Chapter 35

8.7K 451 10
                                    

hppy reading 🦋
mff bila ada typo 🙏🏻
______________________

"Eh lo semua tau gak sih. Gue sebel bin gedeg banget sama si buaya itu. Rasanya tuh gue pengen bejek bejek dia serius" dumel Salsa.

Rara melirik Salsa jengah. Sepanjang jalan mereka yang akan menuju ke kantin daritadi Salsa terus saja mengumpati Kean dengan perkataan entah hanya Salsa sendiri yang tau.

Penyebabnya, tadi saat mereka akan keluar dari kelas bertepatan dengan Kean yang tengah berlarian ke arah mereka dan alhasil cowok itu menabrak Salsa yang sedang memperbaiki riasan make up nya. Ya you know lah ending nya bagaimana. Salsa mencak mencak akibat dari Kean yang menabraknya membuat bedak yang baru saja gadis itu beli kemarin berhamburan ke lantai.

"Gakpapa Salsa, itu kan pahala"

Kuatkan Salsa ya tuhan, agar ia tidak kelepasan mengumpat pada satu satunya gadis paling polos disana.

"Tahan Ca, gue yakin lo kuat. Jangan sampai lo apa apain Stella, pawangnya galak. Bisa bisa habis ini lo tinggal nama" bisik Amanda.

"Iya Stella iya" ucap Salsa tersenyum, terlihat dari senyumnya saja bahwa itu hanya suatu keterpaksaan.

Di kantin mereka meliarkan pandangan untuk mencari dimana bangku yang kosong. Tapi sepertinya tidak ada yang kosong sebab entah kenapa kantin disini begitu penuh oleh siswa siswi Antariksa.

Di bangku paling pojok, seorang cowok melambaikan kedua tangannya heboh seolah memberi instruksi agar mereka kesana.

Oh itu Kean, tentu siapa lagi jika bukan dia satu satunya cowok humoris yang dengan mudahnya bisa masuk dalam anggota inti geng motor.

"Nah gitu dong langsung paham. Capek gue teriak teriak kaya tadi" cetus Kean saat Stella dan rombongan nya sudah duduk di bangku yang tersedia di meja mereka.

"Dih siapa juga yang nyuruh lo buat teriak" semprot Nathan.

"Ya gue sih hehe" ia nyengir ganteng.

"Bego sih"

Kean menatap Salsa dengan aura permusuhan diikuti oleh Salsa yang juga melakukan hal yang sama. Leon yang memang berada di tengah mereka berdua melirik dengan jengah.

Kapan ini semua berakhir sih. Sial, sepertinya aku salah duduk disini batinnya.

Liam memandang Leon prihatin, ia cukup mengerti apa yang dirasakan oleh pria dingin itu.

"Mau pesan apa?"

"Apa aja, asal sama kaya Dave". Pria itu mengangguk dan mulai memesankan makanan untuk mereka berdua. Sahabatnya? Biar saja mereka sendiri yang pesan. Mandiri dong.

Setelah makanan tiba, Dave memisahkan beberapa bawang goreng yang ada di mangkuk bakso Stella. Ia tau gadisnya tidka suka dengan bawang goreng, intinya sejenis dengan bawang lah.

"Makasih Dave" ucap gadis itu kemudian dia memakan lahap bakso di depannya. Begitupun dengan Dave yang juga ikut makan setelah memberi elusan di kepala Stella sekilas.

Drettt..

"Ck"

Semua orang menoleh ke arah pria dingin kedua setelah Dave. Leon. Ada apa dengan pria itu, kenapa eskpresi nya kesal? Dan siapa yang menghubungi ponsel Leon sampai berkali-kali?. Kira-kira itulah pertanyaan yang hinggap di kepala mereka, minus Stella yang masih fokus pada makanannya.

Sudah biasa, Stella itu suka makan. Ibaratnya no makan no laip.

"Angkat aja Yon, kalo lo risih mah. Atau lo tolak aja" ucap Nathan.

DAVENDRA [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang