10 "Pura-pura"

3.3K 392 27
                                    

Seokjin berusaha mengambil ponsel di atas mejanya yang sejak tadi berdering.  Samar-samar ia menatap nama yang tertera di layar ponselnya, lalu ia menjawab panggilan masuk yang berasal dari Hyun Bin.

"Ah... Jussi..." ucapnya lemah. Napasnya juga tersengal-sengal.

"Jin!  Kau kenapa?" paniknya.

"To... Long... Aku... Tidak... Kuat..." ucapnya, lalu ia tidak sadarkan diri.

-
-
-

Hyun Bin berdiri di depan pintu rumah Seokjin, karena ia mengetahui kode gerbang utama rumah atasannya.  Setelah menerima telepon dari Seokjin, ia bergegas membuka pintu rumah Seokjin yang tidak terkunci.

Derap langkah kakinya saat berlari terdengar menggema saat menaiki anak tangga.

"Seokjin~ah!" pekiknya panik ketika melihat Seokjin tidak sadarkan diri.

Ia bergegas menggendong tubuh Seokjin dan merebahkannya di kasur.  Ia berpikir untuk menghubungi keponakannya.

Hyun Bin menatap lekat wajah Seokjin yang pucat.  Ia juga menyeka keringat di kening Seokjin menggunakan tisu.

"Iya samchon?"

"Seokjin pingsan. Apa kau bisa ke rumahnya?  Kebetulan saat ini tidak ada siapapun selain Seokjin dan paman."

Suara Kyuhyun terdengar seperti berbisik-bisik, namun ia mendengarnya dengan jelas,  "Adiknya Seokjin masih ada di rumah sakit samchon. Sepertinya... Dia ingin bertemu denganku, karena dia masih menungguku."

Hyun Bin diam sejenak, "Baiklah. Untuk sementara paman akan menjaga Seokjin. Tapi, jika sampai 1 jam Seokjin belum sadar juga, paman akan mengantarnya ke rumah sakit.  Dan kau jangan katakan apapun mengenai Seokjin padanya."

"Iya." jawab Kyuhyun.

Hyun Bin menutup teleponnya.  Ia terpaksa menunggu hingga Seokjin siuman.

30 menit kemudian, Seokjin mulai membuka kedua matanya.

Hyun Bin bernapas lega setelah atasannya mulai sadar, "Apa yang kau rasakan?" tanyanya cemas.

Seokjin tersenyum dan seraya beranjak. Hyun Bin membantunya duduk, "Masih sedikit pusing." jawabnya.

"Kita ke rumah sakit ya." pintanya.

"Aku tidak mau. Jika aku pergi ke rumah sakit..." ia diam sesaat, lalu melanjutkan kalimatnya, "adikku pasti akan mencariku dan khawatir padaku." tolaknya.

"Dan... Aku tidak ingin...ahjussi juga kerepotan jika trauma ku kambuh saat aku berada di mobil." ucapnya.

"Tapi Jin...mau sampai kapan kau terus menahan sakit itu? Lambat laun...mereka pasti akan mengetahuinya juga. Apa kau ingin karena terlambat mengetahui bahwa kau sakit, lalu mereka akan saling menyalahkan dan menyesal,"

"Kyuhyun mengatakan padaku, kau harus menjalani operasi itu." ucap Hyun Bin.

"Jika aku menyetujui untuk melakukan operasi...kemungkinan berhasil hanya 50%.  Aku tahu...jika operasi berhasil, aku akan selamat.  Namun jika operasi itu gagal...aku tidak akan bisa melihat adik-adikku lagi ahjussi..."

"Meskipun operasi itu berhasil, aku akan tetap kehilangan memori-ku. Begitu juga, jika aku tetap bertahan tanpa melakukan operasi. Lagipula...belakangan ini...aku merasa sedikit berbeda..."

"Aku tidak ingin mengambil resiko lebih besar lagi ahjussi..." ucapnya yang pesimis.

Hyun Bin memegang kedua tangan Seokjin, "Kyuhyun mengatakan padaku...Demensia yang kau idap, masih bisa disembuhkan Jin --- melalui operasi." Hyun Bin tetap membujuknya agar mau mengikuti anjuran dari Kyuhyun.

"Brotherhood"  Seokjin & BTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang