Chapter 46

81.5K 8.5K 1.5K
                                    

~ARFAN~

"Gak akan. Arka gak akan pernah ninggalin aku. Hiks... Hiks... Hiks..." lanjutnya menggeleng, megingat semua perkataan Arka.

"Iya, itu semua pasti bohong. Arka bohong! Arka gak akan pernah ninggalin aku!" racaunya begitu frustasi.

Di sisi lain, Arka yang kini berada di kamar pun tengah termenung, dengan tatapan kosong. Tanpa ia sadari cairan bening menetes dengan sendiri di pipinya. Arka sangat jarang menangis, bahkan ia tak pernah menangis, tapi kali ini ia benar-benar tak bisa menahan air matanya yang dengan lancang meluncur membasahi pipinya.

Ceklek.

Suara pintu kamar terbuka, menampakkan seorang wanita dengan mata sembab dan pipi yang telah di basahi oleh air mata.

Melihat Fanya yang tiba-tiba datang, membuat Arka langsung menghapus kasar cairan bening yang telah menetes di pipinya.

Dengan perlahan wanita itu berjalan mendekati Arka, diiringi dengan isak tangisnya.

"Arka. Hiks... Hiks..." lirih Fanya pelan, mendekati lelaki yang masih berstatus sebagai suaminya itu.

Tanpa jawaban dan tanpa menatap Fanya, Arka hanya diam tak menghiraukan kehadiran wanita itu.

"Arka, kamu bohong kan soal ucapan kamu--" ucap Fanya terpotong oleh Arka yang langsung menimpal perkataannya.

"Gue serius, Fan." Tegas Arka tanpa menatap wajah Fanya.

"Nggak! Kamu bohong! Kamu bohong Arka! Kamu bohong!" bantah Fanya tak ingin berpisah dengan Arka.

"Gue serius, Fanya! Gue mau bebasin lo dari pernikahan yang terpaksa ini, supaya lo bisa bahagia sama pilihan lo sendiri," timpal Arka berdiri dari duduknya, menatap Fanya dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Nggak! Aku bilang nggak, ya nggak! Aku gak mau! Aku gak mau pisah sama kamu! Please, Arka. Hiks... Hiks... Hiks..." lagi-lagi Fanya membantah perkataan Arka dan menggenggam erat tangan lelaki itu dengan isak tangis yang semakin menjadi-jadi, hingga membuatnya pingsan tak sadarkan diri. Sontak Arka yang berada di hadapan Fanya langsung memapah tubuh wanita itu saat hendak terjatuh, dan menggendongnya untuk membaringkan tubuh sang istri di atas kasur.

"Fanya! Fan, bangun Fan!" teriak Arka panik ketika melihat Fanya pingsang.

Dengan cepat ia mengambil ponsel miliknya yang berada di dalam saku celana yang ia kenakan, untuk menghubungi Dokter agar memeriksa keadaan Fanya.

"Halo, Dok, bisa kerumah saya sebentar?" ucap Arka pada seorang Dokter yang berada di sebrang ujung telfon.

"..."

"Iya, Dok, kediaman Mahendra Adhinata. Nanti saya share lock."

"..."

"Iya, Dok."

Tut.
Sambungan terputus.

***

ARFAN [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang