Seokjin mendengus kesal, namun ia hanya bisa menurut saja. Seokjin memandangi adik-adiknya yang terlihat sibuk di dapur juga di halaman depan. Seokjin mengantuk dan terlelap di sofa.
Sekitar 20 menit berlalu. Jungkook mendekati Seokjin dan membangunkannya.
"Jin hyung, ayo bangun. Kita makan bersama,"
Seokjin tidak merespon. Jungkook menggoyang pundaknya, namun Seokjin belum membuka matanya.
"Hyung..." panggilnya lagi. Beberapa kali Jungkook membangunkannya, namun Seokjin tetap tidak menunjukkan respon. Jungkook panik dan berteriak memanggil saudaranya yang lain.
Mereka menghampiri Jungkook yang berlinang air mata, "Jin hyung tidak mau bangun-bangun," tangisnya.
Yoongi mencoba untuk membangunkan Seokjin, dan tetap sama. Seokjin tidak merespon. Kekhawatiran mereka semakin besar.
Mereka berinisiatif membawa sang kakak ke rumah sakit. Kepala Seokjin di rebahkan di pangkuan Jungkook. Sedangkan Yoongi duduk di sebelah Hoseok yang mengemudi.
Namjoon, Jimin dan Taehyung mengikuti mereka menggunakan mobil milik Namjoon. Mereka semua sangat mencemaskan Seokjin.
Lagi-lagi... Rencana mereka gagal.
Hoseok cukup ngebut, hingga kini mereka tiba di rumah sakit. Hoseok ke luar lebih dulu. Ia menggendong kakaknya berlari masuk ke dalam area rumah sakit bersama Yoongi.
Jungkook memarkirkan mobil Hoseok lebih dulu sebelum ia menyusul kakaknya.
Seokjin di larikan ke ruang ICU, setelah dokter di ruang darurat memberikan rujukan. Kyuhyun bergegas lari menuju ruang ICU. Ia bahkan mengindahkan saudara Seokjin yang ingin menanyakan kondisinya.
Jungkook tak henti-hentinya menangis. Ia berdiri di depan kaca di mana dirinya juga yang lain bisa melihat kakaknya dari luar.
Jimin yang berdiri di sebelahnya segera memeluknya erat, "Kenapa Jin hyung harus drop lagi? Kenapa Tuhan tidak mengizinkan kita bahagia bersama Jin hyung?" ucapnya.
"Jangan berkata seperti itu Jungkook. Jangan pernah menyalahkan Tuhan. Sebaiknya kita berdoa, agar kondisi Jin hyung stabil." nasehatnya.
Yoongi terduduk lemas. Ia menundukkan kepalanya. Buliran-buliran bening itu jatuh. Pundaknya bergetar, dan kini suara tangisnya terdengar oleh adik-adiknya.
Hoseok duduk di sebelahnya dan merangkul pundaknya. Hoseok berusaha tidak menangis, meskipun rasanya sesak sekali.
-
-
-3 hari kemudian.
Seokjin mulai membuka kedua matanya perlahan-lahan. Kondisinya kembali stabil setelah 3 hari ia dalam kondisi kritis.
Ruangan ini sepi. Hanya ada dirinya dan alat monitor, serta tabung oksigen di sisi ranjangnya. Seokjin mengedarkan pandangannya yang masih kabur mencari ke-enam sosok adiknya.
"Kalian... Di mana?" gumamnya lemah.
Seokjin tiba-tiba merasa tidak nyaman di bagian perut dan sendi nya. Ia meremas kuat perutnya, "Sakit!" erangnya.
-
-
-Hari ini Taehyung bergegas ke rumah sakit setelah urusan di tempatnya bekerja telah ia selesaikan.
Taehyung pergi menggunakan taksi, karena mobilnya masih berada di bengkel. Sepanjang jalan Taehyung sangat tidak tenang. Ia bolak-balik menatap jam di tangan kirinya.
Jalan cukup macet hari ini. Ia pun mencoba menghubungi Jimin dan Jungkook, namun mereka masih ada yang harus di lakukan. Taehyung tidak mungkin minta tolong pada ketiga kakaknya, karena mereka juga sibuk di kantor.
KAMU SEDANG MEMBACA
"Brotherhood" Seokjin & BTS
Fanfiction"Jimin~ah!" "Apaan sih hyung? Aku lagi di toilet!" "Ish! Tidak jadi" "Kookie~ah!" "Ada apa lagi hyung?" "Ambilin handuk di kamarku" perintahnya. "Hyung kan punya kaki. Ambil sendiri gih" "Kau tahu. Kaki ku itu lelahhhhh sekali. Sebagai adik yang...