45

1.4K 154 29
                                    

❗️: Sebelum membaca part ini, harap untuk membaca part #2 Dari Arga : Somehow, di FUTU terlebih dahulu, in case kalian lupa dan supaya lebih nyambung juga^^. Happy reading!

---

Jakarta, Juli 2019

Kayla

Setelah tiga bulan hidup sebagai istri dari Arga Anggara, vokalis sekaligus gitarisnya sweetchaos, saya menjadi terbiasa dengan orang-orang yang menggemari Kak Arga. Terlebih lagi, jika para penggemarnya ini anak kecil.

Pernah sekali, saya iseng mampir ke laman Instagram Kak Arga dan melihat-lihat postingan saat ia di atas panggung dengan gitar kesayangannya. Tapi yang membuat saya super kaget adalah, di dalam Instagramnya itu, terdapat foto saya, Kak Arga, Kak Ara, dan Kak Juan, dengan caption bertuliskan "Before everything".

Saya sangat ingat kapan foto itu diambil. Kala itu, Kak Arga masih menjadi teman untuk saya di tahun 2018. Kalau tidak salah, kami sedang berada di acara yang sedang sweetchaos hadiri.

Kemudian tangan saya membuka kolom komentarnya dan membuat saya tercengang. Sebenarnya, saya sudah terbiasa dengan komentar seperti itu, tetapi yang membuat saya tercengang adalah... Balasan yang Kak Arga berikan untuk anak kecil itu.

"Jangan nyampah di Instagram gue kalau cuma buat jelekin istri gue."

Saat melihat balasannya itu, saya ingin menangis. Karena itulah saya percaya, bahwa Kak Arga masih sangat peduli dengan saya, tetapi karena kondisi dan juga egonya, saya dan dia tidak bisa berhubungan dengan baik.

Sebenarnya, selama tiga bulan ini, hubungan saya dan Kak Arga masih begitu saja. Tidak ada kemajuan tetapi juga tidak begitu menyudutkan saya. Maksudnya, Kak Arga masih tetap saja membangun tembok, tetapi ia tidak pernah marah kepada saya. Kak Arga tetap mengajak saya berbicara, mengabari saya kalau ia pulang telat, atau ketika ia manggung di suatu tempat.

Tapi bukan berarti itu adalah hal yang baik untuk saya. Karena ia masih tetap Arga Anggara yang dingin. Kak Arga masih sama, ia tidak tidur di kamar, ia juga tidak mengajak saya untuk nonton gigs-nya—apalagi jika ke luar kota. Setiap saya ingin ikut, ia selalu beralasan, "Jauh."

Karena saya tidak percaya dengan alasan bodongnya itu, akhirnya saya nekat untuk berangkat ke Malang ketika ia berkata kemarin bahwa ia akan ada acara di Malang. Bermodal nekat dan tiket dadakan yang saya beli, saya segera pergi ke venue, tempat acaranya sedang berlangsung.

Saat tiba di sana dan sudah mempersiapkan hati untuk dimarahi, saya malah mendengar alasan yang tidak masuk akal yang ia ucapkan. Ia berkata, alasan dia tidak pernah mengajak saya ke gigs adalah karena saya kelihatan seperti anak kecil dan ia malu.

Lucu, bukan? Siapapun tahu, alasan yang ia lontarkan itu tidak masuk akal, termasuk saya. Walau begitu, tetap saja ucapannya membuat hati saya seperti diris-iris oleh benda tajam.

Sejak menikah dengan Kak Arga, saya selalu bisa mendadak berbicara dengan lurus dan berani—entah keberanian dari mana yang saya dapatkan, tetapi rupanya, sikap saya yang tegas itu malah membuat dirinya melunak dan berakhir dengan membiarkan saya tetap tinggal di Malang dan pulang bersama dengannya besok.

"Kak Kira,"

Di Malang, saya satu kamar dengan Kak Kirana dan Kak Ara. Calista tidak bisa ikut, begitu pula dengan Kak Acha. Tapi ngomong-ngomong, saya sangat senang begitu tahu Kak Kira dan Kak Ara ikut, karena kalau tidak, saya pasti akan sendirian.

"Hmm?" Kak Kira yang sedang mengeringkan rambutnya dengan hairdryer, menatap saya dari cermin.

Saya menggeleng, sejujurnya saya agak sungkan karena kedatangan saya yang tiba-tiba. "Enggak ada sih. Tapi, aku mau minta maaf karena aku mendadak dateng. Padahal ini kamarnya cuma buat dua orang."

Will HeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang