Chapter 33

7.5K 466 12
                                        

hppy reading 🦋
mff bila ada typo 🙏🏻
___________________________

20:08

"Disini adalah garis start kalian. Setiap kelompok berbeda-beda, kelompok yang awal masuk ke dalam adalah kelompok satu dan dilanjut ke kelompok seterusnya. Nanti disana kalian di haruskan mencari satu buah bendera berwarna biru yang sudah para panitia siapkan, sebelum mendapatkan bendera tentunya kalian akan kita uji terlebih dahulu. Disana kalian akan mendapatkan arahan untuk sampai pada pos awal dan dilanjut ke pos berikutnya" terang Pak kepala sekolah.

"Untuk kelompok yang keluar paling awal itu artinya kelompok itu menang. Dan hadiahnya adalah kalian akan mendapatkan nilai tambahan. Paham semuanya?" Sambungnya.

"Paham Pak"

"Jadi ayok kelompok satu, silahkan masuk"

Kelompok satu, yaitu Amanda dan Putra. Mereka masuk ke dalam hutan terlebih dahulu.

Setelah dirasa kelompok pertama sudah jauh, dilanjut dengan kelompok kedua yaitu Leon dan Nathan.

Kelompok tiga, Kean dan Salsa.

Kelompok empat, Sean dan Stella.

Kelompok lima, Rara dan Juna.

Kelompok terakhir yaitu Dave dan Liam.

Dilanjut dengan kelompok siswa siswi lainnya.

Kita lihat, apa yang terjadi pada kelompok Amanda. Terlihat Amanda tengah meliarkan pandangan pada sekitar, suasana gelap membuat ia kesusahan untuk menemukan bendera itu. Kecil kemungkinan bendera nya ada di bawah, menurut novel yang ia baca, kebanyakan bendera untuk kegiatan seperti ini pasti disimpan di atas, atas pohon misalnya.

"Lo dapet gak Put?"

"Belum. Lo cari di sebelah Utara dan gue di selatan". Mereka berdua berpencar, tentunya tidak jauh-jauh pisahnya. Takut jika dari salah satu mereka ada yang kesasar.

Di kelompok Nathan dan Leon. Sedari tadi Nathan komat-kamit karena sifat menjengkelkan Leon. Kenapa ia harus berkelompok dengan manusia batu ini sih pikirnya.

"Yon, ngomong ngapa. Diem-diem bae. Udah tau disini sepi, terus ditambah lo diem kek gini. Jadi makin angker kan nih hutan" gerutu Nathan.

Leon mengacuhkan dan fokus mencari bendera sialan yang membuat ia tidak bisa tidur dan istirahat. Oh ayolah, lebih baik ia berada di tenda dan tidur daripada harus menelusuri hutan yang gelap ini. Mana banyak nyamuk lagi. Menyesal ia mengikuti Camping.

"Ah gak asik. Lebih baik lagi mungkin kalo gue sama si Kean atau Sean. Yang penting kan mereka berdua ada bacotnya dan gak kulkas" gumam Nathan yang tanpa disadari Leon sudah berada di jauh di depannya.

"Dih Yon, tungguin gue setan. Gue takut diculik kakek cangkul" pekik pria itu.

"Kean bodoh. Jalan nya kesini woy, bukan kesana" pekik Salsa.

"Kata siapa lo? Orang jalan nya kesini juga, sok tau lo" ujar Kean. Saat akan melanjutkan jalan nya, kerah belakang kemeja nya ditarik bak anak kucing oleh Salsa, tanpa berkata gadis itu menyeret lelaki jangkung menuju jalan yang ia maksud tadi.

"Gue masih baik ya gak ngebiarin lo kesesat di hutan, jadi daripada kesabaran gue abis. Mending lo ikutin gue aja"

"Kalo gue ikutin lo yang ada kita malah makin kesesat, gue udah tau tipu sesat lo. Pasti lo bakal— AAAAAA ANJING SETAN BABI" pekik pria itu saat tiba-tiba saja ada seorang perempuan di sebelah kanan nya. Mana pakaian perempuan itu putih semua dan lagi ada darah di sekitar baju nya.

DAVENDRA [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang