"Namjoon~ah..." ia berbalik dan menatap kedua mata adiknya yang terdapat genangan air mata, "Jika aku mulai pikun dan bertingkah seperti anak kecil... Atau bahkan aku sudah melupakan kalian... Aku minta padamu..."
"Aku ingin menjalani sisa kehidupanku di rumah... Bukan di rumah sakit..."
"Hyung... Jangan berkata seperti itu..." pinta Namjoon yang menangis di depannya.
"Kau tahu sendiri... Demensia ini tidak bisa di sembuhkan... Dan aku tahu benar bagaimana kondisi tubuhku,"
"Hyung..."
Seokjin menyeka air mata adiknya dengan kedua tangannya, "Aku hanya ingin bersama kalian... Aku hanya ingin melihat kalian... Jika aku berada di rumah sakit, aku merasa kesepian." Seokjin memeluk erat adiknya. Air matanya jatuh ketika Namjoon mempererat pelukannya.
"Jangan menangis... Melihatmu menangis hanya membuatku semakin merasa bersalah pada kalian, " ucapnya seraya mengelus punggung adiknya.
Namjoon tidak mengatakan apa-apa. Namun Seokjin tahu jika adiknya mengangguk. Ia menyunggingkan senyumnya dan masih memeluk sang adik.
-
-
-Jungkook dipindahkan ke ruang rawat. Dokter memberitahu Yoongi juga saudaranya yang lain, bahwa operasi berjalan lancar, dan dalam beberapa hari, kondisi Jungkook akan pulih.
Mereka menghela napas lega. Yoongi sendiri tidak melepaskan genggaman tangannya pada sang adik yang masih belum sadarkan diri.
"Hyung, sebaiknya kau istirahat. Biar kami yang menjaga Jungkook," ucap Taehyung padanya.
"Tidak apa. Kalian beli makan saja di kantin. Biar hyung yang jaga Jungkook." ucapnya tanpa menoleh pada kedua adiknya.
"Baiklah hyung," jawab mereka yang kemudian meninggalkan Yoongi menjaga Jungkook.
-
-
-Di kantor. Hyunbin menemui Hoseok di ruangan kerjanya. Hoseok tampak sibuk di depan laptop juga berkas yang menumpuk di mejanya.
Hyunbin berjalan mendekati meja kerjanya, "Ini... Minum dulu," ucapnya seraya meletakkan segelas kopi hangat di meja kerjanya.
"Terima kasih ahjussi,"
"Kau harus menjaga kesehatanmu juga... Jangan terlalu diforsir,"
"..." Hoseok tersenyum dan mengangguk saja.
"Hoseok..." ucapnya dan menatap lekat padanya.
"Iya?" tanyanya.
"Ada yang ingin paman bahas mengenai Seokjin..."
Mendengar nama sang kakak disebut, Hoseok meletakkan pulpen juga berkas yang sempat dipegangnya tadi.
"Ada apa dengan Jin hyung?" tanyanya.
"Besok, paman ingin membahasnya dengan kalian."
"Kenapa tidak sekarang saja?" tanyanya.
"Jungkook baru saja selesai mendonorkan tulang sumsum-nya untuk Seokjin. Jungkook juga masih butuh istirahat," ucapnya.
"Ada apa sebenarnya? Kenapa ahjussi merahasiakannya dariku?"
"..." Hyunbin tersenyum, "Besok akan paman jelaskan padamu, juga saudaramu." jawabnya yang kemudian berbalik dan meninggalkan Hoseok di ruang kerjanya. Kedua alis Hoseok saling bertautan. Ia semakin penasaran dengan apa yang ingin Hyunbin sampaikan padanya.
-
-
-Di dalam mobil, penyakit Seokjin kembali kambuh. Ia mengerang kesakitan, hingga membuat Namjoon panik.
KAMU SEDANG MEMBACA
"Brotherhood" Seokjin & BTS
Fanfiction"Jimin~ah!" "Apaan sih hyung? Aku lagi di toilet!" "Ish! Tidak jadi" "Kookie~ah!" "Ada apa lagi hyung?" "Ambilin handuk di kamarku" perintahnya. "Hyung kan punya kaki. Ambil sendiri gih" "Kau tahu. Kaki ku itu lelahhhhh sekali. Sebagai adik yang...