Namjoon mengambil pulpen yang tersemat di sudut buku diary, lalu dengan tangan bergetar dan air mata yang berlinang; dirinya menulis di lembar.
Jangan pernah pergi meninggalkan kami hyung...
Jangan pernah melupakan kami...
Akan sangat menyakitkan jika kami kehilanganmu...
Jin hyung...
Ayo kita berjuang bersama...
Kami tidak akan membiarkanmu kesepian seperti dulu...
Ayo bangun...
Kita lakukan semua - apa yang ingin kau lakukan bersama kami...
Namjoon meletakkan pulpel itu di sisi kiri buku manajemen bisnis milik kakaknya.
"Kau harus bangun hyung..."
"Tidurmu sudah terlalu lama..."
"Kami semua sangat merindukanmu... Jin hyung..."
-
-
-Di rumah sakit. Jimin baru saja selesai menggantikan pakaian Seokjin. Ia merapikan selimutnya.
Taehyung baru saja datang dan ia membawa sebungkus keresek berisi makanan dan minuman untuk saudaranya.
"Jim, ayo makan dulu." ucap Taehyung yang meletakkan makanan dan minuman itu di atas meja.
"Iya." sahutnya.
Jimin kemudian duduk di sebelah Taehyung. "Kapan ya Jin hyung bangun? Sudah setahun Jin hyung tidur. Apa tidak rindu pada kita?" ucap Taehyung dengan mata berkaca-kaca.
"Aku juga sering mengajak Jin hyung bercerita, namun Jin hyung juga tidak ada respon. Aku takut Tae..." ucap Jimin dan memandangi makanan di depannya.
"Aku masih ingat yang dikatakan Dokter Kyu, agar kita harus terus mengajak Jin hyung mengobrol karena katanya otak Jin hyung masih bekerja jadi ada kemungkinan Jin hyung mendengar apa yang kita katakan padanya," Taehyung bicara untuk memberi semangat pada dirinya juga saudaranya karena ia selalu berharap kakaknya segera bangun.
"Iya. Aku juga masih ingat..." sahut Jimin seraya menghela napas panjang.
"Jim," ucap Taehyung.
"Hm?"
"Hari ini Yoongi hyung wisuda. Bagaimana jika kita merayakannya bersama yang lain? Kita beli kue , dan menghias ruangan ini - cukup sederhana saja." saran Taehyung.
"Kau benar. Aku bahkan sampai lupa jika hari ini Yoongi hyung wisuda. Bagaimana jika kita kirim pesan pada yang lain?" ucap Jimin semangat. Taehyung mengiyakan sarannya.
Walaupun dalam keadaan koma, namun Seokjin mendengar apa yang dikatakan oleh saudaranya, meskipun dirinya belum bisa memberikan respon apapun juga. Seokjin ingin sekali membuka mata, akan tetapi sulit baginya.
-
-
-Hoseok baru saja pulang dari kampus setelah bertemu dengan dosen wali sekaligus pembimbingnya untuk membahas skripsi. Ia cukup lega setelah beberapa kali tugas akhirnya harus di revisi, sekarang dirinya mendapat kabar jika bulan depan ia maju sidang.
Hoseok memandangi langit yang cukup cerah hari ini. Ia tersenyum, walaupun ada yang hampa di hatinya.
"Jin hyung... Kau harus bangun. Aku ingin kau mendengar kabar gembira ini..." gumamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
"Brotherhood" Seokjin & BTS
Fanfiction"Jimin~ah!" "Apaan sih hyung? Aku lagi di toilet!" "Ish! Tidak jadi" "Kookie~ah!" "Ada apa lagi hyung?" "Ambilin handuk di kamarku" perintahnya. "Hyung kan punya kaki. Ambil sendiri gih" "Kau tahu. Kaki ku itu lelahhhhh sekali. Sebagai adik yang...