Chapter 48

84.9K 8.2K 517
                                    

~ARFAN~

Happy reading

Pagi hari saat waktu menunjukkan pukul 06.21, nampak kini Arka telah bangun lebih dulu dari Fanya.

Ia menguap, menggeliak meregangkan otot-ototnya. Sedangkan Fanya, masih tertidur pulas hingga ia tak menggeliak ketika matahari memancarkan sinarnya melalui kaca jendela.

Arka yang melihat wajah Fanya yang nampak menggemaskan ketika sedang tidur, tiba-tiba langsung mencium pipi sang istri dengan lembut.

Cup.

"Good morning, sayang," ucap Arka  mencium pipi Fanya, lalu memeluk tubuh wanita itu dan dilanjutkan dengan mengelus perut Fanya, untuk sekedar menyapa dede bayi yang berada di kandungan sang istri.

"Hai, sayang," lanjut Arka mengelus perut Fanya. Rasanya Arka sangat bahagia ketika permasalahan di antara mereka telah di selesaikan dengan kepala dingin, meskipun ia harus memberikan persyaratan pada Fanya.

Merasakan sentuhan pada perutnya, membuat Fanya menggeliak terbangun dari tidurnya. "Huaamm..."

Seketika ia terkejut saat mendapati Arka tengah memeluk dirinya sembari mengelus pelan perutnya.

"A-arka?"

"Eh, sayang, udah bangun?" ucap Arka melihat Fanya yang telah terbangun dari tidurnya.

"Iya," jawab Fanya mengangguk lalu tersenyum pada lelaki itu. "Tumben kamu udah bangun duluan?" lanjut tanya Fanya heran, sebab lelaki itu biasanya jam segini belum bangun dari tidurnya.

"Gak tau, kebangun sendiri tadi," sahut Arka.

Fanya mengagguk. "Eum... Yaudah kalau gitu aku mandi dulu, mau bantu Bi Mina sama Mbak Yuni bikin sarapan," ujarnya melepaskan pelukan Arka.

Namun saat ia hendak melepaskan pelukan Arka, lelaki itu malah semakin mengeratkan pelukannya dan tak ingin melepaskan pelukannya dari Fanya.

"Gak usah! Biar Bibi sama Mbak aja yang nyiapin. Kamu di sini sama aku," timpal Arka menatap wajah Fanya. Tak memperbolehkan Fanya untuk beranjak dari tempat tidur.

"Y-yaudah, iya," jawab Fanya terbata-bata.

"Pinter," ucap Arka mengelus puncak kepala Fanya lalu mengecupnya singkat.

Melihat tingkah aneh Arka membuat Fanya merasa sedikit takut dengan lelaki itu. Ia takut jika dirinya tak menuruti Arka maka ia dan Arka akan kembali bertengkar seperti kemarin.

"Kamu kenapa sih?" gumam Fanya menatap heran pada Arka yang masih memeluknya, sembari mengelus perutnya yang semakin membesar.

***

Hari ini Fanya habiskan waktu hanya dengan berdiam di kamar, sembari membaca novel dan bermain ponsel. Sebab Arka tak memperbolehkannya untuk keluar rumah. Bahkan hanya untuk sekedar duduk di halaman depan rumah pun tak Arka perbolehkan.
Sama halnya dengan Fanya, hari ini Arka juga hanya menghabiskan waktunya dengan berdiam di rumah dan mengawasi Fanya sembari bermain game, dan terkadang membaca dongeng.

"Arka," panggil Fanya pada Arka yang tengah bermain game online di ponselnya. Namun kali ini lelaki itu nampak tenang tanpa adanya bacotan ketika bermain game. Entahlah ada apa dengan lelaki itu, mungkin hari ini ia tengah hoki mendapatkan tim yang pro player.

ARFAN [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang