Chapter 27

96K 10.4K 764
                                    

~ARFAN~

Happy reading

Prak!

Suara yang di timbulkan saat ponsel Fanya dibanting keras ke lantai oleh Arka.

Sontak Fanya membulatkan mata sempurna saat melihat tindakan Arka barusan. "ARKA!"

Bugh!

"LO APA-APAN SIH! HA?" teriak Fanya. Memukul dada bidang milik Arka, lalu memungut ponsel miliknya yang telah hancur berserakan di lantai. "GILA YA LO?" lanjutnya, berdiri, menunjuk wajah Arka dengan jari telunjuknya.

Sang empu tanpa rasa bersalah tersenyum. Menepis tangan Fanya. "Kenapa?" tanyanya. Mengangkat sebelah alisnya.

"Kenapa lo bilang? ELO YANG KENAPA? Apa salah HP gue sampai lo banting kayak gitu?" timpal Fanya emosi dengan Arka. Apalagi melihat ekspresi Arka yang tidak ada rasa bersalah atau menyesal sedikitpun telah menghancurkan ponsel Fanya.

"HP lo gak salah sih, tapi elo yang salah!" jawab Arka. Balik menyalahkan Fanya.

Gadis di hadapannya tertawa garing. "He!" Ia menggeleng. "Gue? Apa salah gue? Dari tadi siang elo selalu nyalahin gue terus. Gue punya salah apa sama lo?" tanyanya. Bingung, ia telah berbuat apa hingga membuat Arka bersikap seperti ini padanya. "Gue tau, Ka, lo lagi tepukul karena kepergian Nenek, tapi nggak gini caranya buat lo nenangin diri!" lanjutnya merendahkan nada bicaranya. Menatap manik mata Arka.

Arka menggeram mendengar ucapan Fanya barusan. "ANJING LO! Ini nggak ada hubungannya sama Nenek! Lo harusnya mikir, Fan! APA KESALAHAN LO!" sarkas Arka. "PIKIR PAKAI OTAK! lanjutnya kesal. Menoyor jidat Fanya dengan cukup kasar.

"YA, APA SALAH GUE?" timpal Fanya, menepis tangan Arka dan menggenggamnya kuat. Menatap dalam mata lelaki yang ada di hadapannya. "Apa?" tanyanya melembutkan suara.

"LO MASIH PA-" Arka terhenti seketika. Ia menghela napas jengah. Melepaskan genggaman Fanya. "ARRGGHH! LO PIKIR AJA SENDIRI APA KESALAHAN LO!" teriaknya, lalu pergi meninggalkan Fanya.

"ARKA!" panggil Fanya menghentikan langkah Arka, namun lelaki itu tak menghiraukannya dan tetap melanjutkan langkahnya. "Emang gila ya lo! Udah ngehancurin Hp gue, malah pergi gitu aja!" lanjutnya berteriak menatap kepergian Arka.

Ia menunduk. Menatap ponselnya yang tak berbentuk lagi dan tentunya tidak bisa digunakan lagi. "Dasar cowok aneh!" gerutunya kesal, lalu menangis. "Hiks... HP gue..."

Pagi hari saat pukul 06.32, Arka baru saja terbangun dari tidurnya.

"Huaamm..." Lelaki itu menguap sembari meregangkan otot-otot tubuhnya. Matanya ia edarkan ke arah samping untuk melihat Fanya, namun seketika ia mengerutkan kedua alisnya saat mendapati gadisnya tidak ada di sampingnya.

"Fanya!" panggilnya, menatap sekeliling kamar mencari keberadaan Fanya.

"FANYA!" panggilnya sekali lagi dengan nada meninggi, namun tak ada jawaban dari Fanya membuat ia berdecak kesal. "Ck! Kemana sih tuh anak? Apa jangan-jangan dia udah berangkat sekolah, ya?" gumamnya, berpikir, lalu meraih ponsel miliknya yang berada di atas nakas untuk melihat jam berapa sekarang.

"Anjir! Udah jam setengah tujuh, kok Fanya nggak bangunin gue?" gerutunya, beranjak dari tempat tidur, untuk segera mandi dan bersiap pergi ke sekolah.

ARFAN [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang