Chapter 8

116K 11.4K 261
                                    

~ARFAN~

Happy reading

~•~

Pernikahan bukanlah sebuah permainan.

~•~

Saat Fanya dan Arka tengah duduk bersebelahan di sofa ruang tamu, tiba-tiba Fanya membuka suara, memecah keheningan yang terjadi diantara mereka berdua.

"Ehem. Arka, gue mau ngomong sama lo," ucap Fanya pada Arka yang tengah asik bermain game online.

Tak ada jawaban dari lelaki itu, Fanya mulai kesal sekaligus malu. Baru kali ini Ia dikacangi oleh laki-laki.

"Arka! Lo denger gak sih?" panggil Fanya sekali lagi dengan kesal pada Arka.

"Hm." dehem Arka singkat, menyahut panggilan Fanya.

"Gue mau nanya," ujar Fanya.

"Apa?"

"Gu-gue mau nanya. Lo yakin mau lanjutin perjodohan ini?" tanya Fanya ragu-ragu.

Mendengar pertanyaan tersebut, seketika Arka mendelik, menatap tajam pada gadis itu. "Kenapa lo nanya gitu?" timpalnya ketus.

"Y-ya, gue cuma nanya aja," jawab gadis itu gugup melihat tatapan Arka.

Arka menghela napas berat. Dia mengubah posisi duduknya menjadi berhadapan dengan Fanya. "Dengerin gue baik-baik. Gue bakal tetap lanjutin perjodohan ini!" ucapnya mendekatkan wajahnya dengan wajah Fanya, memperjelaskan kepada gadis di hadapannya bahwa ia akan tetap melanjutkan perjodohan.

Sontak Fanya menelan salivanya susah, saat mendapati wajah Arka yang hanya menyisakan beberapa centi saja dengan wajahnya.

"T-tapi, kan, kita gak saling suka," timpal Fanya gugup, sembari mendorong Arka perlahan menjauh darinya.

"Bodo amat! Yang penting gue bisa bahagiain Nenek gue," jawab Arka membuat Fanya sakit hati ketika mendengarnya.

Fanya merasa bahwa dirinya adalah boneka yang dengan seenaknya mereka permainkan.

"Ha? Gila. Nggak punya hati lo!" ucap Fanya menatap Arka dengan tatapan yang sulit diartikan, lalu gadis itu pergi meninggalkan Arka di ruang tamu sendirian.

Saat malam hari, kini Fanya dan Arka berada di taman yang tidak terlalu jauh dari rumah Ratih. Mereka menghabiskan waktu bersama, atas permintaan kedua orang tua mereka.

Kegelisahan yang Fanya rasakan malam ini, sebab besok adalah hari pernikahannya dengan Arka, namun ia mencoba untuk menenangkan dirinya dengan membeli minuman untuknya dan juga untuk Arka.

"Nih," ujar Fanya menyodorkan minuman yang ia beli tadi kepada Arka.

"Gak," tolak Arka singkat tanpa menatap Fanya.

ARFAN [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang