Plak!!
Yoongi menampar kedua adiknya karena emosi.
"Hyung!!!" marah Jungkook tidak terima.
"Apa hyung ingin menyalahkan kami juga?!" ucap Jungkook padanya.
"Apa saja yang kalian lakukan di rumah?!! Kalian membiarkan Jin hyung kabur!! Apa kalian tidak berpikir bahwa di luar sana sangat berbahaya bagi Jin hyung!!!"
"Hyung jangan menuduh kami seperti itu!! Kami berdua juga tidak tahu jika Jin hyung kabur!!" Jimin membela diri.
"Kami sudah mencarinya dan tetangga sekitar juga membantu kami. Tapi saat kami pulang, Jin hyung sudah ada di rumah karena di bawa pulang Namjoon hyung." ucapnya lagi.
"Kalian seharusnya bersyukur karena Namjoon menemukan Jin hyung di taman!! Kalian berdua teledor menjaganya!!" marahnya.
"Iya!! Kami akui kami teledor!! Hyung terus saja menyalahkan kami!" itu kata Jungkook.
Air mata kedua adiknya jatuh setelah Yoongi memarahi mereka. Yoongi mendesah kasar, lalu ia pergi meninggalkan kedua adiknya di kamar.
Jimin terduduk lemas di lantai. Ia menangis karena merasa bersalah. Jungkook duduk di sisi kakaknya dan mengelus punggungnya, "Aku menyesal Kook. Aku yang sibuk di dapur sampai tidak memperhatikan Jin hyung." ucapnya.
"Jangan menyalahkan dirimu hyung. Aku juga salah." sesal Jungkook.
-
-
-Hoseok turun dari mobil untuk membuka pagar rumahnya. Aktivitasnya terhenti sejenak sewaktu seorang pria yang berencana pergi ke luar bersama anaknya. Ia mendekati Hoseok, "Bagaimana kabar kakakmu? Tadi siang kakakmu sempat menghilang. Kasihan Jimin dan Jungkook berkeliling komplek untuk mencari Seokjin." tanyanya.
Pertanyaan itu membuatnya bingung, "Jin hyung menghilang?" tanyanya.
"Iya. Paman juga beberapa tetangga yang lain membantu kedua adikmu untuk mencari Seokjin. Jungkook hampir saja diserempet mobil jika tidak hati-hati saat menyeberang."
"Kalian jangan memarahi Jimin dan Jungkook. Paman sangat mengerti pasien yang menderita Demensia seperti Seokjin,"
"Terkadang penderita Demensia akan berpikir dirinya berada di lingkungan yang berbeda dalam ingatannya. Kalian harus lebih banyak bersabar merawatnya." nasehat pria tersebut padanya.
"Terima kasih, karena ahjussi sudah mengingatkan saya." ucapnya.
Pria itu tersenyum dan menepuk pelan pundaknya. Kemudian ia pergi bersama anaknya.
Hoseok segera masuk ke rumah, setelah memarkirkan mobil dan menutup kembali pagar rumahnya.
Ia melangkahkan kakinya mendekati sang kakak yang terlihat melamun di sofa, dan membiarkan chanel di televisi tayang tanpa di tonton olehnya.
Ia duduk di sisi kanan kakaknya, "Aku dengar Jin hyung sempat menghilang dari rumah. Apa itu benar hyung?" tanyanya pada Yoongi.
Yoongi mengalihkan pandangannya pada Hoseok yang membutuhkan jawaban darinya, "Semua terjadi karena keteledoran Jimin dan Jungkook. Jika saja mereka menjaga Jin hyung. Kejadian seperti ini tidak akan terjadi." ucapnya.
Hoseok mencoba meredamkan emosi sang kakak dengan menasihatinya, "Aku mengerti hyung marah pada mereka. Jika saja Jinsuk ahjussi tidak menasehatiku. Mungkin aku akan memarahi mereka berdua," Yoongi diam saja dan mendengarkannya.
"Tapi... Jimin dan Jungkook tidak sepenuhnya bersalah hyung. Karena Jin hyung pasti berpikir - lupa di mana rumah kita."
"Mereka juga pasti khawatir - bingung dan sangat panik saat Jin hyung menghilang. Apa hyung tahu? Jungkook hampir diserempet mobil ketika mencari Jin hyung?" ucapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
"Brotherhood" Seokjin & BTS
Fanfiction"Jimin~ah!" "Apaan sih hyung? Aku lagi di toilet!" "Ish! Tidak jadi" "Kookie~ah!" "Ada apa lagi hyung?" "Ambilin handuk di kamarku" perintahnya. "Hyung kan punya kaki. Ambil sendiri gih" "Kau tahu. Kaki ku itu lelahhhhh sekali. Sebagai adik yang...