4 jam kemudian.
Seokjin mulai membuka matanya. Perlahan-lahan ia memandangi seisi ruangan, lalu atensinya tertuju pada Yoongi yang tersenyum padanya.
"Syukurlah kau sudah sadar hyung..." ucap Yoongi lega.
"..." Seokjin diam dan menatapnya. Ia seakan-akan bingung dengan seorang pemuda yang memanggilnya kakak.
"Aku akan memanggil dokter Cho untuk memeriksamu..." ucapnya lagi, dan berencana beranjak. Namun tidak jadi sewaktu mendengar pertanyaan kakaknya, "Kau... Siapa?" tanya Seokjin padanya.
"Hyung..." sedihnya.
Seokjin memejamkan matanya karena kepalanya yang terasa pusing. Yoongi memegang tangan kakaknya. Ia takut jika sang kakak benar-benar akan melupakan dirinya untuk selamanya.
Seokjin membuka mata, dan menatap sang adik; di matanya terdapat genangan air mata yang tertahan. "Yoon. Kau kenapa?" tanyanya.
Yoongi menggeleng, "Tidak apa apa hyung. Apa tubuhmu masih sakit hyung? atau kepalamu pusing?" tanyanya.
"Sedikit," sahutnya.
"Yoon..."
"Iya hyung?"
"Aku ingin pulang. Aku bosan di rumah sakit. Aku terapi di rumah saja ya," pintanya.
"Iya hyung. Aku juga sudah bicara dengan Dokter Kyuhyun. Dia memberi izin agar kau di rawat di rumah saja." Sahutnya.
Seokjin terlihat lega dan bahagia. Ia benar-benar merindukan rumah, meskipun ia masih takut jika trauma itu membuatnya drop.
"Setelah 48 jam, kami akan membawamu pulang ke rumah hyung." itu katanya. Seokjin tersenyum dan mengangguk.
-
-
-
Yoongi memberitahu pada adik adiknya agar menyiapkan kamar untuk kakak mereka. Setelah lewat dari 48 jam kontrol berkala dari Kyuhyun. Seokjin pun diperbolehkan pulang, dan Yoongi diberi beberapa pesan untuk Seokjin, agar tetap menjaga pola makan dan rutin untuk meminum obatnya. Selain itu dirinya juga bersama yang lain harus membuat beberapa memo agar Seokjin bisa mengingatnya.
Di rumah. Namjoon juga beberapa adiknya memberi nama di tiap benda yang ada di rumah, juga foto-foto keluarga mereka.
Sepanjang jalan, Seokjin mengenakan penutup mata meremas tangan adiknya yang duduk di kedua sisinya. Taehyung memegang punggung tangan sang kakak dan menepuknya pelan, "Sebentar lagi kita tiba di rumah, hyung." ucap Taehyung padanya.
"Apakah aku bisa melupakan trauma itu?" tanyanya.
"Kau bisa hyung. Semua itu berasal dari dirimu sendiri. Kami yakin kau pasti bisa hyung." ucap Yoongi.
Biasanya Yoongi menyiapkan penutup telinga untuk berjaga-jaga jika kakaknya mendengar suara klakson, namun ia lupa agar Taehyung membawakannya.
Kondisi jalan saat ini agak macet, karena adanya kecelakaan yang terjadi. Suara klakson terdengar silih berganti. Seokjin mendengarnya.
Remasan di tangan kedua adiknya semakin kuat. Kepalanya tiba tiba terasa sakit, dan ia mengalami mual. Kening - leher juga pakaiannya sedikit basah karena kerinngat yang mengalir.
Yoongi bergegas menutup kedua telinga kakaknya dengan kedua tangannya, setelah ia melepas paksa genggaman Seokjin padanya.
"Ahjussi. Bisakah lebih cepat?! atau putar arah saja. Kita cari jalan lain agar segera tiba di rumah." ucap Taehyung pada sopir yang dipekerjakan Hyun Bin untuk mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
"Brotherhood" Seokjin & BTS
Fanfiction"Jimin~ah!" "Apaan sih hyung? Aku lagi di toilet!" "Ish! Tidak jadi" "Kookie~ah!" "Ada apa lagi hyung?" "Ambilin handuk di kamarku" perintahnya. "Hyung kan punya kaki. Ambil sendiri gih" "Kau tahu. Kaki ku itu lelahhhhh sekali. Sebagai adik yang...