41"Tidak boleh pesimis"

999 123 10
                                    

"Hyung...kau kenapa?" cemas Hoseok dengan mata berkaca-kaca.

Yoongi juga Taehyung segera menghampiri Hoseok. Taehyung ingin membantu sang kakak untuk beranjak, namun sikap Seokjin sama dengan yang dilakukannya pada Hoseok.

Seokjin tidak mengenal adik-adiknya. Ia bahkan tidak ingat lagi cara berjalan. Ia menepis ketiga adiknya yang sangat mencemaskannya.

Seokjin berteriak histeris, hingga membangunkan adiknya yang lain.

"Jin hyung..." ucap Yoongi yang memeluknya paksa, meskipun Seokjin mencakar lengannya dan berusaha melepaskan pelukan Yoongi padanya.

Taehyung segera menghubungi Kyuhyun. Mereka dibuat khawatir dengan perubahan sikap sang kakak. Terlihat jelas, jika Seokjin tidak mengenali mereka lagi.

Penyakit Seokjin mulai berada di penurunan ingatan tahap akhir. Kali ini, dirinya mengalami halusinasi. Ia berpikir bahwa adik-adiknya yang kini berada di depannya adalah sekumpulan orang-orang jahat yang ingin menyakitinya.

Seokjin terus berteriak histeris, dan disaat yang bersamaan, dirinya mengalami mimisan hebat karena penyakitnya kambuh.

Seokjin seketika tidak sadarkan diri. Yoongi segera memindahkan kakaknya, dan merebahkannya di kasur. Adik-adiknya begitu terpukul akan kejadian pagi ini.

Namjoon diam mematung. Semua memori semalam teringat jelas. Air matanya tumpah. Kedua lututnya terasa lemas, hingga ia terduduk di lantai.

"Hyung..."ucap Jimin yang mendekatinya.

"Semalam...aku...aku membuat Jin hyung terluka dengan apa yang ku katakan..."

"Aku salah...seharusnya aku tidak mabuk dan membuat suasana menjadi kacau..." sesalnya.

Yoongi diam saja. Ia enggan menenangkan adiknya. Rasa marah masih memenuhi egonya saat ini.

Yoongi hanya peduli pada kakaknya.

Hoseok membantu Yoongi membersihkan noda darah dari hidung sang kakak, juga ingin mengganti pakaiannya.

Hoseok memandangi tubuh sang kakak yang semakin kurus dan terdapat banyak memar. Ia tersadar sewaktu Yoongi mengambil pakaian Seokjin yang masih dipegang olehnya.

Ia dengan sigap membantu Yoongi. Ia menatap Yoongi yang sejak tadi diam saja. Kemudian Yoongi berlalu begitu saja melewati Namjoon juga adiknya yang lain.

Namjoon sadar jika Yoongi marah padanya. Namun untuk saat ini, dirinya lebih memilih untuk berada di kamar kakak tertua mereka.

Hoseok mengajak adiknya yang lain untuk membiarkan Namjoon di kamar ini. Mereka menurut akan perintahnya.

Langkah Jungkook terhenti sejenak. Ia menatap lekat wajah Seokjin. Kemudian ia ke luar bersama saudaranya.

Setelah mereka pergi, kini Namjoon duduk di tepi ranjang dan menggenggam erat tangan kakaknya.

"Jin hyung..."

"Aku minta maaf..."

"Maafkan aku, hyung..."

"Aku merusak kejutan yang seharusnya membuatmu bahagia..."

"Namun aku merusak acara semalam..."

"Aku sangat menyesal, hyung..."

Namjoon diam.

Helaan napas panjang itu terasa berat.

Tiba-tiba ia menampar pipinya berkali-kali, dan air matanya semakin deras.

"Tamparan ini tidak sebanding dengan perbuatanku yang telah menyakitimu, hyung..." ucapnya, dan ia kembali menampar pipinya.

Namjoon menatap saudaranya yang menahan tangannya agar tidak menampar dirinya lagi, "Tidak akan ada gunanya, kau menyakiti dirimu sendiri!!"

"Brotherhood"  Seokjin & BTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang