Chapter 44

5.6K 404 23
                                    

hppy reading 🦋
mff bila ada typo 🙏🏻
_______________________

Saat ini markas The Calvox tampak ramai karena Dave memanggil semua anggota geng nya untuk membantu mencari bukti tentang kejadian dirinya di club dua tahun yang lalu.

"Nanti malam kalian semua mencar di club Exlovres, cari bukti dengan teliti. Dimulai dari rekaman cctv, kamar yang gue pakai, bartender, pokoknya seluruh club' itu harus ada dalam pengawasan kalian. Gue mau buktinya malam ini juga. PAHAM!" tegas Dave.

"Paham bos" jawab mereka serentak.

Dave mengangguk dan kemudian duduk disamping Leon yang tengah meminum cola.

"Gimana kalo misalkan itu bukti udah gak ada"

Kalimat yang barusan Leon ucapkan membuat seluruh ruangan dilanda hening.

Leon cari perkara mulu dah, mampusbatin mereka.

Sedangkan Leon hanya santai saja, ia tidak takut apabila Dave marah dan yang lainnya. Lagipula dia hanya bertanya saja, tidak ada maksud apa apa.

"Terpaksa gue bikin dia buka mulut, bagaimana pun caranya bukti itu harus dapat" tekan Dave.

"Berita ini belum sampai di keluarga Stella kan?"

Mendengar pertanyaan Sean membuat Dave berpikir. Dirinya pun tidak yakin keluarga gadisnya sudah tau atau tidak, semoga saja tidak. Karena kalah sudah ketahuan maka itu berancam pada dirinya juga yang pasti tidak akan di izinkan untuk bertemu gadisnya.

Perlu diingat lagi, keluarga Stella itu kaya. Mudah bagi mereka untuk menyewa mata mata demi melihat kegiatan apa yang dilakukan Stella diluar mansion. Tapi kalau mereka sudah tau kelakuannya, kenapa tidak ada yang menghajarnya karena menyakiti princess Arslan. Entahlah.

"Gue gak bisa pastiin, maka dari itu gue harus bisa dapetin bukti itu secepatnya" ucap Dave tenang.

Satria yang berada di samping Dave langsung menenangkan nya.
"Tenang aja bos, kita semua pasti bisa cari itu bukti sampe dapet" ucapnya.

Pembicaraan itu masih saja terus berlanjut tentang rencana Dave yang akan mencari bukti. Namun jika diperhatikan lebih jeli lagi, ada sesuatu benda berukuran kecil disekitar mereka, tepatnya disekitar Dave.

Bahkan saking kecilnya benda itu, orang orang yang ada disebelah Dave pun tidak ada yang menyadarinya.

Dilain tempat, disebuah kamar dengan dominasi warna putih. Seseorang berdiri tegap dengan sebuah ponsel di genggamannya.

"Untuk kali ini, gue terpaksa gagalin rencana kalian. Bukan apa, itu juga demi keselamatan kalian dan tentunya demi rencana gue berjalan lancar" bisiknya lirih.

Mematikan ponsel yang sebelumnya ia amati dan beralih ke kolom panggilan.

"Hallo, iya gue tau apa yang bakal lo omongin sekarang"

"Tumben lo cepat tanggap, biasanya lo lemot dulu" ejeknya.

"Ck gak usah nyari perkara deh, gue males berantem sama lo. Jadi rencana kali ini apa?"

"Gampang. Lo gagalin mereka cari buktinya, karena malam ini mereka bakal ke tempat itu"

"Okesiap"

Setelah panggilan berakhir. Orang itu menghela napas berat.

"Kapan ini semua berakhir"

***
20:45

DAVENDRA [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang