Hoseok sengaja mengajak Yoongi pergi ke kedai untuk berbincang dengannya.
"Kenapa mengajakku kemari?" tanyanya bingung.
"Maaf hyung. Tapi ada yang ingin ku tanyakan..." ucapnya.
"..." Yoongi diam. Ia ingin mendengar apa yang disampaikan oleh adiknya. Ia yakin - jika pertanyaannya itu berkaitan dengan Seokjin dan yang terjadi belakangan ini di keluarga mereka.
"Namjoon mengatakan alasan kenapa dia sangat marah pada Jin hyung," ucapnya.
"Aku tahu." jawabnya datar.
"Aku pernah melihatmu bersama Jin hyung di taman. Apa Namjoon benar -"
"Jin hyung berbohong tentang Amnesia-nya?"
"Apa hyung juga sengaja menutupi kebohongannya dari kami?" tanyanya.
Hoseok berharap kakaknya mengatakan yang sebenarnya. Ia tahu jika Yoongi susah untuk berbohong padanya, karena selain Seokjin; dirinya adalah orang yang dipercaya Yoongi.
"Aku sengaja mengajak hyung kemari, karena aku tahu - hyung tidak bisa jujur jika yang lain ada di sekitarmu,"
Yoongi tampak menarik napas panjang. Dadanya terasa sesak. Tenggorokannya juga tercekat. Terdapat genangan air mata yang tertahan di pelupuk matanya.
"Hyung..." Hoseok memegang punggung tangan kanannya.
Air mata itu akhirnya tumpah. Tanpa mengatakan yang sebenarnya, Hoseok tahu bahwa rahasia itu terlalu berat untuk dikatakan kakaknya.
Ia beranjak mendekati kakaknya. Ia memeluk dan mengelus punggungnya, "Jin hyung sakit Hoseok..." kalimat itu membuatnya sangat terkejut.
"Jin hyung memintaku untuk menjaga rahasia ini..."
"Namjoon dan Jungkook telah menyakiti hatinya..."
"Tapi Jin hyung tidak ingin aku memarahi mereka. Aku tahu jika Namjoon dan Jungkook benci dengan kebohongan,"
Pundaknya bergetar, suaranya juga parau. Hoseok turut menangis mendengar pernyataan kakaknya, "Jin hyung sengaja berbohong tentang Amnesia itu, karena ingin kita lebih memperhatikannya..."
"Aku tidak tega melihat air mata Jin hyung." tangisnya.
"Kenapa tidak membawa Jin hyung ke rumah sakit?" tanyanya dan menyeka air matanya.
Ia kembali ke posisi duduknya semula, "Jin hyung tidak ingin kehilangan memorinya tentang kita... Jin hyung memintaku untuk memberinya waktu," jawabnya.
"Dokter Cho mengatakan padaku Jin hyung harus segera di operasi, jika tidak... Kondisinya akan semakin parah, dan..."
-
-
-Jimin sengaja mencuci pakaian Seokjin yang ia temukan di bawah ranjang. Ia menjemurnya di halaman belakang.
Jimin berbalik dan mencari kakaknya. Ia yakin jika Seokjin berada di kamar Yoongi.
Dugaannya benar.
Ia mendekati ranjang kakaknya. Kening Jimin berkerut saat melihat tidur Seokjin yang tampak gelisah.
Ia menyeka keringat yang membasahi keningnya. Jimin semakin khawatir karena wajah Seokjin sangat pucat, dan samar-samar ia mendengar kakaknya mengigau.
Jimin beranjak menuju kotak P3K. Ia segera mengambil termometer, lalu meletakkan di bawah lipatan ketiaknya.
Termometer itu berbunyi, dan menunjukkan suhu tubuh kakaknya yang cukup tinggi.
KAMU SEDANG MEMBACA
"Brotherhood" Seokjin & BTS
Fanfiction"Jimin~ah!" "Apaan sih hyung? Aku lagi di toilet!" "Ish! Tidak jadi" "Kookie~ah!" "Ada apa lagi hyung?" "Ambilin handuk di kamarku" perintahnya. "Hyung kan punya kaki. Ambil sendiri gih" "Kau tahu. Kaki ku itu lelahhhhh sekali. Sebagai adik yang...