Chapter 37

97.2K 9.9K 1.1K
                                    

~ARFAN~

Happy reading

Setibanya Arka dan Fanya di rumah.

"Assalamualaikum," ucap mereka bersamaan, memasuki rumah.

"Waalaikumsalam," sahut mami Lisa yang tengah membaca majalah di ruang tamu.

Seketika Lisa beranjak dari duduknya saat melihat menantunya yang mendapati luka lebam dibibirnya.

"Fanya, kamu kenapa, Sayang? Kamu juga, Arka, kenapa? Apa yang terjadi sama kalian berdua?" tanya Lisa tanpa henti, bingung apa yang telah terjadi dengan anak dan menantunya itu.

Sontak Fanya langsung memeluk sang mertua yang telah ia anggap sebagai ibu kandungnya sendiri.

"Mami. Hiks..." Fanya langsung memeluk Lisa, menangis dalam pelukan sang mertua.

"Kenapa, Sayang? Kamu kenapa?" tanya Lisa semakin bingung. "Arka, coba jelasin sama Mami. Apa yang terjadi dengan kalian berdua?" tanya Lisa pada Arka.

"Ceritanya panjang, Mi, nanti malam aja Arka jelasin. Yok Fan, kita ke kamar. Obatin luka lo," ucap Arka menarik pelan lengan sang istri, menuju kamar mereka.

"Tapi, Arka... Arka jelasin dulu, Nak," panggil Lisa pada anak dan menantunya.

Namun Arka tak menghiraukan panggilan Lisa, ia tetap melanjutkan langkahnya, naik ke atas menuju kamar.

"Hmm. Apa yang telah terjadi dengan mereka berdua?" gumam Lisa menghela nafas berat, melihat Arka pergi membawa Fanya ke kamar.

***

"Awsh..." ringis Fanya. Saat merasa perih di bibirnya.

"Masih sakit?" tanya Arka saat tengah mengobati luka di bibir Fanya.

Fanya menggeleng lemah, sebagai jawaban 'tidak'.

"Maaf ya, gara-gara gue lo jadi kayak gini," ucap Arka merasa bersalah pada Fanya. Jika saja ia menghentikan aksi perkelahiannya dengan Vino pada saat Fanya baru saja tiba, mungkin sang empu tidak akan menjadi korban dalam perkelahian itu.

"Nggak apa-apa, ini bukan salah lo. Tapi ini salah gue sendiri. Seharusnya dari awal gue udah putusin Vino, supaya semua ini nggak terjadi," sahut Fanya sendu.

"Nggak, Fan. Ini bukan salah lo," timpal Arka memeluk Fanya.

Hiks...

Hiks...

Tangis Fanya kembali pecah, saat berada di pelukan Arka.

"Udah, Fan. Jangan nangis lagi," ucap Arka mengelus punggung Fanya yang tengah berada di pelukannya. Untuk menenagkan sang istri.

"Gue takut, Ka," lirih Fanya dalam pelukan Arka. "Gue takut di keluarin dari sekolah," lanjutnya menangis tanpa henti, saat menginga bahwa hubungannya dengan Arka telah di ketahui oleh orang-orang.

ARFAN [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang