Chapter 6

121K 11.8K 442
                                    

~ARFAN~

Happy reading guys

Saat di perjalanan menuju butik. Fanya termenung, menatap kosong ke arah luar jendela mobil, bertanya pada Mita, "Ma, apa Fanya masih bisa sekolah setelah menikah?" tanya gadis itu tanpa menatap wajah sang ibu.

Deg.

Seketika Mita dan Lisa terdiam saat mendengar pertanyaan dari Fanya.

Tak ada jawaban dari Mita, membuat Fanya beralih menatap wajahnya. "Kok diam?" tanya Fanya sendu, dengan air mata yang siap meluncur dari pelupuk matanya.

Mita langsung memeluk Fanya dan berkata, "Masih bisa sekolah dong, Sayang. Siapa sih yang nggak ngebolehin anak Mama untuk sekolah?" ucap Mita menatap wajah Fanya lalu mencium kening sang putri.

"Tapi, kan-" ucap Fanya terpotong.

"Tapi apa? Soal status kamu sama Arka?" celetuk tanya Lisa, memotong perkataan Fanya.

Mendengar celetukan dari calon mertuanya, membuat Fanya mengangguk sebagai jawaban atas pertanyaan Lisa.

"Fanya, kamu nggak usah khawatir, Sayang. Kamu sama Arka tetap bisa sekolah, selagi hubungan kalian tidak diketahui oleh orang-orang," jelas Lisa membuat Fanya sedikit lega.

Gadis itu takut jika dirinya tidak akan bisa bersekolah lagi, dan tidak akan pernah bisa mencapai impiannya menjadi seorang Pisikolog.

Dari dulu Fanya memang memiliki cita-cita menjadi seorang Pisikolog. Entah apa alasannya, yang pasti ia sangat ingin menjadi seorang Pisikolog.

Saat tiba di rumah Nek Ratih, Fanya langsung dibawa oleh Lisa dan Mita menemui Ratih yang tengah beristirahat di kamar.

"Assalamualaikum," ucap Fanya memasuki kamar Ratih.

Nampak Ratih yang tengah duduk di atas kasur, langsung menoleh ke arah sumber suara.

"Waalaikumsalam," sahut Ratih tersenyum ceria saat melihat kedatangan Fanya.

"Ma, ini Fanya, anaknya Mita dan Dani, calon istrinya Arka," ucap Lisa memperkenalkan Fanya pada Ratih, yang dijawab anggukan paham oleh sang mertua.

"Cantiknya calon menantu," ucap Ratih mengelus pipi Fanya yang kini duduk tepat di hadapannya.

"Makasih, Nek," sahut Fanya tersipu malu.

"Udah makan?" tanya Ratih pada Fanya.

"Udah, Nek," jawab Fanya mengangguk.

"Lisa, tolong panggilkan Arka ke sini," titah Ratih pada Lisa yang bediri di samping Fanya.

Lisa mengagguk. "Iya, Ma," jawabnya, langsung keluar memanggil Arka.

Tak lama setelah itu datanglah Arka bersama Lisa dan Rara.

"Mama, Rara mau bobok," celetuk Rara pada Mita, saat ia baru saja memasuki kamar Ratih.

Wajar saja bila kini Rara mengantuk, karena tadi pagi gadis kecil itu bangun lebih awal dari biasanya.

"Iya, kita bobok di kamar sebelah, ya?" jawab Mita menghampiri Rara. "Tapi ngomong dulu sama Nenek," lanjutnya meminta Rara untuk izin terlebih dahulu pada Ratih.

ARFAN [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang