Di mobil, tiga orang pemuda tampak asik dengan kesibukannya. Salah satu dari mereka fokus menyetir. Kedua saudara yang lain, sibuk dengan ponselnya.
Tiba-tiba saja salah satu dari mereka celetuk, "Hyung, boleh tidak. Jika aku memiliki keinginan...Jin hyung menjadi adik kita saja" celetuk pemuda bernama Jungkook.
"Huwah...aku juga berkeinginan seperti itu, Kook" itu sahutan dari Jimin.
"Aku dan Namjoon hyung juga memiliki keinginan yang sama denganmu" itu jawab Taehyung.
"Jin hyung sih, usil sekali. Suka memerintah" keluh sang adik.
"Iya. Aku juga kesal. Semalam, baru saja aku terlelap, Jin hyung masuk ke kamarku, dan melemparku dengan bantal. Bagaimana aku tidak terbangun!" curhat Jimin.
"Jin hyung juga mencoret wajahku, waktu aku tidur siang kemarin" itu curhatan Jungkook.
"Jin hyung juga menyembunyikan I-phone ku di dalam sepatu" itu keluh Taehyung.
"Jika kita melawan. Pasti Jin hyung berkata 'Sebagai adik itu, harus menurut pada kakaknya'. Kan kesel dengernya!" keluh Taehyung.
"Yah. Kita bisa membalas Jin hyung. Jika Jin hyung posisinya sebagai adik kita. Tapi kan tidak mungkin" itu kata Jungkook yang memutar bola matanya.
"Yah, intinya. Kita hanya bisa bersabar" ucap Taehyung, dan diikuti anggukan kedua saudaranya.
-
-
-Di kediaman keluarga Kim. Seorang pemuda terlihat sedang merebahkan tubuhnya yang terasa lemas.
Ia meletakkan ponselnya, setelah memberi perintah pada orang kepercayaannya untuk mengurus keuangan ke-enam adiknya, karena hari ini adalah tanggal di mana iuran sekolah juga kuliah adik-adiknya harus dibayar sebelum tanggal yang di tentukan.
Seokjin menatap langit-langit ruang keluarga. Dadanya terasa sesak, dan air matanya pun mengalir begitu saja.
"Ah! Kenapa aku cengeng sekali" gumamnya seorang diri.
Seokjin beranjak dari sofa tersebut. Ia melangkahkan kakinya dan mengunjungi kamar adiknya satu persatu.
Seokjin senang sekali memandangi foto ke-enam adiknya, yang menurutnya sangat imut.
Bruk...
Atensi Seokjin terfokus pada sebuah buku bergambar beruang yang terjatuh dari atas meja belajar adiknya.
Seokjin meraih buku itu. Karena rasa penasaran, ia pun membuka lembar demi lembar.
Seokjin tersenyum membaca tulisan adiknya, meskipun isi dari tulisan tersebut bercerita mengenai dirinya. Namun ia tetap menerimanya.
"Ternyata kalian menginginkan aku menjadi adik kalian" gumamnya.
"Baiklah...sepertinya kita harus bertukar posisi. Sebagai seorang kakak, aku akan mengikuti seperti yang kalian inginkan" ucapnya lagi.
-
-
-Malam harinya.
Ke-enam Kim bersaudara bergegas ke Rumah Sakit, setelah mereka menerima telepon dari paman mereka yang merupakan orang kepercayaan sang ayah, sebelum ayah mereka tiada.
"Ahjussi. Apa yang terjadi?" tanya Yoongi pada pria dengan rambut sedikit beruban tersebut.
"Paman juga tidak tahu. Sewaktu paman ke rumah kalian, paman menemukan Jin sudah tergeletak dan kepalanya berdarah." jawabnya.
Ke-enam Kim bersaudara itu tampak sedih. Bahkan Jungkook terduduk lemas di kursi.
Semarah-marahnya mereka pada sang kakak. Namun mereka tetap menyayanginya.
KAMU SEDANG MEMBACA
"Brotherhood" Seokjin & BTS
Fanfiction"Jimin~ah!" "Apaan sih hyung? Aku lagi di toilet!" "Ish! Tidak jadi" "Kookie~ah!" "Ada apa lagi hyung?" "Ambilin handuk di kamarku" perintahnya. "Hyung kan punya kaki. Ambil sendiri gih" "Kau tahu. Kaki ku itu lelahhhhh sekali. Sebagai adik yang...