, ia tidak akan membiarkan satu kotoran pun ada, itu mengganggunya.

"Ck males ah" malasnya. Sean sudah memerah padam akibat perilaku manusia gila itu, jika dalam karakter komik maka di kepala nya akan muncul tanduk sebab emosi nya sudah tak tertahankan.

"Mending lo bersihin ini sekarang, gue lagi gak mood buat berantem ya" ujar Sean sebisa mungkin menahan emosi yang ada di ubun-ubun.

Kean merotasikan matanya dan berdecak "Iya-iya Nanti"

"Kenapa?" tanya Leon datar. Di antara mereka yang paling peka itu Leon, dari ekspresi nya saja Leon sudah bisa menebak apa yang terjadi.

"Regal nemuin Stella"

Seluruh ruangan itu hening. Bahkan Kean dan Sean yang semula rusuh jadi diam dan memulai mode serius.

"Kapan bos?"

"Tadi sore waktu gue ke toilet dia nyamperin Stella yang lagi antri beli minuman. Dan di waktu bersamaan dia juga nyuruh anggota nya buat nyerang gue" jelasnya.

Liam mengernyit "Jadi maksud Lo, dia jebak Lo dan ngulur waktu supaya Lo terlambat ke tempat Stella, dan di detik itu juga dia ngambil kesempatan buat munculin diri disana. Gitu?" tebak Liam yang di angguki Dave.

"Mending dari sekarang lo jangan tinggalin Stella bos, gue yakin setelah ini Regal bakal ngatur rencana buat kita" terang Sean.

"Ya gue tau" singkatnya.

"Lo tenang aja bos, kita bakal jadi backing lo sama Stella" ucap Putra menenangkan.

Dave tersenyum tipis" Makasih" ucapnya tulus.

Sean dan yang lainnya speechless. Baru kali ini bos mereka mengucapkan terimakasih, padahal setau mereka Dave sangat anti dengan kata Maaf dan Terimakasih. Tapi sekarang ia mengucapkan nya untuk pertama kali nya.

"Sama-sama bos, lo tenang aja"

"Kita sahabat. Dan solidaritas itu perlu dalam setiap persahabatan" sahut Liam.

Lagi dan lagi Dave tersenyum tipis. The Calvox bukan hanya sekumpulan remaja berandal lainnya, melainkan The Calvox adalah bagian kedua setelah keluarganya tentunya.

Disini, ia bisa mengenal arti dari sebuah persahabatan, solidaritas, pentingnya saling merangkul satu sama lain, dan kebersamaan.

Ia beruntung bisa kenal dengan mereka semua.

***

"Dad, Abang kapan pulang?" tanya seorang gadis pada ayahnya, yang tak lain adalah Stella.

"Nanti sayang, kan Abang masih harus urus perusahaan Daddy disana" jawab Samudra.

"Huftt.. Stella kangen banget sama Abang" keluh Stella.

"Iya kamu sabar ya" Samudra mengusap pucuk kepala Stella sayang.

Dirumah mereka hanya ada mereka bertiga, Samudra, Stella dan Alex. Alex sedang mandi di kamarnya, untuk Mommy nya Ana, ia sedang berada di butiknya dan untuk Abang sulung Stella berada di London, sebab perusahaan Samudra ada sedikit masalah disana.

DAVENDRA [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang