Chapter 23

11.3K 673 7
                                        

hppy reading 🦋
mff bila ada typo 🙏🏻
_____________________________

3 bulan kemudian..

Tak terasa sudah 3 bulan Stella berada di Indonesia dan sekolah di SMA Antariksa. Setelah terungkapnya ia sebagai Putri dari Samudra ternyata memang berdampak besar bagi kehidupan nya. Sekitar 2 bulan yang lalu, ia hampir saja diculik oleh musuh Daddy nya jika tidak ada Dave yang langsung datang kesana.

Dan sekarang pun ia harus pasrah saat Sang Daddy menugaskan puluhan bodyguard untuknya, entah itu disekolah atau di rumah. Dan jika ingin keluar rumah harus bersama Dave, atau Xavier dan Alex, tidak boleh sendirian.

Oh iya, Xavier sudah memindahkan seluruh pekerjaan nya ke Indonesia seperti janji nya pada sang Adik. Dan sekarang ia sudah menetap di Indonesia satu bulan yang lalu.

"Nih buat lo pada. Jangan lupa datang ya" Liam menyerahkan undangan pertunangan nya yang dilaksanakan seminggu lagi pada para sahabatnya.

"Wihhh, babang Liam gercep amat. Tau-tau langsung tunangan aja. Bos, lo kapan?" Tanya Kean berniat menggoda bos nya.

"Kata Dave, kita langsung menikah aja gak perlu acara tunangan segala" jawab Stella.

Kean terkesiap" Anjir, demen nih gue sama lo. Prinsip nya badasss" ucap Kean.

"Oke gue mau nyerahin itu aja, jangan lupa datang ya. Gue mau bagiin ini ke anak-anak lainnya" Setelah Itu Liam berlalu dari sana.
Tanpa mereka sadari ada hati yang tersakiti akibat melihat kartu undangan itu, Amanda.

Ya. Ia tidak menyangka jika cowok pujaan nya sudah punya pacar bahkan sekarang sudah mau tunangan. Apa sekarang akhirnya? Apa ia harus menyerah sekarang juga?

***
Saat ini Amanda berada di taman belakang sekolah, tempat paling menenangkan menurutnya karena jarang siswa atau siswi yang lewat kesini.

Ia menatap kosong hamparan rumput di depannya, ia harus apa? Cintanya bertepuk sebelah tangan, dan sekarang ia mendapatkan kabar yang mengejutkan untuk hati nya, jika pria yang ia cintai akan bertunangan sebentar lagi. Apa ini saatnya ia menyerah?

Tapi bukankah dalam kamusnya tidak ada kata menyerah entah hal apapun itu. Disisi lain, ia tidak ingin menjadi perebut. Kondisi seperti ini membuat nya bingung.

"Gue tau apa yang sekarang ada dipikiran Lo" ucap orang di belakang nya.

Amanda tersentak, ia menoleh ke arah suara ternyata Rara pelakunya. Rara duduk disamping sahabat nya itu, ia menatapkan pandangan ke depan dengan lurus.

"Sebaiknya Lo ikutin apa kata hati Lo jangan pikiran Lo. Gue yakin Lo gak sebodoh itu buat ngerti masalah percintaan Lo" ucapnya.

"Lo... Tau?" Ucap Amanda ragu.

"Gue tau udah dari dulu. Sebenarnya waktu itu gue pengen ngasih tau Lo kalo Liam udah punya pacar. Karena gue pernah ngeliat mereka berdua jalan di mall, gak mungkin kan mereka adik-kakak sedangkan tingkah mereka seperti sepasang kekasih" jelas Rara.

Mendengar itu membuat hatinya kembali berdenyut nyeri.

"Gue juga gak nyangka kalo Liam bakal secepat ini buat bertunangan sama pacarnya"

"Tapi, satu hal yang harus Lo tau. Apapun yang Lo pikirkan buat ngerebut Liam dari pacarnya, mending lo singkirin pikiran Lo itu jauh-jauh. Gue sebagai sahabat Lo cuman pengen yang terbaik buat Lo" lanjutnya.

"Kenapa gitu?" Tanyanya lirih hampir tak terdengar namun Rara mendengar nya.

"Walaupun suatu saat nanti lo berhasil ngerebut Liam, percaya sama gue hidup lo gak akan kayak biasanya. Gue bukannya nyumpahin lo atau apa, tapi nyatanya seorang perebut gak akan pernah bisa bahagia dari hasil rebutnya" ucap Rara menoleh ke arah Amanda.

DAVENDRA [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang