"Aku sangat membenci seorang pembohong..."
"Dulu... Jaehyun telah berbohong padaku..."
"Dan sekarang... Kenapa kau juga harus berbohong hyung?"
"Kau pikir berbohong dengan alasan Amnesia adalah hal kecil bagimu! Apa kau tidak memikirkan bagaimana khawatirnya kami saat dokter mengatakan kau mengalami Amnesia!"
"Aku benci seorang pembohong sepertimu hyung!" batinnya dan ia menyeka air matanya. "Aku sangat membenci seorang pembohong..."
"Karena aku tidak ingin kehilangan."
Jungkook menutup matanya menggunakan lengan kanannya. Ia menangis dalam kesendiriannya, karena teringat akan sahabat kecilnya; sahabat satu-satunya yang ia miliki dan tidak akan pernah ia lupakan.
-
-
-Di dalam kamar. Seokjin tampak sedikit linglung. Ia kebingungan dan memandangi sekeliling ruangan kamarnya.
Ia menatap lekat sebuah foto yang dipajang di meja nakasnya. Sekitar 10 menit, Seokjin lupa dirinya berada di mana. Kemudian ia memegang kepalanya yang terasa nyeri, dan ia kembali mengingat; ia berada di kamarnya sendiri.
Seokjin meneteskan air matanya, "Sepertinya... Efek dari penyakit itu mulai menyerang ingatanku." batinnya.
Tok... Tok...
"Jinnie..."
Seokjin buru-buru menyeka air mata. Ia memasang senyum selebar mungkin, dan kembali bersandiwara.
Ia membuka pintu kamar dan menyapa adiknya yang membawakannya susu hangat.
"Aku pikir kau sudah tidur." ucapnya dan menyerahkan gelas tersebut padanya.
"Wahhh..." ucapnya senang.
Sang adik yang bernama Taehyung mengelus kepala kakaknya, "Kau baik-baik saja'kan?" tanyanya.
"Memangnya aku kenapa?" tanyanya.
Taehyung tersenyum dan menggelengkan kepalanya, "Tidak apa. Kau habiskan susu ini. Setelah itu kau tidur." ucapnya.
"Tapi aku belum mengantuk. Dan..." ia menggantung kalimatnya sejenak, "apa boleh susunya nanti saja aku minum?"
"Tapi nanti kalau dingin tidak enak lagi. Sebaiknya kau habiskan dulu, baru kita bermain. Bagaimana?"
"Main apa?" tanyanya.
"Main monopoli." ajak Taehyung.
Seokjin mengangguk cepat, tanda ia setuju. Kemudian, ia menghabiskan susu tersebut dan memberikan gelas itu pada adiknya.
"Kau tunggu saja di kamar. Nanti, kita bermain di kamarmu."
"Eum." angguk Seokjin.
Taehyung gemas sekali dengan tingkah sang kakak yang menurutnya mirip sekali dengan Hamster.
Taehyung berbalik dan pergi menuju dapur. Seokjin berusaha bersikap ceria, ketika dirinya melihat Namjoon yang berjalan menuju kamarnya.
"Hyung..." sapanya.
Namjoon mengacuhkannya. Ia membuka pintu kamar dan menutupnya kasar begitu saja. Seokjin menghela napas, dan berdiri di depan kamar adiknya.
Seokjin tidak sadar, jika Yoongi melihat sikap dingin yang ditunjukkan Namjoon pada kakaknya, hanya saja Yoongi diam.
KAMU SEDANG MEMBACA
"Brotherhood" Seokjin & BTS
Fanfiction"Jimin~ah!" "Apaan sih hyung? Aku lagi di toilet!" "Ish! Tidak jadi" "Kookie~ah!" "Ada apa lagi hyung?" "Ambilin handuk di kamarku" perintahnya. "Hyung kan punya kaki. Ambil sendiri gih" "Kau tahu. Kaki ku itu lelahhhhh sekali. Sebagai adik yang...