"Hyung..."
"Aku butuh waktu... Aku ingin menikmati momen-momen Indah bersama kalian. Mereka ingin aku menjadi seorang 'adik' dan aku akan melakukannya jika itu membuat mereka senang."
"Tapi hyung..."
Seokjin memegang pundak adiknya, "Jangan khawatir. Aku pasti akan melakukannya, jika aku memutuskan untuk menghentikan sandiwara ini. Beri aku waktu sekitar 2 bulan lagi." pintanya.
"Aku bahagia jika kalian memperlakukanku seperti seorang adik. Bantu aku untuk bersandiwara... Kau bisa'kan?"tanyanya penuh harap.
Yoongi diam. Namun, ia terpaksa menyetujui keinginan kakaknya. Seokjin tersenyum, dan mengelus lembut kepala adiknya, "Terima kasih, karena kau mau memahamiku."
Air mata Yoongi kembali mengalir, dan ia memeluk kakaknya erat.
Seokjin berusaha tersenyum, "Ayo kita pulang. Aku tidak ingin jika mereka cemas karena kita tidak ada di rumah." Yoongi mengangguk mengiyakan permintaan kakaknya.
-
-
-Keesokan harinya.
Jungkook berencana ingin mengetahui apakah yang dikatakan oleh Namjoon itu benar.
Apakah Seokjin benar-benar berbohong atau tidak.
Jungkook sengaja pulang ke rumah, dan hari ini ia bolos sekolah. Ia tahu jika Seokjin hanya sendiri.
Rumah ini tampak sepi. Jungkook berdiri di depan pintu rumahnya. Ia menarik napas dalam, lalu menghelanya.
Ia memegang gagang pintu, lalu membukanya. Ia berjalan masuk ke dalam, dan dirinya menemukan sang kakak tertua yang sedang berbaring di sofa.
Jungkook mendekatinya, "Jin..." panggilnya.
Seokjin yang baru beberapa menit terlelap; terbangun dari tidurnya. Ia beranjak dan menatap adiknya, "Iya hyung?" tanyanya.
"Hyung kenapa baru pulang?" tanyanya lagi.
Jungkook menatapnya dingin. Lalu ia pura-pura tersenyum padanya, "Aku ingin mengajakmu jalan-jalan ke luar." ucapnya.
"Jalan-jalan?" tanyanya seakan tidak percaya.
Bola mata Seokjin membesar. Namun dirinya sadar, jika ia saat ini sedang bersandiwara sebagai adiknya.
"Bukankah waktu itu kau ingin jalan-jalan ke luar? Hari ini aku ingin mengajakmu." jawabnya.
"Tapi. Bukankah hyung harus pergi sekolah?"
Jungkook tersenyum tipis, "Hari ini sekolah libur." bohongnya.
"Oh." ucap Seokjin.
"Aku ganti pakaian dulu. Kau juga." ucapnya.
Seokjin mengangguk. Ia memandangi Jungkook yang berlalu dari hadapannya. Seokjin berpikir adiknya agak berbeda hari ini.
Seokjin beranjak menuju kamar untuk mengganti pakaiannya. Ia diam sejenak di depan cermin dan memandangi dirinya sendiri.
"Aku harus bisa! "
"Aku tidak ingin jika Jungkook tahu aku berbohong."
"Tapi... Bagaimana dengan trauma itu?"
Tok... Tok...
Seokjin berbalik, dan ia membuka pintu. Jungkook tersenyum, "Ayo." ajaknya.
Seokjin terpaksa mengiyakan. Walau sebenarnya, ia takut jika traumanya kambuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
"Brotherhood" Seokjin & BTS
Fanfiction"Jimin~ah!" "Apaan sih hyung? Aku lagi di toilet!" "Ish! Tidak jadi" "Kookie~ah!" "Ada apa lagi hyung?" "Ambilin handuk di kamarku" perintahnya. "Hyung kan punya kaki. Ambil sendiri gih" "Kau tahu. Kaki ku itu lelahhhhh sekali. Sebagai adik yang...